Woko Utoro
Ada ungkapan kematian adalah ketika kehilangan kesadaran. Ungkapan tersebut menandakan peran penting kesadaran. Jika orang tidak sadar maka tidak akan mengetahui siapa dirinya. Ungkapan lain dari para sufi yang lebih tinggi dan mendalam yaitu tidak mengerti dirinya takan mengerti tuhannya.
Kesadaran memang luar biasa. Ibarat ide, kesadaran adalah alat utama manusia berproses. Salah satu fungsi kesadaran adalah mampu membaca mana hal prioritas dan sampingan. Paling sederhana saya contohkan di sini yaitu kisah mahasiswa yang kehilangan orientasi kuliah. Awalnya saya tidak tahu mengapa bisa seseorang mengalami disorientasi utamanya dalam menyelesaikan tugas akhir.
Dulu orang-orang molor kuliah karena faktor menjadi aktivis. Mereka aktif di organisasi, rapat sana-sini, diskusi hingga melakukan aksi. Mahasiswa tipe ini jelas visi misi hidupnya terutama ketika menjadi aktivis kampus era tahun 90an. Sedangkan contoh awal yaitu mahasiswa yang datang dari pulau seberang dengan niat kuliah justru kini berbelok arah. Mereka justru terlena dengan pekerjaan yang menghasilkan uang.
Sebenarnya orientasi pada gaji dan uang tidak salah. Bisa jadi itu sikap realistis yang mereka pilih. Akan tetapi negatifnya adalah kuliah mereka terlantar. Mereka yang awalnya fokus untuk kuliah tepat waktu dan menikmati proses sebagai kaum akademik justru kini malah sebaliknya. Dari itulah mengapa orang tua berpesan untuk fokus dan tidak menggak-menggok. Lantas apa salah orang berorientasi pada uang?
Sekali lagi ini soal orientasi dan kesadaran. Soal memilih mana yang pokok atau sekadar kebutuhan sekunder. Money oriented misalnya bisa dilihat hanya dari alasan yang keluar dari mulut seseorang. Jika ada kata-kata semua hal harus diukur dengan uang maka jelas ini orientasi pada uang yang utama. Padahal tidak semua hal harus diukur dengan uang. Misalnya mengajarkan anak shalat tidak selalu diimingi uang. Karena shalat adalah kewajiban dan jangan sampai uang jadi faktor utamanya.
Mengapa orang berorientasi pada materi jelas bisa jadi soal kebutuhan. Kebutuhan menjadi dasar seseorang bertindak. Kadang tindakan tersebut tidak berarah jika tidak terkontrol. Seharusnya di sini kita bisa belajar bahwa segala sesuatu tidak diukur dengan uang. Karena konsep rezeki itu luas. Bisa jadi pertemanan, kekeluargaan, kesehatan dan kepercayaan adalah rezeki berlimpah serta sangat mungkin tidak bisa dinilai oleh uang.
Yang jelas apapun itu seharusnya orang bisa memahami mana hal yang perlu didahulukan. Untuk memahami hal itu jelas kuncinya adalah belajar. Jika hal kecil berkaitan kesadaran diabaikan maka orang bisa cenderung sekarep dewe. Yang paling mengerikan adalah kecenderungan impuls, menguasai sampai bertindak refresif demi memuluskan keinginan. Inilah yang perlu ditekan dan dimanajemen agar tidak terlewat batas. Sebab sifat dasar manusia adalah memperbudak manusia lainnya terlebih yang punya kuasa dan kekayaan.[]
the woks institute l rumah peradaban 3/6/24
Komentar
Posting Komentar