Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2025

Memaknai Hari Santri 2025

Woko Utoro  Perdebatan mengenai siapa santri, apa pengertian santri saya kira sudah selesai. Saat ini yang terpenting adalah bagaimana cara memaknai hari santri sebagai sebuah tonggak peradaban. Di momen hari santri sebenarnya kita diingatkan tentang banyak hal. Maka dari itu memaknainya jauh lebih utama daripada sekadar seremonial belaka. Pertama , bahwa hari santri itu rahmat Allah yang harus disyukuri. Terlepas hadir lewat cara politik. Yang jelas hari santri adalah bentuk negara menghormati kaum santri. Peran, kiprah, kontribusi dan sejarah kaum santri tidak bisa diabaikan. Sehingga dari itulah negara memiliki hutang budi kepada kaum santri. Kedua , santri jangan terlena karena kontribusi, jasa atau kebesaran nama pesantren. Harusnya santri berpikir mendalam bagaimana cara untuk terus menghidupkan warisan para masyayikh. Hal tersulit bukan meraih melainkan mempertahankan. Terutama dalam kaitannya menjaga marwah pesantren, ta'lim ta'alum, nasyrul ilmi, khidmah da...

Pesan Untuk Temanten

Woko Utoro  Beberapa waktu lalu saya diminta oleh Widayanti untuk hadir dipernikahannya. Saya bilang tidak bisa, selain karena kesibukan tentu sebagai artis jadwal bookingnya mahal (kami pun tertawa). Widayanti adalah adik kelas kami sejak di MTs, Aliyah hingga kuliah. Kebetulan kami satu almamater yaitu Nurul Hikmah Squad baik di Gantar maupun Haurgeulis. Singkat kisah Widay sapaan akrabnya mengabari saya jika ia pamit untuk menikah. Saya bilang oke ndak papa, semoga lancar dan berkah. Lantas ia pun langsung meminta agar saya memberi nasihat. Tanpa berlama-lama saya pun menuliskan spesial buatnya. Dan memang hanya itu yang saya mampu. Pesan ini tentu tidak hanya untuk Widay tapi semua orang dan saya secara pribadi. Pertama,  berkaitan dengan nikah sudah jelas yaitu bertujuan untuk mengikuti sunnah Nabi-Nya. Melahirkan generasi terbaik dan tujuan menggapai ridha Allah SWT. Tidak ada pesan lain kecuali segala sesuatu bersandar kepada Allah SWT. Kedua , saya dapat pe...

Kiai NU Plosokandang Menggugat Cafe Njoget-joget

Woko Utoro  Rabu, 15 Oktober 2025 pengurus NU Ranting Plosokandang berkumpul di balai desa Plosokandang guna melaksanakan kegiatan Bahtsul Masail (BM). Kebetulan saya sendiri turut mempersiapkan beberapa sumber literatur. Karena pada malam sebelumnya Abah kami mengajak diskusi perihal ini. Tanpa berlama-lama nukilan beberapa literatur kitab pun sudah kami print. Esoknya barulah para sesepuh, pengurus dan perangkat Desa Plosokandang berkumpul guna membahas problematika yang ada. Pembahasan BM kali ini berkaitan dengan hukum cafe yang menyediakan DJ (pemandu musik plus njoget-joget) tapi di sisi lain mereka mengadakan acara shalawat dan santunan anak yatim. Cafe yang dimaksud adalah @blenk.space dan kebetulan berada di wilayah Kudusan Plosokandang. Mungkin jika lokasinya tidak di Plosokandang akan berbeda cerita. Karena selama ini Kepala Desa Plosokandang Bapak Agus Waluya berkomitmen Plosokandang menjadi desa zero criminal atau steril dari PEKAT. Dari sanalah akhirnya m...

Perbaiki Drainase Baru Bicara Samudera

Woko Utoro  Pada peringatan 68 tahun UIN Jakarta, Prof Nasaruddin Umar berkata bahwa PTKIN seperti UIN ibarat samudera. Secara umum UIN di Indonesia tidak sekadar mencetak ilmuan atau saintis tapi lebih dari itu. UIN berbeda dengan sekolah tinggi lainnya yaitu bertujuan sebagai penegak konstitusi, melanjutkan jalan dakwah dan berkarakter seperti motto Kementerian Agama. Pertanyaan berkembang apakah fakta di lapangan sudah bicara demikian. Tentu masih belum bisa dikatakan merata. Secara kuantitas saja PTKIN masih jauh dari PTN. Misalnya menurut BPS di tahun 2024/2025 PTKIN di Indonesia baru berjumlah 59 unit. Masih kalah dengan PTN yaitu 145 unit (PPDDikti 2024). Belum lagi bicara kualitas yang tentunya jika dikaitkan dunia kerja dan sains, PTN masih unggul dari PTKIN. Pertanyaan selanjutnya lantas apa yang harus diperbaiki atau dievaluasi. Sederhana saja sebelum bicara samudera kita harus membincang sungai-sungai atau bahkan drainase. Jika Prof Nasaruddin Umar mengilust...

Nasehat Untuk Para Pemimpin

Woko Utoro  Alhamdulillah semalam usai sudah acara pemilihan lurah PPHS untuk periode 2025-2026. Terpilihlah dua insan dari Timur yaitu Mr Habib Al Anshori An Naumi dan Kang Nizar Fawaz Al Badangy. Walaupun acara pemilihan begitu sederhana tapi tidak meninggalkan kesan istimewa. Sejak awal acara dimulai dengan pembacaan Maulid AlBarzanji, pemilihan lurah dan rapat persiapan Lailatus Shalawat. Setelah semua usai dan dipungkasi dengan makan donat bersama. Harusnya ada ramah tamah, nasehat-nasehat dan musyafahah. Tapi walaupun tidak ada saya menganggap nasehat itu hadir terkhusus untuk diri sendiri. Pertama , bahwa di PPHS itu unik. Berbeda dengan pondok lain yang penuh dengan kesan formal. Yang jelas di sini santri guyub rukun, raket satu sama lain sudah bagus. Karena secara kuantitas santri PPHS hanya dihitung jari. Maka dari itu pertahankan, rawat dan jaga yang masih tersisa. Kedua , jalankan kegiatan pondok semaksimal mungkin. Jangan di balik yaitu kegiatan pondok mini...