Woko Utoro
Beberapa waktu lalu saya diminta oleh Widayanti untuk hadir dipernikahannya. Saya bilang tidak bisa, selain karena kesibukan tentu sebagai artis jadwal bookingnya mahal (kami pun tertawa). Widayanti adalah adik kelas kami sejak di MTs, Aliyah hingga kuliah. Kebetulan kami satu almamater yaitu Nurul Hikmah Squad baik di Gantar maupun Haurgeulis.
Singkat kisah Widay sapaan akrabnya mengabari saya jika ia pamit untuk menikah. Saya bilang oke ndak papa, semoga lancar dan berkah. Lantas ia pun langsung meminta agar saya memberi nasihat. Tanpa berlama-lama saya pun menuliskan spesial buatnya. Dan memang hanya itu yang saya mampu.
Pesan ini tentu tidak hanya untuk Widay tapi semua orang dan saya secara pribadi. Pertama, berkaitan dengan nikah sudah jelas yaitu bertujuan untuk mengikuti sunnah Nabi-Nya. Melahirkan generasi terbaik dan tujuan menggapai ridha Allah SWT. Tidak ada pesan lain kecuali segala sesuatu bersandar kepada Allah SWT.
Kedua, saya dapat pesan juga dari seorang guru jika nikah kuncinya shalat dan solot. Shalat adalah dimensi ritual ibadah hubungannya kepada Allah. Sedangkan solot diambil dari bahasa Jawa Dermayu yaitu gigih, giat, rajin, terampil dan semangat. Dalam konteks bekerja maka seseorang harus solot. Insyaallah jika shalat dan solot dipegang teguh maka hidup akan nikmat. Solot saja tanpa shalat hidup jadi tidak berkah. Shalat saja tanpa solot hidup tak realistis.
Ketiga, orang memilih menikah adalah seni merajut kesabaran. Kata Gus Baha jika kita belum bisa sabar maka jangan dulu menikah. Sebab saat berumah tangga ujian kesabaran akan datang dari orang tersayang. Termasuk kesabaran dalam menunggu momongan, kepemilikan harta, pekerjaan, serta omongan tetangga.
Keempat, saat berumah tangga nanti hindari konflik sebisa mungkin. Walaupun kita sadar cekcok itu pasti ada karena memang seninya rumah tangga. Tapi sebisa mungkin kita ringan saja, mula'abah atau bercengkrama, bermain-main, bercanda agar tetap harmonis.
Kelima, jangan lupa segala sesuatu itu harus diselesaikan dengan bermusyawarah. Segala sesuatu harus terbuka karena suami istri ibarat pakaian. Satu sama lain harus saling jaga dan tidak boleh menjatuhkan. Dulu saat sendiri mereka boleh individu tapi saat ini mereka adalah tim. Karena tim maka harus kompak sebab menikah itu bukan sehari dua hari melainkan sepanjang hayat.[]
Selamat menempuh hidup baru Widayanti dan Ade Sarman. Berkah selalu.
the woks institute l rumah peradaban 17/10/25
Komentar
Posting Komentar