Woko Utoro Saya pernah iseng bertanya pada seorang guru tentang asmara dan perempuan. Pertanyaan saya adalah katanya di akhir zaman perbandingan perempuan dan laki-laki yaitu 1:4. Tapi dengan jumlah yang lebih banyak perempuan mengapa laki-laki sulit menemukan pasangannya. Seharusnya menurut logika tak kesulitan menemukannya. Usut punya usut pernyataan tersebut tidak bisa disamakan dengan logika berpikir matematik. Artinya perihal pasangan 1:4 itu adalah bersifat kuantitatif. Sedangkan perihal jodoh selalu berkaitan dengan kualitatif. Fakta di lapangan memang demikian kadang banyak hal tak masuk akal justru malah masuk akal. Ada perbedaan warna kulit, suku, bahasa atau minat serta passion tapi bisa berjodoh. Ada juga yang baru kenalan bisa melenggang ke pelaminan. Ada yang bertahun-tahun pacaran ternyata jodohnya bersama orang lain. Ada juga yang satu dengan lainnya cocok akan tetapi orang tuanya tidak merestui. Serta banyak lagi kisah serta pola jodoh yang berkembang di masyarakat. Ya...
Sebuah laman sederhana milik sang anak gembala dari daerah BBT Mekarjaya Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu. laman ini berisi renungan dan jejak langkah tiap hari yang selalu di lalui oleh penulis. sehingga mengabadikan momen adalah salah satunya. Walaupun tulisan ini tidak sempurna, maka penulis menyebutnya sebagai sebuah sampah kata. Semoga bermanfaat