Woks
Apa benar orang bertubuh kecil selalu identik dengan zuhud lebih lagi diidentikan dengan perut. Atau mungkin anda pernah dengar riwayat bahwa orang gemuk mudah masuk neraka karena terlalu banyak makan. Barangkali di sinilah perlu kita cari akar permasalahannya. Apakah benar demikian.
Sejak lama zuhud memang selalu identik dengan makanan akan tetapi istilah paling tepat yaitu wara/wirai. Orang-orang sufi selalu punya pantangan terhadap makanan syubhat (tidak jelas) lebih lagi yang haram. Tidak hanya makanan akan tetapi juga pada cara berpakaian, berjalan dan bersikap termasuk bicara dan memandang orang lain.
Zuhud dan wara sebenarnya berbeda, jika zuhud yaitu sikap yang mengenyampingkan dunia sedangkan wara ialah sikap berhati-hati terhadap perkara syubhat (samar-samar). Dalam Kitab Wasiyatul Musthofa dijelaskan bahwa:
ومنالورع انيتحرّزعن السّبع وكثرةالنّوم وكثرةالكلام
Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk menggapai wirai' yaitu menahan untuk kenyang, jangan terlalu banyak tidur dan jangan banyak bicara yang tidak bermanfaat.
Lebih jauh lagi penyebab orang memakan makanan yang syubhat, maka agama orang tersebut menjadi tidak jelas, hati orang tersebut menjadi gelap/hitam. Barang siapa yang memakan makanan haram maka hati orang tersebut menjadi mati, agama orang tersebut menjadi enteng, keyakinannya menjadi lemah, Allah menghalangi doa dan ibadah orang tersebut.
Begitulah jadi jika si cungkring dianggap sebagai zahid sebenarnya tidak juga salah. Akan tetapi lebih tepatnya sedang belajar wara. Maka dari itu cuma karena tubuh cungkring, kurus kerontang seseorang dikatakan zuhud itu kurang tepat, yang tepat itu wirai.
Sebenarnya point pentingnya bukan soal bentuk tubuh akan tetapi bagaimana ketakwaanya. Orang gemuk dan kurus tidak menjamin jika sudah berkaitan dengan nilai ibadah. Semua orang berpotensi menjadi baik dan terus memperbaiki kehidupannya.
the woks institute l rumah peradaban 26/921
Komentar
Posting Komentar