Langsung ke konten utama

Wali Mastur : Emmeril Kahn Mumtadz?




Woks

Anak sulung Kang Emil, Emmeril Kahn Mumtadz atau biasa disapa Eril telah dikebumikan di makam keluarga Cimaung Kabupaten Bandung. Saat pemberitaan mengabarkan ia tenggelam di sungai Aare Swiss, Eril langsung menjadi topik perbincangan. Siapa dia dan bagaimana sosoknya selalu menjadi pertanyaan warganet.

Eril yang lahir di New York, lalu meninggal di Swiss dan dikebumikan di Bandung Indonesia merupakan kejadian yang sudah dalam garis takdirnya. Apalagi ia meninggal dalam keadaan tenggelam yang oleh sebagian ulama masuk kategori syahid akhirat. Eril memang anak gubernur akan tetapi popularitasnya tidak seperti artis, barulah ketika kemangkatanya pada 26 Mei 2022 orang menyadari bahwa ia memang sosok luar biasa.

Di usianya yang ke-23 tahun kata Ridwan Kamil, Eril memang belum cukup untuk berkarya besar. Akan tetapi hal-hal kecil itulah satu persatu muncul ke permukaan. Segala hal baiknya terbuka seperti sengaja Allah hadirkan buat pelajaran bagi sesama kita. Eril kita tahu sosok yang suka berbagi kepada sesama terutama ketika pandemi melanda. Jika melihat sekilas dari fakta mengenainya tentu hal ini merupakan ciri wali mastur atau wali tersembunyi. Wali Allah memang ada yang sengaja disembunyikan dan baru diketahui oleh orang saat kepergiannya.

Melihat segala kemungkinan yang telah menjadi jariyah Eril makamnya di Cimaung berpotensi banyak yang menziarahi. Hal itu juga yang sering diutarakan oleh Sunan NKRI Prof. Dr. KH. Yudian Wahyudi suatu ketika. Kata Kiai Yudian Wahyudi ia sudah mengonsep saat nanti kemangkatanya menuju Allah agar di makamkan di rest area. Tujuannya satu agar banyak orang yang menziarahi. Tentu bukan hanya bermodal tempat strategis melainkan amal baik yang ditinggalkan. Tapi jika boleh mengulas Kiai Yudian secara singkat selain ketua BPIP beliau juga orang terkenal di PTKIN, mantan Rektor UIN Jogja dan pastinya beliau satu-satunya orang Indonesia yang tulisannya di submit di Harvard University yang terkenal angker itu.

Eril tentu kita tahu di usianya yang singkat telah meninggalkan budi baik bagi semua orang yang mengenalnya. Pemberitaan beredar bahwa ia sosok sholeh dan berbakti pada orang tua. Ia juga tidak neko-neko dan pastinya ringan tangan. Karya terbaik Eril di akhir hidupnya adalah meninggal saat bertujuan menimba ilmu serta berkorban ketika memastikan keluarganya aman dari arus deras sungai Aare. Maka dari itu wajar saja jika Eril dielu-elukan dan banyak orang yang mendoakannya.

Jika makam Eril berpotensi diziarahi karena di sana akan dibangun Masjid Al Mumtadz. Kita tahu selain berziarah orang pasti akan berswa foto di masjid yang diarsiteki oleh Ridwan Kamil ayah Eril sendiri. Tentu kita juga mengingat Nike Ardilla sang diva kondang yang meninggal di usia muda. Orang banyak menyangka ia sosok fenomenal lagi kontroversi saat kematiannya. Akan tetapi dalam Buku Wali Brandal Tanah Jawa, George Quinn menyangkal bahwa kini Nike Ardilla banyak yang menziarahi.

Orang baru tahu bahwa Nike Ardilla ternyata sosok yang baik hati. Ia juga tercatat sebagai anak angkat atau memiliki guru spiritual dari tanah Banjar yang tak lain adalah Syeikh KH. Zaini Abdul Ghani atau orang menyebutnya Guru Sekumpul. Baik Nike Ardilla atau Eril atau siapapun pasti bisa berpotensi menjadi wali Allah. Asalkan syaratnya terpenuhi setidaknya ia dalam jalur keimanan, tidak maksiat, selalu berbuat baik pada sesama, ahli ibadah dan ketika wafatnya tubuhnya harum semerbak. Selamat jalan A Eril, kami mengenangmu. Al Fatihah

Baca juga artikel terkait Eril di link berikut : http://wokolicious.blogspot.com/2022/06/belajar-kehilangan.html

the woks institute l rumah peradaban 15/6/22

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...