Woks
Kawan, tadi aku mengunjungi pusaramu. Aku datang sejenak dan akan pergi lagi. Maafkan, aku tak membawa banyak hal seperti kebanyakan orang selain setangkai fatihah buatmu.
Kawan, aku masih ingat bahkan sangat segar diingatan saat pertama kita berjumpa. Sedangkan engkau sudah dipenuhi segala bully dan caci maki. Tapi saat itu pula aku mengenal diriku sendiri sebagai manusia yang penuh kealpaan.
Kawan, mungkin saat ini engkau telah lebih dulu bersua Allah dan Kanjeng Nabi Muhammad saw. Engkau telah melewati masa sulit hidup di dunia yang penuh kefanaan ini. Sedang diriku di sini masih berjuang mengikis kejahiliyahan.
Kawan, sudah berapa lama kita tak berjumpa. Atau sudah berapa hal baik yang telah kita lewati bersama. Sesekali aku mengenang saat pertemuan akhir kita diacara reuni kecil itu.
Kawan, aku mengenangmu sebagai pribadi baik yang meninggalkan arti kepasrahan, pantang menyerah, menyukai shalawat dan mencintai mesjid.
Kawan, doakan terus semoga aku bisa melewati segala rintangan di dunia ini. Semoga aku bisa mengikuti jejak langkah Nabi Muhammad sesuai apa yang kau katakan dulu. Bahwa kita harus bisa brayan urip karo sapa bae.
Kawan, di sana bagaimana rasa dan apa yang kau alami. Beri tahu aku tentang apa yang kau temui. Sesekalilah hadir ke mimpiku agar aku bisa mempersiapkan perbekalan hidup di sana. Aku sadar bahwa sebanyak apapun kebaikan dan amal tak akan ada artinya jika dibandingkan dengan keridhoan Gusti Allah SWT.
Kawan, waktu kita memang teramat singkat. Tapi semoga pertemuan ini bisa terus membuat kita sambung. Aku meyakini bahwa antara dunia dan barzakh tak jauh berbeda atau lebih tepatnya beda tipis.
Kawan, jika esok aku tak mengunjungimu yakinlah doa-doaku selalu menyelinap lewat dimensi manapun. Kawan, semoga kita bersua lagi, cerita lagi dan semoga pertemanan kita abadi. Al Fatihah
Harco, awal Januari 2021
Komentar
Posting Komentar