Langsung ke konten utama

Mlebu Swargo Lewat Kampungdalem




Woko Utoro


Semalam saya dan teman bisa hadir dalam acara muludan. Sudah mashur bahwa muludan adalah istilah khas untuk menyebutkan peringatan hari lahir Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Muludan atau maulid, milad yang akar katanya sama berarti lahir, kelahiran. Dalam hal ini tentu kelahiran manusia agung se jagat yaitu Rasulullah Muhammad SAW. 


Acara muludan kali ini bertempat di Kelurahan Kampungdalem atau utara Polres Tulungagung. Atau di depan jalan penghubung menuju Mushola Al Falah komplek utara. Kebetulan bertindak mengisi mauidoh hasanah adalah Romo KH Muhson Hamdani (Pengasuh PP Sunan Kalijaga PPHM Ngunut) sekaligus Rais Syuriyah PCNU Tulungagung. 





Acara muludan kali ini lumayan menguras tenaga. Pasalnya Kiai Muhson tiba di acara hampir pukul 10 malam. Beliau sedikit terlambat karena memang lepas mengisi di tempat pertama yaitu di Jepun. Tapi walaupun demikian antusias warga masih tetap bertahan. Salah satunya hadrah masih bertalu-talu mengiringi suasana malam. Walaupun menurut informasi tim hadrah adalah kali pertama ini mereka tampil. 


Sambil duduk menerima tamu dan menikmati secangkir kopi kami mendengar ceramah Kiai Muhson yang lugas dan mudah dipahami. Kata beliau peringatan maulid nabi setidaknya ada 3 alasan utama yaitu : ungkapan rasa syukur atas kelahiran Kanjeng Nabi Muhammad SAW, mengingat dan mengamalkan sunnah, serta meneladani sebisa mungkin akhlak beliau. 


Dari hal itulah menjadi modal untuk kita masuk surga lewat jalur mahabbah pada Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Maka kata Kiai Muhson masuk surga itu sebenarnya mudah yaitu miftahul jannah, Lailahaillah Muhammadur Rasulullah. Tapi ada yang unik kata Kiai Muhson seperti dalam syair, "Lawang swargo regane murah nanging anehe akeh sing wegah, lawang neroko regane larang nanging seng seneng sak pirang-pirang".


Lirik syair tiket surga tersebut seperti menggambarkan kondisi terkini. Maka kata Kiai Muhson apakah kita layak masuk surga selain karena wasilah cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Inilah pentingnya kita terus memperingati maulid nabi agar terus diingatkan bahwa Kanjeng Nabi Muhammad SAW telah mewariskan banyak hal dalam hidup salah satunya cahaya iman dan Islam. Semoga kita bisa terus istikomah dalam mengikuti Kanjeng Nabi Muhammad SAW. []


The Woks Institute rumah peradaban 29/9/24

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Pecinta Amatiran

Woko Utoro  Kiai M. Faizi pernah ditanya apa yang ingin beliau lakukan setelah memahami sastra. Kata beliau, "Saya ingin menjadi amatir". Bagi Kiai M. Faizi menjadi amatir berarti tidak akan disebut mahir. Orang amatir akan selalu dianggap masih belajar. Orang belajar bisa saja salah. Walaupun begitu salah dalam belajar akan disebut wajar. Berbeda lagi ketika orang disebut mampu alias mumpuni. Masyarakat menganggap jika orang ahli bahkan profesional haruslah perfect. Mereka selalu dianggap tak pernah salah. Dan memang sesuai dengan pikiran kebanyakan orang jika sempurna itu harus tanpa noda. Akibat stigma ahli dan profesional masyarakat berespektasi harus sempurna. Masyarakat lupa bahwa setiap orang tidak bisa menghindar dari celah. Dalam arti bahwa setiap orang bisa saja pernah salah. Soal ini tentu yang terbaru adalah kasus Gus Miftah. Kasus Gus Miftah dianggap menghina pedagang es teh karena umpatan gobloknya menjadi viral. Pertanyaan kita mengapa netizen selalu brutal dal...

Zakat Sebagai Sarana Ritual dan Kesehatan

Woks Secara bahasa zakat berarti suci, berkembang, dan berkah. Dalam istilah fikih zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kepemilikan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya dengan aturan syariat. Dalam agama apapun zakat telah disyariatkan walaupun cara dan subjek wajib zakatnya sedikit berbeda. (Syahruddin, 2014:73) Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, zakat baru disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah walau dalam al Qur'an telah dijelaskan sebelum Islam datang, umat-umat terdahulu juga telah mengenal zakat. Setiap Nabi memiliki cara zakatnya tersendiri seperti zaman Nabi Musa yang memerintahkan menzakati hewan ternak seperti unta, kambing dan lembu. Bahkan Nabi Musa juga pernah meminta agar Qorun mengeluarkan zakatnya. Zaman Nabi Isa pun tak jauh berbeda yaitu meminta orang-orang yang kaya untuk mengeluarkan zakatnya kepada yang miskin. Saat ini kita masih mengikuti syariat zakat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dengan penje...