Woko Utoro
Seseorang datang pada ku. Katanya hidup ini makin aneh. Ia sendiri merasakan ketidakberesan itu. Ia lalu menyodorkan apa ada yang salah dari yang saya baca. Kata ku padanya tidak ada yang salah. Hanya saja kita memerlukan apa yang seharusnya diperlukan. Ya teman ku tersebut kesulitan dalam mengelola emosinya. Apalagi jika soal pasangan, katanya ia selalu bingung bagaimana cara memulai.
Aku katakan padanya bahwa terkadang kita memerlukan bacaan untuk menangkap imajinasi. Lewat bacaan itulah sebenarnya kita tengah belajar mengelola emosi. Terutama berkaitan dengan empati yang beberapa dekade ini terganggu akibat adanya medsos. Maka bacaan seperti sastra nampaknya perlu kita coba untuk mendarasnya. Aku pun mencoba menjelaskan padanya tentang titik temu dalam otak yang dapat dipahat melalui tiga cara yaitu bacaan, visual dan audio visual.
Coba perhatikan bagaimana pandangan anda ketika membaca kalimat, "Reranting itu telah dipatahkan oleh keserakahan" dengan anda melihat gambar ranting pohon atau video ranting pohon patah lalu jatuh. Pasti respon kita berbeda ketika membaca tiga hal tersebut. Tapi yang jelas bagiku hal pertama lah yang efeknya paling nendang. Coba saja dulu sebelum ada audio visual lewat reel, feed, story hingga layar besar di YouTube. Orang melahirkan imajinasi melalui kata-kata. Jadi hematnya melukis dengan kata-kata itu lebih luar biasa daripada melihat gambar atau gambar bergerak.
Nah kata ku padanya bahwa itulah pentingnya kita memiliki imajinasi. Karena Einstein sendiri pernah berkata bahwa imajinasi itu mahal harganya. Dengan imajinasi kita bisa menyentuh masa depan. Jangan dibayangkan imajinasi sama dengan angan kosong. Imajinasi selalu lahir dan tumbuh dari panjangnya proses kehidupan. Salah satu potret kehidupan bisa kita dapatkan dari bacaan sastra.
Melalui bacaan sastra lah kita melihat gambaran utuh kehidupan manusia secara lebih dekat. Maka tidak salah jika bacaan sastra kita banyak sekali, kaya imajinasi sekaligus membuat hati lembut. Hati yang peka dan sensitif terhadap dinamika kehidupan. Sastra membantu setidaknya untuk mengenali diri sendiri dan pasangan.[]
the woks institute l rumah peradaban 30/11/25
Komentar
Posting Komentar