Langsung ke konten utama

Perahu Keselamatan

Woko Utoro 

Suatu waktu Ustadz Wijayanto berceramah di Masjid Agung Magelang. Beliau berpesan kepada jama'ah jika berdo'a setidaknya meminta 4 hal. Jika 4 hal itu terus kita dengungkan insyaallah akan selamat. Pertama, minta keselamatan dalam beragama. Kata beliau di era modern ini jangan sampai agama dan keimanan kita tergadai. Oleh apapun itu bahwa keimanan lebih mahal dari isi dunia.

Kedua, minta sehat dan afiyat nya jasad. Bahwa banyak orang sehat secara lahir tapi sakit batinnya. Banyak orang yang bertubuh kekar, gempal dan kuat fisiknya ternyata mereka sakit. Misalnya orang meninggalkan shalat walaupun jasadnya sehat sebenarnya batinnya sakit. Jadi harus utuh ya sehat jasmani ya sehat rohani.

Ketiga, minta ditambahkan ilmu. Bahwa ilmu adalah petunjuk jalan kita menuju Allah. Dalam Ta'lim Muta'alim dijelaskan bahwa orang bodoh mengaku pintar itu bahaya. Tapi orang pintar yang melakukan sesuatu tidak berdasarkan petunjuk agama lebih merusak daripada orang bodoh melakukan ibadah tanpa ilmu. Maka dari itu memohon ditambahkan terus ilmu adalah jalan agar kita selamat dunia akhirat.

Keempat, minta agar diberikan rizki yang berkah. Apa gunanya memiliki materi bertumpuk jika keluarga bubrah. Apa guna rumah mewah harta berlimpah jika hidup tak terarah. Maka dari itu keberkahan rezeki adalah faktor utama. Berkah itu tidak ada hitungannya alias bukan sedikit banyaknya melainkan cukup. 

Berkah itu kuasa ilahi dan memang sesuatu yang tak pernah kita duga. Berkah itu tidak bisa dilihat rupa tapi dapat dirasakan. Bisa jadi di balik kita yang hingga hari ini diberi umur, kesehatan dan iman itu juga berkah luar biasa dari Allah SWT.[]

the woks institute l rumah peradaban 6/12/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...