Woks
Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan mengikuti acara keren yaitu Todoki Book di Rumah Ungu Sumbergempol. Acara ini nampak spesial karena pembedah buku langsung oleh seorang dosen. Beliau adalah Bapak M. Alhada F. Habib. Buku yang dibedah yaitu Sosiologi Ekonomi karya Muhammad Adlin Sila.
Acara ini dihadiri hanya sekitar 5 orang peserta akan tetapi secara online dihadiri lebih dari itu. Ya acara ini dilaksanakan secara online lewat akun IG Dulur Dermayu. Dari acara yang singkat lalu dilanjutkan dengan buka bersama tersebut saya mendapat banyak pengetahuan baru. Beberapa catatan telah saya siapkan di antaranya:
Bahwa ekonomi itu tak lain didasari adanya semangat untuk memperkaya diri. Semangat itulah yang akhirnya menjadi tulang punggung ekonomi modern dengan kapitalismenya.
Dalam buku tersebut Pak Hada menjelaskan bahwa di negara-negara maju seperti di China, Amerika, Jepang, Korea atau Kanada memiliki kunci untuk meningkatkan ekonominya. Dua hal setidaknya paling mencolok yaitu peningkatan strategi ekonomi dengan nilai budaya dan agama. Hal itu pula sekaligus melahirkan studi sosiologi ekonomi sejak tahun 1960an. Maka kesimpulannya adalah kemajuan ekonomi suatu negara tergantung sejauh mana menjunjung tinggi nilai budaya dan
nilai agama. Dalam konteks kemajuan negara tersebut berawal dari dogma pada ajaran Calvinis lewat sekte gereja.
Satu hal yang menarik dari buku tersebut sekaligus menjadi ide besar isi buku adalah pandangan Adlin Sila selaku penulis. Ia membuat gebrakan pendapat bahwa hanya lewat ajaran dan nilai-nilai agamalah ekonomi dapat melesat. Jika ditarik dalam konteks ini adalah agama Islam lewat teladan agung Baginda Nabi Muhammad SAW. Sistem ekonomi yang telah dicontohkan nabi tak lain merupakan cara tidak hanya meraup keuntungan tapi meraih keridhoan. Dalam bahasa populer disebut ekonomi berertika atau sebuah cara memunculkan kebaikan dan kebersamaan untuk meraih berkah. Di sinilah peran syariat menjadi dasar utama seseorang dalam berniaga.
Maka tidak salah bahwa untuk meningkatkan ekonomi asalkan bertumpu pada nilai-nilai kearifan di masyarakat dan berpegang teguh pada ajaran agama pasti menjadi solusi utamanya.
the woks institute l rumah peradaban 1/4/23
Komentar
Posting Komentar