Langsung ke konten utama

Diskusi Buku Dzikir Pena Santri




Woks

Srigading- Pada malam 22 Oktober 2021 atau bertepatan dengan hari santri PP. Himmatus Salamah Srigading mengadakan bedah buku. Buku yang dibedah yaitu "Dzikir Pena Santri" karya beberapa orang dari hasil lomba esai PCNU Kota Malang pada 2016 lalu. Buku tersebut sengaja dibedah memang juga merupakan mandat dari kawan-kawan penulis untuk diperkenalkan dalam pesantrennya masing-masing. Harapannya tentu agar santri mampu melek literasi. Karena dewasa ini pesantren perlu mengeksplorasi khazanah keilmuan dalam media tulis.

Mas Woko sebagai pemantik juga seorang santri tulen dan salah satu penulis dalam buku tersebut mengatakan bahwa buku itu adalah amanat untuk dibedah bersama. Untuk edisi pertamanya dibedah di Pondok Pesantren Literasi Darun Nun Malang asuhan Al Ustadz Halimi Zuhdi. Buku tersebut kategori antologi yaitu dituliskan secara bersama-sama. Dalam buku tersebut membahas tentang isu radikalisme, penguatan nasionalisme, inovasi santri dan teknologi, santri dan ekologi, pesantren dan ekonomi, kearifan lokal, sastra pesantren hingga kontribusi santri membangun negeri.

Dalam kesempatan ini beberapa peserta memberi tanggapan mengenai ketertarikan mereka akan isu kearifan lokal. Maka dengan melihat pola diskusi tersebut kita memang sejatinya diundang untuk bagaimana menarasikan kehidupan pesantren dan masyarakat yang penuh dengan nilai-nilai moral. Tidak hanya itu kearifan kiai adalah literasi berharga yang umat harus tau akan mutiara itu. Jangan sampai umat menyesal ketika para kiai pergi mengahadap kehadiratNya.

Diskusi buku ini merefleksikan kepada santri semuanya untuk terus berkiprah dalam bidangnya masing-masing. Karena menurut KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur bahwa kebaikan seorang santri tidak diukur ketika mereka berada di pondok melainkan ketika nanti sudah berada di tengah masyarakat. Maka dari itu buktikan kepada masyarakat bahwa kita adalah santri yang baik. Semoga saja Allah swt terus membimbing kita menjadi santri yang baik. Diberikanya kekuatan untuk terus berjuang menebar benih kedamaian dari para ulama pewaris para nabi.

the woks institute l rumah peradaban 30/11/21

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...