Woko Utoro
Seseorang di hadapan kenangan adalah kuli. Sekuat apapun mereka berupaya mengangkut kenangan tak bisa dibawa. Kenangan akan selalu parsial. Kita hanya bisa memungut yang tercecer. Kenangan tak akan bisa dibawa, tak mampu dipindahkan juga tak kuasa diulang. Kenangan tak bisa digantikan. Kenangan tak bisa dimusnahkan. Kenangan itu abadi bagi mereka yang menolak lupa.
Sekeras apapun orang berupaya memungut kenangan toh tak akan mampu. Karena bagaimanapun juga kenangan selalu tertinggal. Jika pun bisa diangkut kenangan hanya separuh saja. Sebab separuh lain telah tinggal dan menetap di hati.
Siapa orang yang mengingkari kenangan ia tak tau hak asasi. Karena kenangan itu dibentuk, dirumuskan oleh mereka yang tak ingin amnesia. Jika pun orang tak ingin mengenang pengalaman pahit toh semua bukan kesalahan. Tapi kenangan menjelma tragedi, memusatkan pikiran pada perjalanan.
Lantas seberat apapun kenangan yang tersimpan berusaha saja memikulnya. Walaupun seandainya bukan pengalaman indah toh hidup memang demikian selalu menyuguhkan bahagia dan derita. Hidup memang tak harus selalu beruntung. Hidup hanya soal berproses, mencoba, berjuang tanpa henti.
Jika hidup sudah tak kuasa dieja, juga sulit dibaca. Lantas apa hendak dilakukan selain berpasrah kepadaNya. []
The Woks Institute rumah peradaban 14/8/24
Komentar
Posting Komentar