Woks
Menulis tentu kita tahu kaya akan manfaat. Banyak orang yang telah membuktikan bahwa dengan rutin menulis setiap pagi maka toxin dalam tubuh akan keluar. Endapan pikiran dan emosi negatif juga keluar bersama dengan proses berpikir. Selain itu menulis juga dapat menghindari resiko terkena penyakit alzheimer atau nyeri di kepala.
Ada satu hal lain yang menarik dari menulis selain dapat membantu dalam kerja metabolisme tubuh yaitu mendeteksi emosi diri sendiri maupun orang lain. Dalam disiplin ilmu psikologi hanya lewat tulisan tangan seseorang dapat dibaca kepribadiannya. Ilmu itu disebut grafologi, di mana guratan tulisan tangan membawa arti tertentu. Bagi grafolog tentu akan mampu dibaca dari tulisan seseorang dengan pendekatan tertentu. Artinya setiap kata yang ditulis atau hanya sekadar goresan semua bisa dibaca.
Kemampuan membaca orang lain tentu tidak mudah walaupun tidak menyebut sulit. Kerja-kerja demikian itu bisa diampu oleh psikolog sebagai pakar mengenai problem yang bersifat mental. Lewat menulis pun ternyata mampu untuk membaca karakter orang lain. Percis seperti Pak Daoed Joesoef bahwa menulis itu cara mengetahui kekurangan diri sendiri. Bisa dibayangkan bahwa menulis itu tidak mudah dan perlu perjuangan. Misalnya belajar dengan tekun, memilih kata, menyusun menjadi kalimat, menempatkan tanda baca, mengedit tulisan, menganalisis data hingga dinyatakan siap publish.
Menulis merupakan kerja-kerja yang membutuhkan waktu lama serta ketekunan yang intensif. Coba saja para penulis pemula apakah hasil tulisanya baik, belum tentu. Sebaliknya banyak para pakar yang tulisanya enak dibaca dan sangat baik isinya semua karena proses yang panjang. Mereka melewati penempaan yang tidak instan. Oleh karenanya cara sederhana melihat kekurangan pribadi dalah membaca hasil tulisan kita. Dengan cara itulah seseorang minimal menjadi psikolog bagi dirinya sendiri.
Menulis tidak hanya soal enak dibaca melainkan lebih jauh sudah memuat banyak hal misalnya pengetahuan dan gagasan. Tentu menulis sekadar menulis bisa sangat mungkin terjadi pada siapa saja. Akan tetapi jika menulis secara serius akan berbeda lagi. Demikian pula dengan seseorang, kata KH. Sahal Mahfudz menjadi pribadi yang baik cukup dengan hanya diam akan tetapi menjadi benar itu perlu perjuangan. Maka pantaslah menulis dan membaca merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dua metode tersebut dianggap efektif untuk menakar sejauh mana kepribadian seseorang. Dengan membaca itu tanda bahwa kita penuh kekurangan dan dengan menulis kita mengakui kekurangan tersebut. Selamat berproses.
the woks institute l rumah peradaban 22/5/22
Komentar
Posting Komentar