Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2024

Zoominar NU Online Edisi Framing dan Angle Berita

Woko Utoro  Pertemuan ketiga zoominar NU Online semakin menarik. Kini di sesi ketiga menampilkan Fathoni Ahmad yang merupakan Redaktur Pelaksana sekaligus kepala madrasah pelatihan jurnalistik NU Online. Pak Fathoni berasal dari Brebes Jawa Tengah. Beliau adalah penulis Buku Kitab Humor Sepanjang Masa (2022) yang diberi pengantar langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf. Pada kesempatan ini Pak Fathoni membawa materi tentang framing dan angle berita. Framing sesuai kata dasarnya yaitu frame berarti "bingkai". Jadi framing itu sebuah istilah untuk membingkai berita. Makna lainnya bisa membungkus, penggiringan opini, pengarusutamaan hingga konstruksi. Sedangkan angle adalah sudut pandang yang dipakai oleh jurnalis dalam pemberitaannya. Angle juga bisa berarti perspektif yang digunakan suatu media dalam arti memihak. Kata Pak Fathoni inti menulis berita adalah berdasarkan kepentingan masyarakat. Kesempatan ketiga ini Pak Fathoni menjelaskan begitu sistematis. Sela...

Pendidikan Kesadaran (2)

Woko Utoro Memperjuangkan kesadaran adalah pekerjaan sepanjang hayat. Karena kita tahu kesadaran itu prosesnya amat panjang. Bisa sangat mungkin kesadaran adalah kekecewaan, atau perasaan yang diakui. Bagaimana pun juga sadar itu berlevel bisa jadi kesadaran kita hari ini masih sebatas kulit alias permukaan. Lantas kapan kesadaran itu lahir? bisa jadi ketika kematian tiba. Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata manusia hakikatnya tertidur baru sadar bangun ketika kematian tiba. Atas apa yang dijelaskan tersebut berarti manusia itu sebenarnya sadar. Akan tetapi kesadarannya masih terhalang oleh sesuatu. Sesuatu itulah bisa berupa apa saja seperti sikap, mental dan karakter. Maka jelas jika memperjuangkan kesadaran membutuhkan tenaga ekstra. Sebuah proses kesabaran yang tiada berujung atau meminjam istilah lain kesabaran revolusioner. Bicara kesadaran seorang tokoh psikologi populer yaitu Sigmund Freud menyebutkan jika kesadaran itu terbagi atas 3 dorongan utama. Pertama, id yaitu kesadara...

Pendidikan Kesadaran (1)

Woko Utoro Sudah beberapa kali saya geram kepada teman sendiri di pondok. Pasalnya mereka tidak kunjung memiliki kesadaran akan hak dan kewajiban. Tentu di kasus ini adalah soal ibadah dan kebersihan. Saya tidak tahu mengapa anak yang lahir tahun 2000 ke atas memiliki pola sama yaitu kurang peka. Saya hampir bosan bagaimana cara mengingatkan dengan efektif. Padahal dulu saya dibekali ilmu kepemimpinan oleh guru di saat SMA. Kata guru saya coba contohkan dan biarkan mereka melihat. Setelah itu contohkan dan ajak mereka membantu. Setelah itu baru biarkan mereka mengerjakan sambil kita turut membantu. Setelah itu barulah mereka mengerjakan dan kita tinggal melihat. Perasaan saya semua fase itu sudah dilewati tapi tetap saja masih belum menimbulkan kepekaan. Tentu peka saja tidak cukup. Ada yang lebih tinggi dari sekadar peka yaitu kesadaran. Tapi kadangkala kesadaran sudah dimiliki namun kalah oleh kemalasan. Di sinilah barangkali mengapa kesadaran anak-anak sekarang menurun. Setidaknya s...

Menjadi Sakti Dengan Menulis

Woko Utoro Saya sudah membayangkan pendampingan kepenulisan tugas jurnalistik NU Online selalu menarik. Sudah dua kali pertemuan ini saya mendapat banyak pelajaran baru. Pelajaran tentang pencerahan di bidang jurnalistik. Semalam pun tak luput untuk saya tulis sebagai pengingat akan pesan Sayyidina Ali. Bagi kita yang pelupa menulis adalah cara mengikat hewan buruan (pengetahuan). Dengan menulis kita tengah merawat pengetahuan dan informasi agar lebih awet. Pertemuan semalam Abah Alawi menjelaskan banyak hal terutama seputar tugas reportase, wawancara, observasi dan riset. Abah Alawi menjelaskan jika menulis berita itu harus memperhatikan kaidah jurnalistik, perhatikan tanda baca, serta sering kroscek EYD. Tidak hanya itu seringlah berlatih untuk menemukan ciri khas dalam tulisan agar enak dibaca. Selain topik berita saya justru fokus pada pesan-pesan beliau yang bersifat substansial. Misalnya kata beliau menulis itu hanya soal jam terbang. Jika sudah sering berlatih nanti juga akan ke...

Ngaji Ngopi Edisi Kapitalisasi Dunia Pendidikan

Woko Utoro Senang rasanya bisa berjumpa dengan Ki Darmaningtyas salah seorang tokoh pendidikan dan transportasi Nasional. Beliau yang pernah menjadi anggota majelis luhur Taman Siswa tersebut hadir di Angkringan Ngaji Ngopi untuk berdiskusi. Di sinilah saya juga bisa berinteraksi dengan peserta lain sekaligus silaturahmi kawan lama. Selain dapat ilmu saya juga dapat berjumpa dengan beberapa teman baru. Selama di acara diskusi ini saya mencatat banyak hal. Kebetulan Ki Darmaningtyas menjelaskan panjang lebar tentang sengkarut di dunia pendidikan. Padahal kita tahu pendidikan merupakan tulang punggung bagi kemajuan suatu bangsa. Beberapa hal penting yang saya catat yaitu : Pertama , Ki Darmaningtyas secara pribadi tidak setuju ketika Presiden Jokowi menunjuk Nadiem Makarim sebagai mentri pendidikan. Alasannya sederhana yaitu ia melanggar etik saat tidak hadir diskusi dengan Kemenhub terkait Gojek. Ia Juga datang ke forum di kampus dengan mengenakan celana Jeans. Ki Darma juga menyayangka...

71 Tahun Simbah : Gelombang Spiritual Intelektual

Woko Utoro Tidak terasa 71 tahun Simbah nunggoni Indonesia dengan segala problematikanya. Usia yang tentunya 8 tahun lebih panjang dari keinginan beliau seperti Kanjeng Nabi Muhammad yaitu 63 tahun. Apapun itu yang jelas kita akan terus berharap untuk kesehatan dan kebermanfaatan Mbah Nun sepanjang usianya. Kita akan membutuhkan Simbah dalam menghadapi berbagai tantangan terkhusus di era distrupsi yang serba tidak menentu. Jika bicara Simbah tentu tak akan berkesudahan. Kita belum akan menemukan tanda titik. Terlebih atas apa yang Simbah lakukan lebih dari 35 tahun lamanya. Dari waktu ke waktu itu tentu banyak orang merasa berterimakasih atas dedikasi Simbah yang tak ada habisnya. Mereka bersyukur kepada Allah atas anugerah menitipkan Simbah buat Indonesia. Terlepas atas segala kontroversinya yang jelas Simbah telah memberi warna di kehidupan kita. Bahkan tidak hanya warna, Simbah juga menanam, merawat dan menumbuhkan atas nikmat Allah yaitu akal. Entah sampai kapan. Entah berhasil ata...

Zoominar NU Online Edisi Teknik Reportase

Woko Utoro Alhamdulillah saya masih mengikuti pertemuan kedua di acara diklat jurnalistik bersama redaktur NU Online. Pada pertemuan kedua ini Teh Indi selaku host memperkenalkan Kepala Madrasah kelas jurnalistik NU Online yaitu Pak Fatoni. Sedangkan narasumber pertemuan kedua ini adalah Bang Aru Elgete alias Lego Triono. Dalam sambutannya Pak Fatoni menjelaskan bahwa kompetensi jurnalistik sangatlah penting dimiliki. Oleh karena itu ikutilah kelas dengan sungguh-sungguh. Sebab era digital ini terjadi distrupsi dalam berbagai bidang. Kita tidak bisa menebak perubahannya. Karena memang bergerak begitu cepat salah satunya keberadaan kecerdasan buatan atau AI. Akan tetapi kata Pak Fatoni salah satu kelemahan AI khususnya di bidang pemberitaan adalah tidak mampu menangkap isu, peristiwa dan emosi objeknya. Maka pesan beliau ayo tularkan energi positif di bidang jurnalistik ini. Setelah sambutan Kepala Madrasah barulah acara inti dimulai. Bang Aru menjelaskan panjang lebar mengenai teknik r...

Jihad Di Ujung Pena

Woko Utoro Habib Husein Ja'far al Haddar tempo hari mengatakan bahwa model dakwah terus bertransformasi mengikuti medianya. Tentu seperti yang telah diketahui bahwa media digital adalah lapangan terbuka yang siapa saja dapat memasukinya. Tidak hanya dakwah tentu berbagai kepentingan melebur di sana bahkan seperti tanpa terbendung. Apa yang disampaikan Habib Ja'far (sapaan akrabnya) juga merupakan medan jihad. Maka jihad itu tidak melulu angkat senjata di medan perang. Melainkan perang wacana dan pikiran merupakan medan jihad yang tak kalah mengkhawatirkan. Di sinilah peran-peran strategis khususnya dari para santri harus turut serta membendung arus balik. Saya sebagai santri kecil di pondok pesantren juga turut serta istilahnya jihad bil medsos. Saya dan mungkin sebagian orang yang bergelut di bidang jurnalistik tentu merasa terpanggil. Arus digital yang deras serta media sosial yang mayoritas dimiliki setiap orang perlu adanya social control. Dalam artian perlu diwarnai dengan...

Zoominar Kejurnalistikan Bersama Redaktur NU Online

Woko Utoro  Alhamdulillah senang rasanya bisa berkenalan bersama redaktur NU Online. Terlebih ketika ketika menjelaskan status serta tugas selama berproses di media keislaman milik NU tersebut. Ya saya memang menjadi salah satu orang yang beruntung bisa tergabung dalam pelatihan jurnalistik NU Online. Sebuah cita-cita yang sebenarnya sejak lama saya idam-idamkan. Saya memang menjadi satu dari 67 peserta yang lolos kurasi artikel NU Online. Akhirnya dari itu kami berhak mengikuti pelatihan online selama beberapa pertemuan. Di pertemuan pertama selain perkenalan kami juga langsung dibagi ke dalam beberapa kelas. Kebetulan saya masuk kelas kedua dari total 6 kelas yaitu Said Budairy yang dibina oleh Abah Abdullah Alawy. Isi kelas terdiri dari 9 orang yang berasal dari berbagai daerah. Di sanalah kami juga akan berkoordinasi lebih jauh. Terlebih kami langsung mendapatkan tugas berupa membuat berita dengan memasukkan unsur 5W+1H. Kebetulan tugas membuat berita tersebut temannya bebas. Di p...

Catatan Haul Muassis PPHS 2024

Woko Utoro Peringatan haul muassis dan sesepuh PPHS tahun ini berlangsung meriah. Selain karena yang hadir melampaui target konsumsi panitia pun ludes tersaji. Kami pun tentu bahagia dengan momen yang menggugah selera tersebut. Selain itu beberapa alumni juga menyempatkan hadir dalam acara tahun ini. Melihat momen tersebut mungkin di alam sana Mbah Haji Slamet sedang tersenyum. Yang membedakan acara haul tahun ini dan tahun lalu adalah adanya kirim doa untuk leluhur para santri yang sudah meninggal. Kirim doa tersebut langsung dipimpin oleh Abah Sholeh. Malam puncak haul kali ini tentu bersama Abah KH Abdul Kholiq (Pengasuh PP Mbah Dul Plosokandang). Acara dimulai dengan pembacaan yasin tahlil yang dipimpin oleh alumni PPHS yaitu Mas Haris Aida dan Mas Ibnu Nur Qowim. Mereka berdua merupakan ketua pondok tahun lalu. Setelah isya acara dimulai dengan lantunan sholawat dari grup Hadrah PPHS. Sambil menunggu jamaah dan Abah Kholiq tentu sholawat merupakan sajian terbaik. Setelah jam 21:00...

Catatan Pra Haul Muassis PPHS 2024

Woko Utoro Tahun ini PP Himmatus Salamah Srigading berkesempatan memperingati kembali haul muassis pondok yaitu Bapak Haji Slamet bin Mbah Tarni. Sebelum puncak acara pada malam hari biasanya di pagi hari diadakan khotmil Qur'an dan srakalan. Dalam acara pagi itu pun biasanya Abah Sholeh memberikan dawuh-dawuh nya. Adapun dawuh-dawuh beliau pada majelis pagi tersebut adalah : Soal etika mengirim doa fatihah untuk arwah leluhur. Beliau menjelaskan pada para santri untuk menuliskan nama arwah sesuai dengan urutan, nama orang tua serta tempat. Hal tersebut menandakan jika arwah tidak sembarangan dalam mengirimkan doanya. Sebab tidak semua arwah berada di alam kubur. Sesungguhnya arwah itu berada di luar kubur. Salah satu hal yaitu bahwa wali Allah melihat kita ketika berziarah. Kita saja yang tidak mengetahuinya. Arwah juga bisa sangat mungkin berada di laut, bumi, gunung dll. Soal jamaah jangan sampai ditinggalkan. Sebisa mungkin shalat itu jamaah. Karena shalat jamaah bisa membawa k...

Sang Syahidah Ilmu

Woko Utoro Namanya Noor Indana Lazulfa. Ia berasal dari Tayu Pati Jawa Tengah. Ia seorang gadis kecil yang melanjutkan sekolah ke MI Mathali'ul Falah (Mathole') sekitar tahun 2000. Singkat kisah dalam perjalanan itu Indana ditinggal ibunya yang wafat karena sakit. Walaupun begitu Indana tidak terusik apalagi bersedih berlebihan. Ia justru semakin semangat karena apa yang dilakukan tak lain karena buah bakti pada ibunya. Untuk ukuran anak MI tentu Indana adalah bocah langka. Ia justru malah bertahan dan meneruskan proses menimba ilmu di Pondok Pesantren al Hadhanah. Singkat kisah ternyata proses menimba ilmu Indana tidak mudah karena sebenarnya ia telah mengalami komplikasi sejak MI. Indana memiliki penyakit asam urat, kolesterol tinggi dan diabetes yang tentu mengganggu aktivitas belajarnya. Bahkan penyakit itu menggerogoti tubuhnya sampai pada jantung dan paru. Akan tetapi Indana tak bergeming. Ia justru dapat melewati hari demi hari dalam samudera ilmu sampai kelas 2 Aliyah. ...

Keresahan Akademik

Woko Utoro  Melihat fenomena digital terutama medsos selalu menarik. Pasalnya medsos kini menjadi kehidupan kedua manusia. Medsos menjadi tak terpisahkan. Sejak bangun tidur sampai tidur lagi selancar medsos di gadget seperti tak tergantikan. Rasanya hidup tanpa gadget dan medsos bagaikan mati rasa. Orang lebih resah ketika ketinggian gadget daripada dompet. Sebab saat ini segala kebutuhan hampir berbasis digital dan semua itu ada di gadget. Salah satu hal menarik yang hidup di medsos adalah postingannya. Misalnya kita sebuat saja 4 medsos populer seperti X (Twitter), Tiktok, Instagram dan Facebook semuanya bisa diamati dengan saksama. Di beberapa platform media sosial tersebut tentu beragam postingan lahir di antaranya berbagi informasi, edukasi, pengaduan, curhat, keluh kesah, mengeluh hingga promosi. Tentu dari ragam postingan tersebut salah satu yang terbanyak adalah perihal keluh kesah. Secara psikologis manusia memang tidak bisa menahan emosi yang bertumpuk dalam diri (kita sebu...

Selagi Muda Teruslah Berkarya

Woko Utoro  Sekitar tahun 2013 dalam sebuah acara peluncuran buku di Tegal 4 sahabat berkumpul. Empat orang itu tak lain adalah Emha Ainun Najib, Eko Tunas, Ebiet G Ade dan Eha Kartanegara. Keempat tokoh seniman dan budayawan itu berkumpul dalam tajuk reuni dadakan. Yang menarik dari pertemuan langka dan bersejarah itu adalah pesan dari Emha Ainun Najib. Pesan beliau adalah, "Ayo berkarya, walaupun usia kita sudah 60 tahun". Menurut saya dari pesan Emha Ainun Najib tersebut sangat menarik. Pasalnya pria yang akrab disapa Mbah Nun tersebut sangat paham bahwa karya itu sangat penting. Tidak hanya bagi yang tua terkhusus lagi untuk yang masih muda. Tentu karya tersebut bisa dalam berbagai bentuk misalnya Mbah Nun lewat Maiyah dan Kiai Kanjeng, Ebit karya lagu balada, Eko menulis buku dan Eha karya foto. Lewat karya tersebut tentu menjadi bukti akan panjangnya proses yang dijalani. Terkhusus bagi yang muda tentu pilihan berkarya sangatlah banyak. Bagi yang suka diolah suara bisa...

Motivasi Baca Tulis Untuk Kemajuan Masa Depan

Woko Utoro Secara mendadak sore itu Mas Roni menghubungi saya untuk kembali mengisi di PP Al Fattahiyyah Boyolangu. Singkat kisah saya pun mengiyakan karena memang jadwal sedang kosong. Karena serba dadakan maka malam itu juga saya bergegas membuat ppt untuk presentasi besok. Akhirnya sampai dengan esok hari sekitar kurang dari satu jam ppt belum selesai saya buat. Jurus terakhir yang saya bisa adalah menyelesaikan ppt seadanya. Kami pun berangkat sekitar pukul 09:30 dan tiba di TKP pukul 10:15. Setibanya di sana Pak Qoyyim sudah menunggu kami dan langsung mempersilahkan masuk ke ruang kantor. Hampir lupa bahwa acara kali ini adalah motivasi pentingnya baca tulis untuk OSIS SMPI Al Fattahiyyah. Sebenarnya sekitar setahun lalu kami juga pernah mengisi di tempat yang sama yaitu berkaitan dengan literasi. Di tahun ini kami bisa sowan untuk ke dua kalinya. Masih dengan Mas Roni, saya juga turut memberikan materi berupa pentingnya tradisi menulis. Untuk materi pertama tentang pentingnya mem...

Catatan Silaturahmi: Setiap Hal Bisa Jadi Tulisan

Woko Utoro Penulis itu pembaca. Kutipan tersebut suatu saat akan melegenda. Pasalnya jelas bahwa seorang penulis juga seorang pembaca. Prof Naim sering dawuh demikian bahwa tanpa tradisi membaca yang baik kita akan kesulitan menulis. Apa yang mau ditulis jika kita tidak suka membaca. Hal itu sama seperti seorang guru menyuruh siswanya membaca buku sedangkan sang guru tidak suka membaca. Zonk. Jika sudah masuk persoalan membaca jangan dianggap remeh. Ini serius. Karena membaca adalah berkaitan dengan budaya. Kalau tidak suka membaca jangan bicara terkait literasi dan bacaan memang merupakan indikator kemajuan suatu bangsa. Tidak salah jika wahyu pertama umat Islam adalah perintah membaca. Jadi jika ingin maju kuasai pengetahuan. Salah satu cara mendapatkan pengetahuan ya lewat membaca. Setelah itu awetkan bacaan dengan menuliskannya. Sebenarnya soal menulis itu bukan perkara sulit. Menulis itu soal kemauan dan komitmen. Dua keyword tersebut sering disebutkan berulangkali tanda bahwa men...

Catatan Silaturahmi: Senjakala Toko Buku dan Perpustakaan

Woko Utoro Di momen silaturahmi kemarin ada satu topik pembicaraan yang menurut saya menyentuh hati. Entah apakah teman lain merasakan hal yang sama seperti saya rasakan. Di antara riuh tawa saya justru lebih terdiam dan merenung begitu dalam. Bahkan jika boleh saya menangis batin sejenak ketika Prof Naim berkisah seputar buku, toko buku dan perpustakaan. Topik itulah yang membuat saya haru walaupun air mata tidak sempat tumpah. Jika bicara buku, toko buku dan perpustakaan saya memang sering terbawa arus. Terlebih saya melihat binar bola mata Prof Naim ketika berkisah seputar kegemarannya membaca tapi dipaksa menerima kenyataan pahit. Setiap Prof Naim ke luar kota salah satu tempat yang beliau kunjungi adalah toko buku. Dan kita tahu atas semua jawaban itu. Pilu. Mungkin tidak begitu dramatis juga bagi yang tidak suka baca. Tapi bagi orang seperti beliau bacaan adalah ruh yang menghidupkan. Saya tentu merasakan hal yang sama ketika di Tulungagung tinggal menyisakan TB Satelit bertahan ...

Catatan Silaturahmi: Berbagi Buku Berbagi Ilmu

Woko Utoro Saya selalu senang ketika ada perkumpulan berbau literasi. Perkumpulan literasi menggugah hati untuk selalu ingin hadir. Sebab dalam perkumpulan itu pasti akan ada banyak hal didapat. Selain tentunya sajian berupa jajan, makanan minuman tentunya ilmu dan buku. Dua hal terakhir itu yang tak kalah pentingnya. Karena minat saya terhadap buku sudah tumbuh setidaknya untuk tidak disebut terlambat. Minat terhadap buku setidaknya sudah hidup sekitar 8 tahun lalu. Sehingga dalam perjalanan saya memiliki angan-angan memiliki 1000 buku sebagai koleksi perpustakaan. Maka ketika SPK mengadakan acara silaturahmi ke ndalem Prof Ngainun Naim saya sangat bersemangat. Terlebih Prof Naim sudah mengumumkan jika beliau akan membagikan buku gratis. Singkat kisah saya dan Mas Roni diberi buku karya Budawan cum Sastrawan Ajip Rosidi. Tak tanggung-tanggung buku berbahasa Sunda tersebut beliau berikan sebanyak 6 jilid. Buku yang isinya surat-surat Ajip Rosidi ketika beliau menjadi profesor tamu di K...