Woko Utoro
Tahun ini PP Himmatus Salamah Srigading berkesempatan memperingati kembali haul muassis pondok yaitu Bapak Haji Slamet bin Mbah Tarni. Sebelum puncak acara pada malam hari biasanya di pagi hari diadakan khotmil Qur'an dan srakalan. Dalam acara pagi itu pun biasanya Abah Sholeh memberikan dawuh-dawuh nya. Adapun dawuh-dawuh beliau pada majelis pagi tersebut adalah :
Soal etika mengirim doa fatihah untuk arwah leluhur. Beliau menjelaskan pada para santri untuk menuliskan nama arwah sesuai dengan urutan, nama orang tua serta tempat. Hal tersebut menandakan jika arwah tidak sembarangan dalam mengirimkan doanya. Sebab tidak semua arwah berada di alam kubur. Sesungguhnya arwah itu berada di luar kubur. Salah satu hal yaitu bahwa wali Allah melihat kita ketika berziarah. Kita saja yang tidak mengetahuinya. Arwah juga bisa sangat mungkin berada di laut, bumi, gunung dll.
Soal jamaah jangan sampai ditinggalkan. Sebisa mungkin shalat itu jamaah. Karena shalat jamaah bisa membawa kita kepada Allah dengan cepat. Jamaah juga menjadi indikator kesuksesan seseorang. Bisa jadi kendala kuliah misalnya disebabkan karena melalaikan jamaah.
Soal tirakat dan dzikir. Sebisanya kita harus memiliki amalan dalam hal ini aurad dzikir atau misalnya baca Qur'an dll. Karena hal itu sebagai senjata kita esok ketika pulang ke rumah. Termasuk amalan Waqiah dan surah Yasin dibaca dan diistiqamahkan dalam upaya membentengi diri dari kesulitan hidup.
Soal belajar tentu harus serius. Dalam hal kuliah maupun mondok harus fokus. Jangan sampai terganggu oleh apapun terutama yang sudah punya pacar. Sebab jika kita tidak serius belajar dalam rangka menghilangkan kebodohan bersiaplah esok akan menyesal.
Demikianlah catatan sederhana dari dawuh-dawuh Abah Sholeh. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk menjalankannya. Amiin.
the woks institute l rumah peradaban 17/5/24
Komentar
Posting Komentar