Langsung ke konten utama

Zoominar NU Online Edisi Framing dan Angle Berita



Woko Utoro 

Pertemuan ketiga zoominar NU Online semakin menarik. Kini di sesi ketiga menampilkan Fathoni Ahmad yang merupakan Redaktur Pelaksana sekaligus kepala madrasah pelatihan jurnalistik NU Online. Pak Fathoni berasal dari Brebes Jawa Tengah. Beliau adalah penulis Buku Kitab Humor Sepanjang Masa (2022) yang diberi pengantar langsung oleh Ketua Umum PBNU, KH. Yahya Cholil Staquf.

Pada kesempatan ini Pak Fathoni membawa materi tentang framing dan angle berita. Framing sesuai kata dasarnya yaitu frame berarti "bingkai". Jadi framing itu sebuah istilah untuk membingkai berita. Makna lainnya bisa membungkus, penggiringan opini, pengarusutamaan hingga konstruksi. Sedangkan angle adalah sudut pandang yang dipakai oleh jurnalis dalam pemberitaannya. Angle juga bisa berarti perspektif yang digunakan suatu media dalam arti memihak. Kata Pak Fathoni inti menulis berita adalah berdasarkan kepentingan masyarakat.

Kesempatan ketiga ini Pak Fathoni menjelaskan begitu sistematis. Selain pengertian beliau juga menjelaskan tentang teknik bagaimana menulis framing dan angle berita. Misalnya beliau menjelaskan teknik framing yang terdiri dari : metafora, cinta kasih, tradisi, slogan, kisah cerita, simbol, berlawanan, spin dan integrasi. Tujuannya dari semua teknik framing adalah mempengaruhi perspektif publik tentang berita. Intinya bagaimana berita memberi dampak khususnya yang positif.

Soal angle tentu jelas secara umum dibuat berdasarkan kepentingan media. Sedangkan secara khusus merupakan kerja-kerja kejurnalistikan oleh jurnalis sebagai personal. Biasanya terkait angle ini salah satunya dipengaruhi oleh emosi kolektif. Misalnya terjadi bencana atau peristiwa penolakan. Di sanalah kadang emosi jurnalis campur aduk. Maka jelas secara sisi human interest jurnalistik akan menentukan angle beritanya.

Terakhir kata Pak Fathoni bahwa menulis berita itu susah-susah gampang. Kita harus bisa membedakan mana fakta dan opini. Tapi jangan dikira bahwa fakta itu hanya yang ada di lapangan. Harus diingat bahwa hasil wawancara atau statement narasumber juga merupakan fakta bahkan data-data hasil riset juga termasuk fakta. Tips dari beliau jika ingin menulis berita maka kuasai dan tentukan ide berita. Sebab ide berita adalah setengah dari isi berita. Jika setengah dari isi sudah didapat maka gambaran utuh berita akan mudah dituliskan. Selamat mencoba.[]

the woks institute l rumah peradaban 1/6/24

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Pecinta Amatiran

Woko Utoro  Kiai M. Faizi pernah ditanya apa yang ingin beliau lakukan setelah memahami sastra. Kata beliau, "Saya ingin menjadi amatir". Bagi Kiai M. Faizi menjadi amatir berarti tidak akan disebut mahir. Orang amatir akan selalu dianggap masih belajar. Orang belajar bisa saja salah. Walaupun begitu salah dalam belajar akan disebut wajar. Berbeda lagi ketika orang disebut mampu alias mumpuni. Masyarakat menganggap jika orang ahli bahkan profesional haruslah perfect. Mereka selalu dianggap tak pernah salah. Dan memang sesuai dengan pikiran kebanyakan orang jika sempurna itu harus tanpa noda. Akibat stigma ahli dan profesional masyarakat berespektasi harus sempurna. Masyarakat lupa bahwa setiap orang tidak bisa menghindar dari celah. Dalam arti bahwa setiap orang bisa saja pernah salah. Soal ini tentu yang terbaru adalah kasus Gus Miftah. Kasus Gus Miftah dianggap menghina pedagang es teh karena umpatan gobloknya menjadi viral. Pertanyaan kita mengapa netizen selalu brutal dal...

Zakat Sebagai Sarana Ritual dan Kesehatan

Woks Secara bahasa zakat berarti suci, berkembang, dan berkah. Dalam istilah fikih zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kepemilikan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya dengan aturan syariat. Dalam agama apapun zakat telah disyariatkan walaupun cara dan subjek wajib zakatnya sedikit berbeda. (Syahruddin, 2014:73) Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, zakat baru disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah walau dalam al Qur'an telah dijelaskan sebelum Islam datang, umat-umat terdahulu juga telah mengenal zakat. Setiap Nabi memiliki cara zakatnya tersendiri seperti zaman Nabi Musa yang memerintahkan menzakati hewan ternak seperti unta, kambing dan lembu. Bahkan Nabi Musa juga pernah meminta agar Qorun mengeluarkan zakatnya. Zaman Nabi Isa pun tak jauh berbeda yaitu meminta orang-orang yang kaya untuk mengeluarkan zakatnya kepada yang miskin. Saat ini kita masih mengikuti syariat zakat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dengan penje...