Woko Utoro
Peringatan haul muassis dan sesepuh PPHS tahun ini berlangsung meriah. Selain karena yang hadir melampaui target konsumsi panitia pun ludes tersaji. Kami pun tentu bahagia dengan momen yang menggugah selera tersebut. Selain itu beberapa alumni juga menyempatkan hadir dalam acara tahun ini. Melihat momen tersebut mungkin di alam sana Mbah Haji Slamet sedang tersenyum.
Yang membedakan acara haul tahun ini dan tahun lalu adalah adanya kirim doa untuk leluhur para santri yang sudah meninggal. Kirim doa tersebut langsung dipimpin oleh Abah Sholeh. Malam puncak haul kali ini tentu bersama Abah KH Abdul Kholiq (Pengasuh PP Mbah Dul Plosokandang). Acara dimulai dengan pembacaan yasin tahlil yang dipimpin oleh alumni PPHS yaitu Mas Haris Aida dan Mas Ibnu Nur Qowim. Mereka berdua merupakan ketua pondok tahun lalu.
Setelah isya acara dimulai dengan lantunan sholawat dari grup Hadrah PPHS. Sambil menunggu jamaah dan Abah Kholiq tentu sholawat merupakan sajian terbaik. Setelah jam 21:00 tepat barulah Abah Kholiq hadir dan pengajian pun dimulai. Di momen ini sangat disayangkan pasalnya saya tidak bisa mencatat banyak soal ngaji. Alasannya saya bertugas di belakang alias cah dapur. Akan tetapi setidaknya ada dua hal yang saya catat dari ngaji Abah Kholiq.
Pertama, para jamaah dihimbau untuk terus bersambung dengan Rasulullah lewat sholawat dan ngaji. Karena hanya dengan itulah perahu kita menuju Allah akan sampai. Tak ada perihal kebaikan lain selain ngaji. Orang yang berilmu tentu lebih bermanfaat daripada yang tidak berilmu. Kedua, spirit kebangsaan kita harus dipupuk sejak dini. Sebab di dunia nan jauh di sana peperangan masih merajalela. Selain itu ideologi dan akidah kita mengalami tantangan dengan adanya gerakan takfiri dan mewabahnya Wahabi. Maka dari itu dengan ikut rombongan Nahdlatul Ulama insyaallah kita akan selamat. Karena pendiri NU adalah para ulama.
Setelah pengajian usai acara selanjutnya adalah ramah tamah. Di sinilah yang menarik di mana panitia hampir kewalahan. Selain karena jumlah yang hadir melebihi kapasitas yang disediakan. Maka kami pun bergegas terutama ketika menata sajian berupa makan nasi talam. Itu pun sebelumnya sempat bingung karena sajian berupa jajan yang menjadi suguhan sepertinya kurang. Tapi walaupun begitu tidak mengurangi khidmatnya acara malam tersebut.
Semoga saja di tahun mendatang akan banyak lagi orang yang istikomah hadir dan sama-sama ngalap berkah ngaji rutin Abah KH Abdul Kholiq. Amiin.
the woks institute l rumah peradaban 19/5/24
Komentar
Posting Komentar