Langsung ke konten utama

Ikutilah Jalan Kekasih

Woko Utoro 

Kawan inilah risalah kecil tentang kekasih. Mari kita hayati dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Walaupun terasa berat akan tetapi kita diperintahkan mengikutinya sesuai kemampuan. Sungguh mengikuti jalan kekasih adalah obat mujarab tiada tara.

Kawan jangan merasa sendiri. Sebab kekasih pernah sendiri saat awal-awal dakwah di Mekah. Jangan merasa paling menderita. Karena kekasih pernah lebih dari itu. Beliau pernah diludahi, dipukul hingga dihujani batu. Jangan pernah merasa takut sebab kekasih pernah diintimidasi, diancam hingga akan dibunuh ketika memproklamirkan Islam. Kata beliau jalan dakwah memang selalu terjal, bergelombang, keras cadas dan penuh tantangan.

Kawan jangan merasa paling mulia. Sebab kekasih selalu menjadi teladan tentang kesederhanaan. Jangan merasa paling tinggi. Padahal kekasih selalu mencontohkan tentang rendah hati. Jangan merasa berat ibadah. Padahal kekasih sudah dijamin masuk surga tapi tetap saja beribadah dengan banyaknya. Jangan merasa minder dan gemetar. Karena dulu kekasih sering disebut kahin, sahir hingga majnun tapi beliau tetap teguh.

Kawan jangan merasa paling pintar. Padahal dulu kekasih selalu bermusyawarah dengan sahabatnya. Jangan merasa paling penting. Padahal kekasih selalu mendengarkan suara dari bawah. Beliau memberi teladan akan arti menghargai orang lain. Jangan merasa paling terhormat. Padahal dulu kekasih berbaur dengan siapapun tak pernah memandang kesukuan, agama, ras dan warna kulit. Semua sama dalam pandangan Allah dan yang berbeda hanya soal takwanya.

Kawan jangan merasa paling suci. Padahal kekasih pernah mikraj tapi beliau tetap membumi. Kekasih memilih hidup bersama rakyat dan wafat di tengah-tengah mereka. Jangan merasa paling peduli. Karena justru kekasihlah yang kepeduliannya terhadap umat tiada bandingnya. Kawan jangan berhenti berharap. Sungguh hanya melalui kekasih ku Kanjeng Nabi Muhammad SAW kita bisa bersua Allah dengan percaya diri. Karena hanya lewat beliau kekasih ku kita akan selamat.[]

the woks institute l rumah peradaban 21/9/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...