Langsung ke konten utama

Rendahkanlah Dirimu

Woko Utoro 

Rendah hati sikap mulia yang harus dimiliki tiap orang. Sikap inilah yang membawa keselamatan bagi pemiliknya. Di era di mana orang merasa tinggi, gila hormat dan pangkat sikap rendah hati sangat diperlukan. Bahkan sikap ini sudah tertera dalam Al Qur'an. Setidaknya ada dalam Surah Asy Syua'ra 215 dan Al Isra 24.

Asy Syua'ra 215 mengisyaratkan terkhusus bagi pendakwah agar tetap rendah hati dan lemah lembut. Karena dengan sikap tersebut orang tidak kabur. Objek dakwah memang demikian yaitu melihat siapa yang membawa ajakan tersebut. Maka dari itu Islam dilihat bukan dari ritual ibadah atau konsep lain soal ubudiyah muamalah tapi pada keluhuran akhlak. Terutama orang yang belum mengerti Islam, agama ini dipandang dari akhlak, budi pekerti penganutnya salah satunya yaitu sikap rendah hati.

Al Isra 24 menjelaskan perintah untuk rendah hati dan penuh kasih sayang penghormatan kepada kedua orang tua. Atas pengorbanan serta segala hal yang diberikan nampaknya rendah hati adalah bagian dari rasa syukur. Dalam bahasa yang lebih tegas setinggi apapun seorang anak baik dari ilmu, pangkat jabatan toh mereka tidak bisa menggantikan pahala pengorbanan perjuangan orang tua. Bahkan seorang nabi pun dilahirkan dari kedua orang tua. Merekalah yang patut untuk diberikan kebahagiaan bukan dalam bentuk mahkota melainkan sesuatu yang menyejukkan hati. Salah satu dari kesejukan dan keindahan itu tetap rendah hati di hadapannya.

Di sinilah kita belajar bahwa tiap orang bisa saja menggapai suatu hal. Tapi sangat sulit sekali untuk tetap rendah hati ketika dulu mereka tak punya apapun. Kita juga belajar di era kekinian banyak orang berobsesi tenar, melangit tapi lupa membumi. Lebih menyedihkan lagi banyak orang di atas gunung kesuksesan, tapi lupa daratan. Mereka nyaman di gedung-gedung tinggi tapi lupa dari mana mereka berasal. Inilah di mana sikap rendah hati merupakan hal utama yang harus dimiliki sebelum sesuatu merubah diri. Karena meraih itu lebih mudah daripada mempertahankan. Salah satunya tetap rendah hati di antara pusaran dunia yang menggoda manusia untuk hidup gemerlap.[]

the woks institute l rumah peradaban 11/9/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...