Woko Utoro Penghujan telah tiba. Air mengalir begitu deras dari langit. Bumi yang telah lama bertaman gersang seketika girang ditimpa hujan. Begitulah kisahnya, rintik rindu bertemu menumbuhkan pepohonan. Saat hujan tiba memang selalu saja teristimewa. Walaupun secara sadar ada orang kecewa karena hujan. Ahh hanya orang-orang culas yang tak tau arti rasa syukur. Padahal hujan hanya datang ketika tiba musimnya. Hujan tak pernah ingkar janji. Maka tak salah jika Ebit G Ade mempertanyakan sambil merapal roda zaman, "Mendung, benarkah pertanda akan segera turun hujan?". Begitulah hujan, sederhana namun istimewa. Kata Mbah Sujiwo Tejo, "Sangat merugi di kala hujan, air mata tak jadi puisi". Sebuah ungkapan bahwa hujan dan kemarau tak perlu disesali. Musim itu hanya datang ketika Tuhan meminta. Walaupun seribu menyan dibakar, doa dan mantra dihajatkan serta sesaji dihidangkan jika Tuhan tak ingin hujan maka air selalu tertahan. Hujan itu seperti anak kecil yang kadang mer...
Sebuah laman sederhana milik sang anak gembala dari daerah BBT Mekarjaya Kecamatan Gantar Kabupaten Indramayu. laman ini berisi renungan dan jejak langkah tiap hari yang selalu di lalui oleh penulis. sehingga mengabadikan momen adalah salah satunya. Walaupun tulisan ini tidak sempurna, maka penulis menyebutnya sebagai sebuah sampah kata. Semoga bermanfaat