Langsung ke konten utama

Catatan Meet Up SPK Mahasiswa




Woko Utoro


Senang rasanya saya bisa bertemu kawan baru dalam bingkai literasi. Pertemuan tersebut kami buat dalam rangka mewadahi anggota baru dari SPK Mahasiswa. Tentu hal ini menjadi pekerjaan baru di luar SPK secara umum yang sudah ada.


SPK Mahasiswa memang baru digagas sekitar satu minggu yang lalu tepatnya 1 November 2023. Karena terdapat kendala akhirnya pertemuan pertama secara offline dilakukan pada 11 November 2023 tepat hari Sabtu sore di Kedai Kopi Marofo Tanjung Sari. Walaupun yang hadir belum ada separuh dari keseluruhan anggota tapi secara pribadi saya senang. Setidaknya secara kuantitas orang yang mau belajar dan bergerak di bidang literasi semakin bertambah. Ini bisa jadi tanda bahwa keberadaan SPK mulai dirasakan manfaatnya.


Hal itu seperti yang disampaikan Mas Roni dalam sambutannya. Mas Roni mengatakan bahwa eksistensi SPK sebagai sebuah komunitas menulis tak lain sebagai wadah berproses. Tak ada keuntungan lain mengikuti grup ini selain habitus menulis. Mas Roni menyebutkan bahwa SPK adalah wadah untuk memberdayakan diri. Selain itu SPK juga sebagai sarana berproses dalam bingkai peradaban ilmu. Jadi tak ada kepentingan apapun di grup ini selain menulis, menulis dan menulis.


Mba Zidna selaku moderator juga memberikan pencerahan bahwa sebagai anggota kita harus menikmati proses. Karena ia mengutip perkataan Prof Mujamil bahwa pendidikan itu proses bukan output. Jadi dalam hal menulis pun tidak usah memiliki ekspektasi di luar kemampuan kita. Satu-satunya alasan untuk kita mengikuti SPK tak lain adalah proses dan bermanfaat bagi sesama lewat menulis. Hal itu juga dikuatkan oleh anggota super semangat yaitu Ibu Rodliyah dari Watulimo Trenggalek. Ia mengatakan bahwa mengikuti SPK agar hidup dapat berkegiatan. Agar kita terus menyalurkan energi kreatif dan bermanfaat. Jangan sampai hidup ini menganggur sia-sia.


Dalam acara ini tugas saya adalah menjelaskan tentang program yang sudah berjalan di SPK. Di antaranya seperti Menulis wajib 1 bulan sekali, Risalah Ramadhan, Jendela Aksara, Ngaji Literasi, Safari Literasi, dan Kopdar. Program tersebut dirancang dalam rangka untuk belajar dan memacu potensi diri. Atau dalam bahasa Prof Ngainun Naim berbagi dan bermanfaat. Kebermanfaatan itu dilakukan dengan adanya rutinan yang disesuaikan berdasarkan kemampuan.





Saya sendiri menekankan bahwa SPK bisa jadi tempat menempa diri, disiplin dan komitmen. Karena dengan mengikuti grup menulis berarti kita akan berpacu dalam tulisan. Rasanya tak mungkin kita menulis jika tidak mengikuti grup kepenulisan. Menulislah apa saja karena tradisi ini tidak semua orang melestarikannya. Nah SPK ini salah satu komunitas yang ingin terus melestarikan kegiatan berpengetahuan dan berperadaban. Lewat aksara kita berproses membingkai dunia dalam tulisan.[]


the woks institute l rumah peradaban 12/11/23


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...