Langsung ke konten utama

Pesan Abah : Santri Harus Kaya




Woko Utoro

Kali ini dan untuk kesekian kalinya Abah berpesan ba'da ngaji magrib. Seperti biasa beliau sedikit marah karena santri belum berpikir dewasa khususnya terkait bangun pagi. Padahal beliau bolak-balik mengingatkan akan pentingnya bangun pagi. Saya sendiri sering mengingatkan bahwa jika berani tidur malam kita juga harus berani bangun pagi.

Dari apa yang beliau sampaikan tersebut ingatan saya terngiang tentang gerakan shalat shubuh. Yaitu sebuah gerakan di mana kalangan Islam perkotaan menentukan identitas dan basis massa. Di sinilah seharusnya kita juga belajar bahwa umat Islam memang bisa dihitung di saat shubuh tiba. Dan memang shalat shubuh dan isya adalah beban bagi orang munafiq.

Kata Abah santri itu apa tidak kasihan dengan orang tua yang berjuang untuk anaknya. Sedangkan balasan mereka kepada orang tua tidak sebanding jika dibalas dengan dengkuran (tidur ngorok). Padahal orang tua sejak awal selalu berhusnudzon bahwa anak mereka baik-baik saja dan pastinya mengikuti pengajian. Fakta di lapangan berkata berbeda. Kata Abah sejatinya orang tua akan bersemangat jika anaknya benar-benar mengaji. Dan itulah pengorbanan terbesar mereka. Maka jangan sampai kita mengecewakan mereka.

Terakhir Abah menjelaskan agar santri memiliki sikap tirakat (ngempet atau menahan) dari glamornya kehidupan. Caranya adalah dengan memiliki tradisi riyadhoh atau latihan spiritual. Salah satunya dengan wirid malam, tahajud atau membaca surah Waqiah dan Yasin. Kata beliau santri minimal harus kaya dengan berbagai amalan tersebut. Setidaknya jika tidak kaya harta ya kaya hati. Beliau berkata, "Alamate sugih bondo ilmu disek" bahwa tanda kaya harta adalah kaya ilmu. Sedangkan jika seseorang kaya hati maka itu lebih utama. Terlebih jika kita mampu istiqamah bangun pagi alias shubuh.

Santri itu harus kaya. Kekayaan itulah salah satunya dengan olah spiritual. Jangan gunakan separuh malam hanya untuk sesuatu tidak penting alias buang-buang waktu. Bangun pagi adalah salah satu kekayaan. Jangan sampai kita masih tidur atau tidur lagi setelah shubuh karena dalam kitab Ta'lim Mutaalim jelas itu tanda kefakiran. Maka beliau mengajak pada santri untuk rutin membaca surat Waqiah agar hidup menjadi kaya. Bacaan Waqiah itu pula sama dengan kita membantu kelancaran rezeki orang tua di rumah.[]

the woks institute l rumah peradaban 2/11/23

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...