Langsung ke konten utama

Khutbah Jum'at Masjid At Taqwa Kepatihan Tulungagung




Woks

Jumatan kali ini begitu menarik. Seperti biasanya selain banyak warga yang memberikan jajanan jumatan kali ini pun terasa begitu sejuk. Udara memang selalu mendung tanda hari selalu diguyur hujan. Akan tetapi salah satu yang menarik lagi yaitu isi khutbah yang tak boleh dilewatkan untuk dicatat.

Khutbah yang disampaikan oleh Ustadz Syaifuddin Zuhri atau biasa disapa Ustadz Udin tersebut sangat menarik. Pasalnya beliau menjelaskan tentang pasal bagaimana agar selamat di dunia hingga akhirat. Tentu selamat dunia dan akhirat itu tidak gampang ada serangkaian uji coba yang harus dilalui. Hal inilah yang seharusnya menjadi ukuran manusia berkaitan dengan akhir hidup.

Akan tetapi karena gemerlap dunia membuat mereka terlena dan hanya ingin selamat di dunia saja. Padahal hari akhirat adalah kampung halaman terakhir yang belum pasti pula ada jaminan keselamatan atasnya. Dalam khutbah kali ini Ustadz Udin mencuplik keterangan dalam Kitab Nashoihul Ibad karangan Syeikh Nawawi al Bantany bahwa ada 5 perkara yang juga dapat diobati dengan 5 perkara. Lima perkara itu diistilahkan dengan gelap dan cahaya.

Bahwa dunia ini gelap maka perlulah cahaya sebagai penerangannya. Lima kegelapan itu di antaranya adalah hubb dunya alias terlalu cinta dunia. Penyakit ini justru sudah dilevel akut menjangkiti manusia. Karena dunia itu berkilau seperti emas maka ia sangat mudah dalam menyilaukan pandangan manusia. Lalu cara mengatasi hubb dunya adalah dengan bertaqwa. Hanya cara itulah manusia akan mencintai siapa pencipta dunia.

Kegelapan kedua adalah dosa. Kita tentu tahu manusia yang berkubang dalam dosa sejatinya tengah berada dalam lembah kegelapan. Maka cara untuk menyucikan dosa tersebut yaitu dengan taubat. Imam Al Ghazali memberi keterangan bahwa taubat haruslah diusahakan oleh setiap salik agar maghfirah Allah tersingkap dan menyinari.

Ketiga kegelapan kubur bisa disinari oleh kalimah "Lailahaillah". Kalimat tersebut tentu akan menjadi penerang esok ketika manusia sudah berada di alam barzakh. Keempat, kegelapan di akhirat bisa di terangi oleh amal soleh. Cahaya amal sholeh akan memberi penerang esok ketika di akhirat. Dengan begitu kita menjadi sadar bahwa kenikmatan dunia yang berupa materi tidak berefek apa-apa kecuali amal baik. Maka dari itu beramalah selagi masih hidup karena amal itu ibarat tanaman yang akan dipanen nanti di akhirat.

Kelima, yaitu gelapnya shirot atau jembatan di akhirat akan bisa terlewati oleh keyakinan. Yakin bahwa hanya karena rahmat Allah lah semua akan terlewati. Selain keyakinan akan kuasa Allah, syafaat Nabi Muhammad, syafaat qur'an juga bisa menjadi cahaya ketika keadaan genting tersebut.

the woks institute l rumah peradaban 14/01/22

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...