Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2024

Menjadi Korlap Kompas

Woko Utoro Kali kedua saya dipercaya kembali terlibat dalam hitung cepat Kompas. Beberapa bulan lalu dalam quick count Pilpres saya bertugas menjadi interviewer sedangkan pada 27 November 2024 saya bertugas menjadi korlap. Ini tentu pengalaman yang menarik buat saya.  Sejak awal ketika Mas Agus Badrex menawari saya untuk menjadi korlap sebenarnya sempat ada kekhawatiran. Karena dalam pikiran saya korlap itu garang, tegas dan ditakuti. Akan tetapi dalam praktiknya ternyata tidak demikian. Korlap justru harus bersahabat dan mengerti kondisi baik secara psikologis maupun lapangan. Akhirnya saya pun menjadi korlap Tulungagung 1 membawahi 6 TPS yaitu Besole, Bandung, Pakel, Pulosari Ngunut, Pakisrejo Rejotangan dan Ringinanom Udanawu Blitar.  Tugas korlap selain koordinasi sesama anggota juga memantau kedisiplinan mereka, memastikan tertib administrasi dan alur kerja, memastikan mekanisme berjalan baik, membantu mengkondisikan tempat dan kendala, solutif dan membangun nilai kerjasama. Terak...

Apakah Menjadi Guru Masih Diminati?

Woko Utoro Saya iseng saja berselancar di internet dengan keyword cita-cita apa yang paling diminati. Ternyata sesuai dugaan saya bahwa guru bukan pilihan pertama. Padahal sebelum digitalisasi masif guru selalu favorit menjadi pilihan anak-anak akan cita-citanya. Menjadi guru hanya bertengger di posisi ketiga setelah dokter dan polisi. Bahkan di beberapa web profesi guru hanya di peringkat ke-10 di bawah YouTubers dan desainer.  Hal itu tentu wajar saja apalagi setiap orang memiliki passion nya tersendiri dalam menentukan pilihan. Soal menjadi guru menurut saya ada 2 hal. Pertama sekadar menjadi guru dan kedua guru asli atau guru beneran. Sekadar menjadi guru berarti bersifat formalistik. Artinya menjadi guru karena profesi, tingkat jabatan hingga mencari tunjangan fungsional. Guru tipe pertama ini banyak sekali jumlahnya. Bahkan tipe pertama tersebut bisa menghantarkan siapa saja menjadi guru.  Sedangkan yang kedua guru asli bisa dilihat dari kepribadiannya. Atau bahasa kita adalah te...

Investasi Pengetahuan Melalui Media Sosial

Woko Utoro  Mengapa kecanggihan teknologi serta kemudahan lewat media sosial justru menyuguhkan kecemasan. Padahal teknologi dan medsos memudahkan aktivitas harian manusia. Perihal belanja, bepergian, cek lokasi, bimbel, hiburan, hingga pengetahuan tersedia di sana. Tapi memang sudah seperti rumus makin cepat dunia makin cepat pula usia menua. Khususnya gawai dan medsos adalah kemudahan semu. Yang justru menjadi konsumsi harian kita. Bahkan manusia tidak ingin jauh dari produk teknologi tersebut. Alih-alih jauh manusia justru rawan terkena sindrom ketakutan alias FOMO (Fear of Missing Out). Maka dari itu kita harus sering berempug memikirkan apa solusinya. Ditanya soal kecemasan, Gus Sabrang MDP menjelaskan panjang lebar seputar teknologi dan medsos. Kata Gus Sabrang sejak awal teknologi khususnya medsos sengaja diciptakan agar manusia candu dan lupa. Medsos dibuat bukan untuk kepentingan kebahagiaan manusia. Melainkan hanya pangsa pasar alias kegiatan mencari laba. Jika orang sudah ca...

Pola Asuh Strawberry

Woko Utoro Jika kita perhatikan mengapa anak-anak milenial berbeda jauh dengan generasi lawas. Anak-anak masa kini mungkin nampak lebih maju dalam beragam hal terutama teknologi. Akan tetapi ada yang alpa dari mereka terutama soal ketahanan batin. Jika anak-anak dulu lebih menekankan aspek sosial kebersamaan walaupun mungkin tidak begitu pintar. Tapi anak sekarang lebih enjoy dengan hiburan, fantasi, game dan nyaman dengan kesendirian. Barangkali melihat perbedaan jumping itu kita bertanya ada apa gerangan.  Salah satu yang perlu diperhatikan adalah soal pola asuh. Barangkali orang tua modern masih sering mempraktikkan pola asuh strawberry. Pola asuh strawberry adalah melonggarkan kedisiplinan atas dasar demokratis. Anak-anak dibiarkan hidup di lingkungan permisif yang mengabaikan aturan-aturan dasar. Padahal aturan dasar seperti merapikan kamar, membersihkan ruang tamu, mencuci pakaian, piring gelas, menghormati tamu, membantu orang tua dan ibadah sangatlah utama.  Intinya pola asuh ...

Obituari : Ang Surakman dan Bunga Keabadian

Woko Utoro Kemarin sekitar pukul 09:15 pagi kabar duka datang dari grup WhatsApp. Seperti biasa kabar duka selalu datang mengangetkan. Lebih lagi kabar tersebut datang dari senior kami Kang Surakman. Saya memanggil beliau Ang Surak. Tentu kabar tersebut juga mengagetkan banyak orang. Terkhusus mereka yang pernah kenal dan berinteraksi dengan beliau. Saya menjadi satu dari sekian orang beruntung bisa kenal dan pernah komunikasi dengan beliau. Walaupun pertemuan kami terbilang singkat tapi kesan istimewa hingga kini tak pernah sirna. Ang Surak begitu saya kenal namanya sejak duduk di bangku MTs. Saat itu Ang Surak menjadi salah satu tamu istimewa utusan MA Nurul Hikmah Haurgeulis dalam acara turun galang. Saya tentu mendapat ilmu dari teman dekatnya sekaligus kakak saya yaitu Ang Daryana. Kebetulan Ang Surak dan Ang Daryana adalah teman akrab. Hingga akhirnya kami dipertemukan kembali di bawah atap yang sama yaitu MANHIK (MA Nurul Hikmah Haurgeulis). Saya dan Ang Surak terpaut 3 tahun. K...

Mengepung Keberkahan

Woko Utoro  Hampir setiap pagi selepas mengajar saya selalu dapati seorang driver ojek online (Ojol) melaksanakan shalat dhuha. Entah apa motivasi beliau melakukan shalat sunnah dhuha tersebut. Yang jelas dalam hati saya berkata, "Kok ada orang serajin itu di tengah aktivitas harian masih menyempatkan melaksanakan ibadah sunnah". Saya pun penasaran dengan driver paruh baya tersebut. Saya melihat apa yang dilakukannya hampir dikata istiqomah. Pasalnya setiap saya berada di masjid itu hampir orang tersebut selalu ada. Tidak hanya shalat dhuha si bapak pun memutar tasbihnya begitu lama. Ketika akan berangkat narik sesekali ia masukan beberapa uang lembar ke dalam kotak amal. Saya berpikir ternyata masih ada orang istimewa di tengah kita. Yaitu orang-orang yang tersembunyi dan jauh dari hingar-bingar dunia. Hal itu percis saya temui mungkin sekitar 6 tahun lalu ketika rihlah ke Surabaya. Di sana saya dapati seorang pemuda dengan telaten mengajari anak-anak kecil mengaji Iqra. Pad...

Tak Ingin Dipisahkan Dari Umat

Woko Utoro Saya pernah ditanya enak mana mengajar mahasiswa atau anak-anak. Saya tentu menjawab yang kedua. Mahasiswa mungkin mudah untuk diajak diskusi dan tidak membuat gaduh. Tapi anak-anak lebih mengasyikkan dan penuh tantangan. Selain itu dunia anak selalu menyuguhkan hal-hal tak terduga. Misalnya kelucuan, keluguan, natural dan suka usil atau iseng. Mungkin dunia anak lebih melelahkan dan perlu energi berganda dalam menghadapinya. Tapi hal itu lebih dimaknai sebagai kepolosan atau ketidaktahuan. Akan tetapi kadang ada juga mahasiswa yang bersikap seperti kekanak-kanakan dan hal itu yang lebih menyedihkan. Maka saya sering berpikir untuk tidak ingin jauh dari mereka dunia anak. Bicara tidak ingin jauh dari anak-anak kita tentu ingat kisah luar biasa yang hampir serupa yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW dan umatnya. Kita tahu tentu kasih dan sayangnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW seluas samudera bahkan lebih. Bayangkan saja di akhir hayat beliau menyebut-nyebut nama umatnya. Dalam tafsir...

Meneruskan Pesan Abah Sholeh Perihal Dzikir Jahr

Woko Utoro  Di tengah-tengah ngaji kitab Tafsir Jalalain, Abah Sholeh menghentikan pengajian sejenak seraya memberi pesan. Beliau menginstruksikan agar para santri melaksanakan dzikir jahr setelah shalat fardu. Bahkan bila perlu membaca Qur'an dengan suara keras juga tidak masalah. Apa yang beliau instruksikan bukan tanpa alasan. Justru hal itu berdasarkan dawuh KH Zainuddin Djazuli ketika masih hidup bahwa dzikir itu kalau bisa yang keras (jahr) agar tidak dikira tidur oleh malaikat. Apalagi jika di Ploso memiliki tradisi membaca ayat kursi dengan lantang. Jika satu orang membaca ayat kursi bisa menjadi tameng gaib bayangkan jika 13.000 santri membaca ayat yang sama. Bagaimana berkahnya pondok dan tentunya bisa menjadi wasilah keselamatan untuk semua penghuninya. Demikianlah pesan beliau tentang dzikir jahr. Berdasarkan hal itu saya pun mencari tahu. Ternyata dzikir jahr bisa diartikan dengan suara keras, lantang, nyaring dll. Dzikir jahr bisa ditemukan dalam Kitab Miftahus Shudur...

Spektrum

Woko Utoro Setiap orang punya masalah. Setiap orang juga dibekali bagaimana cara menghadapi masalah. Tapi tidak semua orang mengerti bagaimana menyikapi masalah. Besar atau kecil masalah tetaplah harus diselesaikan. Barangkali itulah cara agar kita menjadi dewasa.  Di hadapan masalah perempuan cenderung bercerita sampai memilih menangis. Sedangkan di depan masalah laki-laki cenderung berdiam, menepi hingga menulis. Itulah sekian cara sekaligus perbedaan mengapa laki-laki dan perempuan tercipta begitu unik. Mereka memilih medianya sendiri untuk memecah kebuntuan. Dalam ilmu psikologi keberadaan media itu disebut katarsis.  Katarsis adalah kemampuan seseorang menyalurkan emosinya. Baik itu bernilai positif atau negatif yang jelas melalui kesadaran manusia diberi kemampuan memilih. Salah satu media penyalur emosi adalah dengan menulis puisi. Entah diyakini atau tidak menulis puisi mampu setidaknya menenangkan pikiran yang sedang kalut. Walaupun di beberapa kesempatan sebagian orang menola...

Memaknai Jalan dan Ketersesatan

Woko Utoro Pernah dengar anekdot mengapa kiai/gus ada yang sedikit mbeling. Ternyata jawabannya kata Gus Dur, karena mereka mengerti caranya bertaubat. Pertanyaan itu senada dengan, mengapa huffadz Qur'an ngajinya begitu cepat. Lagi-lagi jawabannya berkaitan dengan jalan. Penghafal Al-Qur'an saking mengertinya isi dan ayat Qur'an maka mereka tahu caranya ngebut. Bicara jalan tentu berkaitan dengan pengetahuan dan jam terbang. Orang yang pengetahuannya luas tak akan takut tersesat. Orang yang jam terbangnya tinggi tak akan pernah ragu menentukan keputusan. Contoh lain misalnya pembalap mengapa seolah putus urat takutnya sedangkan yang ada hanya keberanian. Tentu hal itu berdasarkan pengetahuan, teknik, penguasaan medan dan pastinya jam terbang. Bukankah pengalaman adalah guru terbaik. Berkaitan dengan hal itu tentu banyak sekali contohnya. Misalnya lagi sopir angkutan umum yang menantang maut dengan kecepatan tingginya itu pun akibat dari panjangnya perjalanan. Semakin merek...

Memaknai Hadiah Dalam Islam

  Woko Utoro  Bicara tentang hadiah tentu menjadi pembahasan yang menarik dalam Islam. Hadiah menjadi salah satu isyarat agar sesama manusia berkasih sayang. Hal itu senada dengan pesan Nabi Muhammad SAW bahwa memberi hadiahlah kamu agar saling mencintai (HR. Bukhari). Adapun hukum memberi hadiah adalah mubah bahkan bisa juga sunnah. Jika kita analisis hadiah dari berbagai perspektif tentu akan sangat menarik. Misalnya siapa orang yang tidak suka hadiah. Bukankah hadiah itu selalu menyuguhkan kejutan. Terlebih datangnya memang selalu tak terduga. Maka dari itu hadiah ditinjau secara psikologis akan membawa dampak yang positif. Orang yang memberi dan menerima hadiah cenderung memiliki mindfulness atau pancaran energi positif. Secara sosial saling memberi hadiah berpengaruh pada berbagai aspek terutama komunikasi dan kepercayaan. Orang-orang yang saling memberi hadiah cenderung memiliki ikatan emosional yang kuat. Selain itu perihal hadiah kita juga belajar akan arti kepedulian, apresias...

Aforisme Gus Baha

Woko Utoro  Jika mengikuti kajian Gus Baha kita bisa mendapat segudang ilmu baru. Bagi sebagian orang kajian Gus Baha itu terlalu tinggi. Tapi jika dihayati ada banyak hal keseharian yang membuat kita mikir. Di sanalah logika dan perasaan bercampur. Tapi intinya ada gelak tawa sekaligus membuat kita cerdas. Misalnya, orang mengkaji tafsir itu sulit, njlimet. Sedangkan yang menghindari perkara sulit dan njlimet itu orang cerdas apa bodoh? Ya cerdas, jawabnya. Maka dari itu kita ini orang bodoh karena nekuni perkara yang sulit. Di bagian ini kami pun sering tertawa wkwk. Ada lagi yang lainnya dan sangat cocok buat kita orang awam. Contohnya: orang yang mengkafirkan لا إله إلاّ اللّه itu aneh. Wong jelas-jelas dengan kalimat itu orang kafir 70 tahun saja bisa terhapus dosanya. Masa dengan kalimat yang sama kita jadi kafir. Padahal kalimat tersebut adalah miftahul jannah (kuncinya surga). Orang itu aneh masa tahlilan dibid'ahkan, disalahkan, sampai disyirikan. Padahal kalimat لا إله Ø¥...

Membaca Menambang Ide

Woko Utoro Dalam hal apapun yang tersulit adalah memulai. Termasuk perihal menulis jika hanya bersifat angan-angan maka nampaknya sangat sulit. Padahal jika sudah dimulai justru akan ada kemudahan. Mungkin inilah tabiat asli manusia yang hidup dalam bayang-bayang prasangka. Padahal prasangka dan fakta sangat jauh berbeda. Menulis itu sulit bagi mereka yang belum mencoba. Menulis itu mudah bagi mereka yang sering uji coba. Menulis itu susah-susah gampang bagi kita yang setengah-setengah. Intinya dalam hal apapun selalu menyuguhkan segala kondisi. Baik buruk, susah gampang semua tersedia sebagai cara agar kita tahan uji. Jika ujian itu terlewati maka kita siap sedia andai ujian lain tidak. Salah satu ujian menulis adalah hilangnya mood, kekurangan ide, tak ada inspirasi hingga terburu-buru. Padahal banyak penulis kondang berpesan bahwa tak ada sesuatu dihasilkan secara instan. Kata Jokpin semua hal baik justru kadang membutuhkan waktu dan proses lama termasuk tulisan. Kita tidak bisa men...

Nak, Sudah Makan Apa Belum?

Woko Utoro  Nak, sudah makan apa belum. Mungkin pertanyaan itu tidak lebih sulit dijawab ketimbang pertanyaan filsafat. Pertanyaan ringan yang bagi sebagian orang akan sangat mudah dijawab. Tapi pertanyaan itu tidak berlaku bagi saya. Apalagi saya berstatus sebagai seorang perantau. Bagi anda yang bukan perantau ditanya makan apa belum pasti mudah saja dijawab sudah atau belum. Jika pun belum toh akan sangat mudah dipersilahkan untuk segera makan. Tapi bagi perantau pertanyaan itu dijawab penuh drama. Bayangan saja ketika ibu bertanya sudah makan apa belum saya harus menyediakan jawaban yang menenangkan. Jika dijawab belum maka ada perasaan bilamana ibu khawatir. Bagi ibu seorang anak se-mandiri apapun selalu dianggap seperti anak kecil yang perlu bantuannya apalagi jika itu anak perempuan. Jika dijawab sudah toh faktanya saya sering terlambat makan atau bahkan jarang makan. Di sanalah kadang campur aduk. Di hadapan ibu kadang kita glagepan. Maka dari itu kadang saya perlu berbohong un...

Apa Yang Sebenarnya Harus Kita Korbankan

Woko Utoro Peringatan Hari Pahlawan keyword-nya adalah pengorbanan. Satu kata yang cukup untuk mewakili momen heroik yang mungkin pernah dilakukan. Dalam hidup kita mungkin setidaknya pernah sekali berkorban. Entah berkorban harta, tenaga, waktu atau pikiran. Yang jelas dengan pengorbanan itu kita sebenarnya bisa disebut pahlawan. Pahlawan tentu keyword keduanya adalah tidak ingin diakui alias ikhlas. Sehingga pengakuan bagi seorang pahlawan bukanlah keinginan utama. Sedangkan pengakuan tersebut justru dilahirkan oleh sejarah. Bagi seorang pahlawan tugas, kewajiban, kontribusi serta pengorbanan tidak lebih sebagai pengabdiannya pada hidup, pada Tuhan. Maka dari itu setiap pengorbanan selalu punya tempat istimewa di hadapan Tuhan. Pengorbanan selalu memiliki ruang untuk diapresiasi. Sekecil apapun pengorbanan toh merupakan sebuah daya yang tidak setiap orang mau memilikinya. Apalagi pengorbanan itu berkaitan dengan cinta hingga nyawa. Dalam al Qur'an esensi pengorbanan banyak ditamp...

Ya Bunayya : Menulislah

Woko Utoro  Meneruskan pesan tentang membaca juga tak kalah pentingnya yaitu menulis. Menjadi hal penting bahwa menulis adalah perpanjangan dari membaca. Jika kita sudah suka membaca maka tingkatkanlah ke level menulis. Dengan menulis sumber bacaan menjadi lebih awet bahkan abadi. Ya Bunayya, menulislah hal-hal sederhana di sekitar mu. Karena esok kau tahu bahwa hal besar justru tercipta dari hal-hal sederhana. Kata dunia ini biasa saja sedangkan yang luar biasa itu tafsirannya. Ya Bunayya, segeralah menulis dan jangan tunggu nanti. Sebab menulis adalah terapi jiwa. Saat kau sendiri tulisan justru dapat menemani. Tulisan menjadi media penyembuhan atas segala emosi yang tumbuh setiap hari. Menulis adalah katarsis yang mampu mengalihkan sekaligus mengolah emosi menjadi energi positif. Ya Bunayya, belajarlah menulis dari para ahli. Karena menulis terbukti membawa keberkahan tersendiri. Menulis berarti ikut serta dalam membangun peradaban. Kau harus tahu bahwa di era modern ini banyak oran...

Ya Bunayya : Bacalah

Woko Utoro  Bolehlah saya berandai-andai jika siatu hari ditakdirkan menjadi seorang ayah bagi anak-anak. Salah satu peran ayah tentu memberi pesan bijak untuk anak-anak. Pesan tersebut terinspirasi dari kata Ya Bunayya yang terdapat dalam Surah Luqman ayat: 13. Salah satu isi pesan tersebut tentu berkaitan dengan membaca. Ya Bunayya, bacalah karena esok kau akan dapati satu zaman di mana orang lebih tertarik dengan tradisi oral daripada aktivitas senyap bergumul dengan buku.  Ya Bunayya, bacalah sebab era makin modern justru orang semakin malas terutama soal membaca buku. Sehingga orang tidak lagi menghargai proses dan lebih berorientasi pada hasil. Padahal proses adalah hal utama menghantarkan hasil yang diinginkan. Semakin kuat proses maka potensi keberhasilannya juga besar. Ya Bunayya, bacalah untuk membuka cakrawala pikiran. Dengan membaca kau akan tahu betapa dahsyatnya aktivitas sunyi tersebut bagi peradaban. Lewat bacaan berarti kau sedang mengasah kemampuan berpikir, menambah ...

Mengaji Sebagai Investasi Masa Depan

Woko Utoro  Melihat fenomena media sosial saat ini ada beberapa konten yang perlu disyukuri yaitu perihal ngaji. Anda pasti tahu ngaji menjadi salah satu aktivitas utama di media sosial selain hiburan dan meraup cuan. Ngaji begitu tercecer dan mudah kita jumpai apalagi berseliweran di beranda tiap hari. Jika dibandingkan jaman dulu ngaji hanya dinikmati sebagian orang. Kini ngaji justru dinikmati oleh setiap orang di manapun dan kapanpun. Tapi itu pun perlu pemahaman bahwa mendalami agama tidak cukup lewat media sosial. Media sosial hanya menjadi unsur menambah pengetahuan saja sedangkan mendalami agama adanya di pesantren. Dengan sanad guru, kitab dan metode yang jelas. Fenomena merebaknya kajian keagamaan menjadi angin segar bagi terciptanya masyarakat yang gandrung akan pengetahuan. Pengetahuan agama tidak lagi bersifat eksklusif. Justru lewat ngaji lah keterbukaan memungkinkan orang bisa berpikir kritis dan jernih. Jika sudah demikian kita optimis ngaji menjadi metode ampuh mengkon...

Belajar Puas Belajar Kedalaman

Woko Utoro  Sejak dulu tabiat manusia itu selalu tak pernah puas. Apalagi jika soal kebutuhan materi pasti tak ada puasnya. Puas di sini tentu diartikan rasa cukup. Rasa cukup yang hanya orang tertentu saja yang dapat mengaplikasikannya. Bicara puas atau rasa cukup memang tak ada ujungnya. Bahkan dalam hadits dijelaskan sekalipun Gunung Uhud dijadikan emas untuk memuaskan manusia niscaya tak akan pernah merasa cukup. Rasa cukup atau puas mungkin subjektif. Akan tetapi sikap tersebut perlu dilatih sejak dini. Karena kepuasan selalu berkaitan dengan kebutuhan manusia. Biasanya orang yang tak pernah puas cenderung menguasai. Kita ambil contoh beberapa kasus korupsi dengan nilai fantastis di Indonesia salah satu faktornya adalah ketidakpuasan serta kurangnya rasa syukur. Menurut Abraham Maslow dalam Teori Hierarki Kebutuhan bahwa hal pertama yang harus dipenuhi manusia adalah kebutuhan dasar atau fisiologi. Kebutuhan fisiologi itu seperti makan, minum, bernafas, tidur, oksigen hingga kebut...

Ngamen Elit

Woko Utoro  Siang itu menjelang sore kami bergegas memacu motor. Saya dan Mas Roni bertolak menuju Bumi Menak Sopal. Keperluannya adalah memenuhi undangan keluarga besar guru SMAN 2 Trenggalek untuk sharing kepenulisan. Mendengar hal itu awalnya saya ingin menolak. Tapi karena diperintah guru apapun yang terjadi santri haruslah siap sedia, be prepared. Ketika dihubungi Prof Ngainun Naim untuk menggantikan beliau mengisi kepenulisan di SMAN 2 Trenggalek tersebut pikiran saya melayang. Yang ada dihinggapi kecemasan, apakah mampu dll. Hingga akhirnya ketika diskusi dengan Pak Pingkan saya pun mengiyakannya. Kebetulan Pak Pingkan dan saya sama-sama berstatus sebagai murid Prof Naim. Jadi secara sanad keilmuan kami sama, hanya beda nasib saja. Akhirnya saya mengajak Mas Roni untuk tampil di sana. Seperti biasa dua mahluk ini komposisi yang tepat. Karena kami berdua adalah Pasukan Keri Rabi, Jomblo Fisabilillah atau Barisan Wedi Luwe. Walaupun demikian jika ditanya soal kepenulisan jangan ra...

Psikologi Jama'ah Haul

Woko Utoro  Beberapa kesempatan Gus Iqdam sering mengatakan betapa asyiknya menjadi jama'ah Sor Sengon. Sehingga kesempatan tersebut tidak beliau sia-siakan ketika hadir di Haul Solo 2024. Kata Gus Iqdam, menjadi jama'ah itu asyik karena bisa berbaur dengan khalayak ramai. Tapi apakah benar demikian bahwa menjadi jama'ah itu memiliki kesan tersendiri. Saya mencoba mempraktekkan apa dawuh Gus Iqdam bahwa menjadi jama'ah itu ada kenikmatan tersendiri. Ketika Haul Ngunut 2024 kemarin saya mencoba menjadi jama'ah kasep alias telat. Sejak tahun lalu saya biasanya datang lebih awal untuk mendapatkan tempat di depan panggung utama. Tapi beda di tahun ini saya datang hampir jam 9 siang. Jadi saya pun harus legawa mendapat tempat di luar, dekat sound, panas dan pastinya berdesakan dengan jama'ah. Momen tersebut sebenarnya bukan hal baru bagi saya. Karena mungkin sekitar tahun 2018 saya pernah mengikuti Haul Akbar Al Fitrah Kedinding Surabaya yang jama'ahnya berjubel....