Langsung ke konten utama

Menjadi Korlap Kompas




Woko Utoro


Kali kedua saya dipercaya kembali terlibat dalam hitung cepat Kompas. Beberapa bulan lalu dalam quick count Pilpres saya bertugas menjadi interviewer sedangkan pada 27 November 2024 saya bertugas menjadi korlap. Ini tentu pengalaman yang menarik buat saya. 


Sejak awal ketika Mas Agus Badrex menawari saya untuk menjadi korlap sebenarnya sempat ada kekhawatiran. Karena dalam pikiran saya korlap itu garang, tegas dan ditakuti. Akan tetapi dalam praktiknya ternyata tidak demikian. Korlap justru harus bersahabat dan mengerti kondisi baik secara psikologis maupun lapangan. Akhirnya saya pun menjadi korlap Tulungagung 1 membawahi 6 TPS yaitu Besole, Bandung, Pakel, Pulosari Ngunut, Pakisrejo Rejotangan dan Ringinanom Udanawu Blitar. 


Tugas korlap selain koordinasi sesama anggota juga memantau kedisiplinan mereka, memastikan tertib administrasi dan alur kerja, memastikan mekanisme berjalan baik, membantu mengkondisikan tempat dan kendala, solutif dan membangun nilai kerjasama. Terakhir paling penting adalah tinjau langsung ke lokasi sesuai sebaran TPS. Ini barang menjadi momen menarik di mana korlap harus terjun lapangan. 


Tugas korlap lain secara individu adalah mengambil sample foto dan video dari masing-masing TPS. Syukur-syukur dapat menemukan keunikan maupun temuan berupa dugaan kecurangan pemilu. Untung saja di momen ini berjalan kondusif hanya saja di TPS Pulosari Ngunut suasananya terasa angker. Sampai-sampai interviewer kami harus mengenakan batik agar tidak dicurigai. Soal ini ceritanya panjang intinya Kompas menjadi terkena imbas oknum tak bertanggungjawab di tahun lalu. 


Singkat kisah saya berangkat sebelum jam 6 pagi. Saya langsung menuju TPS Pulosari Ngunut karena memang membutuhkan pendampingan khusus. Di TPS ini diampu oleh Saudara Andre JTM-031. Sebelum ia datang saya justru sudah datang lebih dahulu dan jagongan dengan salah satu PPS di balai desa. Setelah di rasa cukup saya langsung bertolak ke Pakisrejo Rejotangan tempat Saudara Muhibbin JTM-032 bertugas. 


Singkat saja dari perjalanan tinjau TPA tersebut rerata semua berjalan kondusif. Hanya saja ada perjalanan menarik yaitu seputar medan menuju ke sana. Di antara saya harus melewati jembatan penyebrangan ketika menuju TPS 02 Ringinanom Udanawu Blitar tempat Saudara Gerwin JTM-036. Di sinilah walaupun sempat tersesat dua kali tapi saya nikmati saja. Alhamdulillah pas ketika jam 13:00 kami diminta tuan rumah untuk santap siang. Tau saja memang sejak pagi saya hanya makan beberapa gorengan. 


Setelah selesai dari Ringinanom saya langsung meluncur ke Gempolan Pakel JTM-035 tempat Saudara Irsyad bertugas. Sebenarnya saya sudah lelah akan tetapi karena pukul 15:00 belum dimulai penghitungan suara maka saya ke sana juga. Akan tetapi sayang dua TPS yaitu Bandung JTM-034 Saudara Rizal dan Besuki Besole JTM-033 Saudara Chandra tidak saya datangi. Selain karena waktu sudah sore dan ternyata di sana sudah selesai penghitunganya. 


Akhirnya tepat pukul 17:50 tugas saya sebagai korlap selesai. Sayan tinggal menunggu teman-teman mengumpulkan berkas hasil QC tersebut. Intinya saya menikmati tugas 5 tahunan. Sebab selalu ada pelajaran berharga di setiap momennya. Termasuk ketika breafing di Kediri pada 25/11/24. Semoga kita diberi umur panjang dan bisa bersua kembali. []


The Woks Institute rumah peradaban 30/11/24

Dokumentasi:














Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Pecinta Amatiran

Woko Utoro  Kiai M. Faizi pernah ditanya apa yang ingin beliau lakukan setelah memahami sastra. Kata beliau, "Saya ingin menjadi amatir". Bagi Kiai M. Faizi menjadi amatir berarti tidak akan disebut mahir. Orang amatir akan selalu dianggap masih belajar. Orang belajar bisa saja salah. Walaupun begitu salah dalam belajar akan disebut wajar. Berbeda lagi ketika orang disebut mampu alias mumpuni. Masyarakat menganggap jika orang ahli bahkan profesional haruslah perfect. Mereka selalu dianggap tak pernah salah. Dan memang sesuai dengan pikiran kebanyakan orang jika sempurna itu harus tanpa noda. Akibat stigma ahli dan profesional masyarakat berespektasi harus sempurna. Masyarakat lupa bahwa setiap orang tidak bisa menghindar dari celah. Dalam arti bahwa setiap orang bisa saja pernah salah. Soal ini tentu yang terbaru adalah kasus Gus Miftah. Kasus Gus Miftah dianggap menghina pedagang es teh karena umpatan gobloknya menjadi viral. Pertanyaan kita mengapa netizen selalu brutal dal...

Zakat Sebagai Sarana Ritual dan Kesehatan

Woks Secara bahasa zakat berarti suci, berkembang, dan berkah. Dalam istilah fikih zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kepemilikan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya dengan aturan syariat. Dalam agama apapun zakat telah disyariatkan walaupun cara dan subjek wajib zakatnya sedikit berbeda. (Syahruddin, 2014:73) Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, zakat baru disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah walau dalam al Qur'an telah dijelaskan sebelum Islam datang, umat-umat terdahulu juga telah mengenal zakat. Setiap Nabi memiliki cara zakatnya tersendiri seperti zaman Nabi Musa yang memerintahkan menzakati hewan ternak seperti unta, kambing dan lembu. Bahkan Nabi Musa juga pernah meminta agar Qorun mengeluarkan zakatnya. Zaman Nabi Isa pun tak jauh berbeda yaitu meminta orang-orang yang kaya untuk mengeluarkan zakatnya kepada yang miskin. Saat ini kita masih mengikuti syariat zakat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dengan penje...