Langsung ke konten utama

Perempuan dan Pergerakannya




Woko Utoro 

Alhamdulillah kemarin saya bersama Dompet Dhuafa Jawa Timur kembali diminta mengisi acara public speaking. Kali ini bersama SDN 2 Balerejo Kauman Tulungagung. Dalam rangka Hari Kartini tentu saya membawa tema seputar perempuan. Seperti kata Kepala Sekolah yaitu Bapak Joko, perempuan perlu diangkat terutama berkaitan peran serta kontribusi mereka untuk bangsa.

Bertempat di ruang kelas IV dan V saya pun tampil di depan sekitar 50 orang siswa dari kelas 1-6. Di dampingi bapak ibu guru saya bicara banyak hal terutama seputar public speaking. Secara umum saya menjelaskan bahwa public speaking adalah keterampilan yang perlu dimiliki setiap orang. Karena komunikasi publik memerlukan sentuhan seni dan kreativitas agar menarik.




Selain materi public speaking saya juga menyelingi kegiatan tersebut dengan ice breaking, menyanyi dan pastinya praktek menjadi speaker. Alhamdulillah suasana siang itu begitu hangat dan penuh tawa. Apalagi ketika ada perwakilan siswa kelas 1 yang imut berani maju untuk praktek public speaking.

Menambahkan materi saya juga memberikan motivasi kepada semua khususnya perempuan agar belajar dengan gigih dan tekun. Karena hanya dengan itu kita bisa berdaya saing. Pendidikan adalah alat utama mencapai kemakmuran. Dengan ilmu kita akan memperoleh kemuliaan. Karena ilmu adalah cahaya yang menerangi kegelapan. Seperti halnya cita-cita RA Kartini yaitu menyongsong dari gelap menuju cahaya.

Sebuah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pembelajaran dan pemberdayaan. Bagi Kartini perempuan itu harus mandiri terutama berkaitan dengan pikirannya. Jika perempuan telah dialiri pendidikan maka mereka menjadi pondasi negara. Mungkin perempuan masih belum terdengar suaranya tapi kehadiran mereka sesungguhnya barometer tentang kemajuan bangsa.

Hal itu terbukti kini perempuan bisa menjadi apa saja. Perempuan setahap demi setahap sudah mulai mengisi ruang publik. Mereka memiliki peran yang luar biasa salah satunya dulu kini memiliki Susi Pudjiastuti, Retno Marsudi dan kini ada Sri Mulyani, Khofifah Indar parawansa dll. Jadi jelas bahwa peran perempuan serta pergerakannya tak bisa dipandang sebelah mata.[]

the woks institute l rumah peradaban 22/4/25


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Pecinta Amatiran

Woko Utoro  Kiai M. Faizi pernah ditanya apa yang ingin beliau lakukan setelah memahami sastra. Kata beliau, "Saya ingin menjadi amatir". Bagi Kiai M. Faizi menjadi amatir berarti tidak akan disebut mahir. Orang amatir akan selalu dianggap masih belajar. Orang belajar bisa saja salah. Walaupun begitu salah dalam belajar akan disebut wajar. Berbeda lagi ketika orang disebut mampu alias mumpuni. Masyarakat menganggap jika orang ahli bahkan profesional haruslah perfect. Mereka selalu dianggap tak pernah salah. Dan memang sesuai dengan pikiran kebanyakan orang jika sempurna itu harus tanpa noda. Akibat stigma ahli dan profesional masyarakat berespektasi harus sempurna. Masyarakat lupa bahwa setiap orang tidak bisa menghindar dari celah. Dalam arti bahwa setiap orang bisa saja pernah salah. Soal ini tentu yang terbaru adalah kasus Gus Miftah. Kasus Gus Miftah dianggap menghina pedagang es teh karena umpatan gobloknya menjadi viral. Pertanyaan kita mengapa netizen selalu brutal dal...

Zakat Sebagai Sarana Ritual dan Kesehatan

Woks Secara bahasa zakat berarti suci, berkembang, dan berkah. Dalam istilah fikih zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kepemilikan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya dengan aturan syariat. Dalam agama apapun zakat telah disyariatkan walaupun cara dan subjek wajib zakatnya sedikit berbeda. (Syahruddin, 2014:73) Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, zakat baru disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah walau dalam al Qur'an telah dijelaskan sebelum Islam datang, umat-umat terdahulu juga telah mengenal zakat. Setiap Nabi memiliki cara zakatnya tersendiri seperti zaman Nabi Musa yang memerintahkan menzakati hewan ternak seperti unta, kambing dan lembu. Bahkan Nabi Musa juga pernah meminta agar Qorun mengeluarkan zakatnya. Zaman Nabi Isa pun tak jauh berbeda yaitu meminta orang-orang yang kaya untuk mengeluarkan zakatnya kepada yang miskin. Saat ini kita masih mengikuti syariat zakat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dengan penje...