Langsung ke konten utama

Ziarah : Rest Area Kerinduan





Woko Utoro 

Saat di rumah saya mengajak adik dan ponakan untuk berziarah simbah. Kebetulan momen tersebut istimewa sebab kami datang dengan formasi lengkap. Kami datang dengan membawa doa, air dan bunga. Do'a adalah makanan utama orang yang sudah tiada. Sedangkan air dan bunga adalah simbol antara yang hidup dan yang mati tak ada bedanya. Air pertanda bahwa kita diciptakan dari unsur yang sama. Sedangkan bunga adalah kebaikan yang terus semerbak tiada tara.

Bahwa antara kita hanya berbeda alam. Sedangkan soal waktu kita sama yaitu hanya menunggu giliran. Saya menjelaskan pada adik dan ponakan untuk rajin berziarah. Karena ziarah bukan sekadar berkunjung tapi perjumpaan antara alam dunia dan akhirat. Dengan berziarah kita ingat bahwa dunia sementara dan akhirat selamanya. Dunia tempat menanam dan akhirat tempat memanen. Sedangkan barzakh adalah ruang tunggu antara dua alam berbeda dunia dan akhirat.

Pekuburan ibarat rest area alias tempat pemberhentian. Sedangkan ziarah adalah cara untuk berhenti sejenak, menepi, menatap diri sendiri tentang hari esok. Dengan ziarah kita rehat sejenak memandang siapa diri ini. Dengan ziarah kita tahu bahwa kerinduan tak pernah mati. Ziarah adalah upaya merawat kerinduan tersebut. Tanpa ziarah manusia pelupa ini akan lebih akut lagi bahkan tak peduli.

Ziarah adalah cara agar kita tetap rendah hati. Bahwa atas apa yang kita dapatkan semua adalah warisan leluhur. Sehingga lewat ziarah kita tahu bagaimana cara bersyukur, berterimakasih atas segala pengorbanan. Orang yang rajin berziarah akan mengerti untuk tidak lupa diri. Bagaimanapun juga jasa para leluhur tak akan bisa terganti. Mereka mungkin berkalang tanah tapi harum semerbak mewangi masih dapat dirasakan hingga kini. Sungguh ziarah mengingatkan kita arti pulang dan pergi, datang serta kembali.[]

the woks institute l rumah peradaban 19/4/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Pecinta Amatiran

Woko Utoro  Kiai M. Faizi pernah ditanya apa yang ingin beliau lakukan setelah memahami sastra. Kata beliau, "Saya ingin menjadi amatir". Bagi Kiai M. Faizi menjadi amatir berarti tidak akan disebut mahir. Orang amatir akan selalu dianggap masih belajar. Orang belajar bisa saja salah. Walaupun begitu salah dalam belajar akan disebut wajar. Berbeda lagi ketika orang disebut mampu alias mumpuni. Masyarakat menganggap jika orang ahli bahkan profesional haruslah perfect. Mereka selalu dianggap tak pernah salah. Dan memang sesuai dengan pikiran kebanyakan orang jika sempurna itu harus tanpa noda. Akibat stigma ahli dan profesional masyarakat berespektasi harus sempurna. Masyarakat lupa bahwa setiap orang tidak bisa menghindar dari celah. Dalam arti bahwa setiap orang bisa saja pernah salah. Soal ini tentu yang terbaru adalah kasus Gus Miftah. Kasus Gus Miftah dianggap menghina pedagang es teh karena umpatan gobloknya menjadi viral. Pertanyaan kita mengapa netizen selalu brutal dal...

Zakat Sebagai Sarana Ritual dan Kesehatan

Woks Secara bahasa zakat berarti suci, berkembang, dan berkah. Dalam istilah fikih zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kepemilikan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya dengan aturan syariat. Dalam agama apapun zakat telah disyariatkan walaupun cara dan subjek wajib zakatnya sedikit berbeda. (Syahruddin, 2014:73) Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, zakat baru disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah walau dalam al Qur'an telah dijelaskan sebelum Islam datang, umat-umat terdahulu juga telah mengenal zakat. Setiap Nabi memiliki cara zakatnya tersendiri seperti zaman Nabi Musa yang memerintahkan menzakati hewan ternak seperti unta, kambing dan lembu. Bahkan Nabi Musa juga pernah meminta agar Qorun mengeluarkan zakatnya. Zaman Nabi Isa pun tak jauh berbeda yaitu meminta orang-orang yang kaya untuk mengeluarkan zakatnya kepada yang miskin. Saat ini kita masih mengikuti syariat zakat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dengan penje...