Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2025

Warisan Hikmah Dari Iblis Untuk Manusia

Woko Utoro Sudah familiar iblis sering kita sebut sebagai raja setan. Iblis selalu kita dengar terutama ketika para pendakwah bercerita tentang Nabi Adam dan Sayyidah Hawa. Iblis menjadi tokoh yang selalu kita bahas terlebih tugas dan fungsinya. Dalam bahasa gunonan para kiai sering menjelaskan jika setan itu terdapat tingkatan statusnya sedangkan iblis ini tingkat tertinggi. Maka dari itu bangsa setan akan menggoda manusia sesuai dengan level keimanannya. Semakin taat dan taqwa kepada Allah SWT maka setan penggoda manusia levelnya akan semakin tinggi. Untuk kalangan para wali tentu akan berhadapan dengan iblis. Tapi walaupun iblis cs bertugas menggelincirkan umat manusia kita tetap bisa belajar dari mengapa diciptakannya mereka. Pertama, bahwa awalnya mereka adalah mahluk yang paling taat kepada Allah SWT selain malaikat. Bahkan ketaatannya pada Allah SWT sangat luar biasa dan melegenda. Usut punya usut saking taatnya iblis dkk sampai-sampai mereka tidak mau disuruh bersujud kepada Ad...

Siksa Terberat Adalah Dingin

Woko Utoro  Sejak dulu orang sudah paham bahwa siksa selalu identik dengan api, panas dan tajam. Dalam tradisi agama-agama pun meyakini bahwa neraka selalu identik siksaan pembakaran, pemotongan, penggilasan, penusukan hingga peleburan. Jarang kita mendengar siksa berkonotasi pada dingin misalnya dibekukan, dihempaskan, hingga ditenggelamkan dll. Entah mungkin sejak dulu siksa selalu identik dengan kengerian dan ketakutan. Bahkan siksa selalu berhadapan dengan kata bengis, raja tega dan tak berperikemanusiaan. Mengapa siksa jarang menyebut kata dingin. Padahal dingin lebih memilukan daripada panas atau membakar. Siksa api misalnya paling hanya menyentuh kulit atau fisik. Sedangkan jika dingin dapat menembus sumsum. Dingin juga bisa dimaknai melukai dimensi dalam. Dingin dalam dimensi sosial bermakna diabaikan. Coba anda bayangkan bagaimana rasanya diabaikan. Menurut anak-anak muda diabaikan itu terasa sangat sakit. Mungkin fisik biasa saja tapi hati seperti tertusuk duri. Dalam hal in...

Siapa Yang Tidak Buzzer: Catatan Musbro Combad 2025

Woko Utoro Pada Ahad pagi (26/1/25) saya bersama tiga teman santri bisa mengikuti kegiatan Musbro atau Musyawarah Kubro yang diadakan oleh PP Mbah Dul. Kebetulan ini kali pertama kami bisa mengikuti acara Bahtsul Masa'il tersebut mewakili PP Himmatus Salamah Srigading. Pukul 08:00 pagi kami sudah di TKP akan tetapi seperti biasa acara baru dimulai jam 09:00 tepat. Kami ngopi terlebih dahulu di warkop depan pondok. Hingga akhirnya acara berlangsung kami pun mengikuti dengan saksama. Alhamdulillah beberapa pondok sekitar hadir seperti Sirojuth Tholibin, PPTQ Al Hidayah, PPTQ Lubabul Fatah dll. Pada acara Musbro ini ada 2 permasalahan yang dibahas yaitu hukum menyewa buzzer untuk melancarkan bisnis apakah bagian strategi marketing atau bagian dari modus penipuan. Serta hukum air comberan yang meluap ke tanah warga apakah dihukumi najis serta apakah si pemilik berkewajiban membersihkannya. Acara pun dimulai dengan pembacaan tahlil, sambutan dan langsung ke acara inti yaitu musyawarah. ...

Intelektual Branding: Catatan Oleh-oleh Khas Umroh

Woko Utoro Pada Ahad kemarin (26/1/25) saya bisa berkunjung ke ndalem Prof Ngainun Naim bersama teman-teman SPK. Kebetulan acara ini sudah kami bicarakan sekitar 3 hari lalu. Hingga akhirnya kami berlima (Bu Nikmah, Bu Rodi'ah, Mba Ekka, Mas Roni dan Saya) bisa sowan ke sana. Pisowanan ini dalam rangka jagong umrah Prof Naim yang baru pulang beberapa hari lalu. Di Indonesia, tradisi jagong atau berkunjung memang memiliki akar budaya yang kuat. Sebagai bangsa yang mengikuti adat ketimuran tradisi jagong dan silaturahmi dikenal di berbagai daerah salah satunya Jawa. Di Jawa tradisi jagongan ini terdapat pada banyak aktivitas sosial seperti kelahiran, pernikahan, kematian hingga haji dan umrah. Maka ketika ada orang pulang umrah atau haji kita akan menyebut jagong umrah/kaji. Tradisi jagongan tersebut sebenarnya berakar pada ajaran silaturahmi dan meminta do'a kebaikan. Terlebih narasi keberkahan mengalir deras pasca seseorang pulang dari tanah suci Makah Madinah. Hal itu juga mer...

Isra Mi'raj: Lebih Dari Sekadar Hadiah Duka

Woko Utoro  Seperti kita tahu peristiwa Isra Mi'raj terjadi pasca Kanjeng Nabi Muhammad SAW ditinggal mati oleh orang-orang tercinta seperti istri beliau Sayyidah Khadijah dan pamanda Sayyid Abu Thalib. Tahun tersebut kita menyebutnya dengan amul huzni (tahun kesedihan). Belum lagi rongrongan dari kaum Quraisy serta perlakuan kasar dari orang-orang Thaif menambah luka mendalam buat beliau. Walaupun demikian tentu sang maha kasih tak membiarkan kekasihnya terhempas begitu saja. Allah SWT sudah menyiapkan satu jamuan untuk mengundang Kanjeng Nabi Muhammad SAW hadir ke hadiratNya. Menyambutnya dengan sambutan hangat dan penuh kemuliaan. Akhirnya seperti yang kita tahu Isra Mi'raj atau perjalanan naik menuju Hadratillah tercipta sekaligus memberi pelajaran berharga buat kita semua. Bahwa duka sesakit apapun pasti akan ada akhirnya. Kendati rasa itu masih tersisa toh hal tersebut adalah tanda bahwa kita mahluk atau hamba. Dan hal itu merupakan suatu keharusan serta cara agar kita ta...

Belajar Keteguhan

Woko Utoro  Jika disodorkan kata teguh kita akan berpikir tentang sikap tenang dan elegan atau orang Jawa menyebutnya aris, ora grusa grusu. Teguh dengan tambahan afiks ke- dan sufiks -an jadi keteguhan menandakan sikap yang luar biasa. Sedangkan kita bisa belajar Keteguhan dari siapapun. Bahkan batu karang di lautan lepas adalah simbol keteguhan yang bisa kita pelajari. Terlebih keteguhan orang tua adalah satu dari sekian sikap ajeg hingga kini. Orang tua akan terus ada untuk anaknya sampai kapanpun. Mereka akan tetap teguh sekalipun badai menerpa. Orang tua pantang untuk mengeluh di depan anaknya. Mereka akan melakukan apapun demi kebaikan anaknya. Sikap keteguhan juga bisa kita lihat dari Santiago si nelayan tua dalam The Old Man and the Sea karya Ernest Hemingway. Santiago nelayan tua yang berjuang melawan ikan marlin raksasa di tengah lautan. Seperti yang diketahui bahwa Santiago tetap bertahan di tengah lautan dan menghabiskan 84 hari tanpa ikan. Bisa dibayangkan betapa teguhnya...

Apakah Benar Hidup Hanya Sekumpulan Rutinitas

Woko Utoro Saya pernah ditanya seperti judul tulisan ini, apakah hidup hanya sekumpulan rutinitas. Saya tentu menjawab iya dengan beberapa alasan. Akan tetapi satu di antara teman kami tidak setuju dengan alasan hidup ini berkembang, tumbuh dan berubah. Mungkin pernyataan tersebut benar. Tapi pernyataan saya pun tidak berarti salah. Saya akan tunjukkan rasionalisasinya. Bahwa hidup hanya sekumpulan rutinitas adalah perspektif psikologi terutama Freud dengan struktur kepribadian id, ego, superego. Bagi Freud struktur kepribadian itu dikontrol oleh tingkat kesadaran. Sedangkan rutinitas dibentuk berdasarkan basic insting yang dimiliki manusia. Terutama insting untuk memenuhi kebutuhan hidup. Anda mungkin tahu bahwa insting manusia yaitu berkaitan dengan makan, seks dan kebutuhan untuk bertindak serta memutuskan. Tentu kita juga tahu bahwa kebutuhan tersebut dapat dipenuhi hanya dengan melakukan serangkaian aktivitas. Jika ingin kaya maka bekerja dan jika ingin pintar harus belajar. Aktiv...

Antara Kesepian, Kesunyian dan Kesendirian

Woko Utoro  Sebenarnya problem manusia modern bukan tidak punya uang atau tak punya pacar melainkan soal kedalaman batin. Dalam tradisi sufi maupun filsafat problem batin adalah hal utama. Sedangkan bagi orang modern aspek batin tak pernah diperhatikan. Padahal sekuat apapun menumpuk materi sungguh tak akan mampu membeli nuansa batin. Sekarang kita bertanya apakah materi bisa membeli kebahagiaan? Bukankah materi hanya bisa membeli kepuasan. Lantas berapa banyak orang yang tidak puas padahal harta melimpah ruah. Bukankah kebahagiaan itu letaknya di hati. Bukankah bahagia itu sederhana yaitu ketika kita mampu berbagi. Apakah uang bisa membeli kesepian. Apakah kendaraan dan hunian mewah bisa mengobati kesendirian. Atau apakah kesunyian tidak lagi menarik di dunia yang serba materi. Nampaknya kita memang perlu tahu bahwa antara kesepian, kesunyian dan kesendirian sangat berbeda. Saking terpukau-nya kita dengan alam materi dan kecanggihan justru melupakan hal yang juga tak kalah pentingnya ...

Pesan Nabi Muhammad SAW di Era Distrupsi

Woko Utoro Distrupsi seperti yang kita ketahui adalah perubahan yang begitu cepat akibat adanya inovasi besar-besaran terutama soal penggunaan teknologi. Perubahan itu meliputi cara komunikasi, jual beli hingga bersosialisasi. Mungkin di jaman nabi teknologi seperti saat ini canggihnya belum ditemukan. Tapi kemampuan untuk berinovasi sudah berkembang sejak lama. Perubahan itulah yang tidak bisa dihindarkan. Mau tak mau kita harus adaptif dan secepat mungkin merespon perubahan tersebut. Namun sayangnya perubahan selalu membawa kemudahan plus tantangan. Khususnya problem bagi kita yang kurang peka terhadap perubahan. Akibatnya kita terseok-seok dan bahkan tenggelam. Maka tidak salah jika distrupsi juga disebut era ketidakpastian. Hal-hal tidak menentu sangat mudah ditemukan di era ini. Faktornya jelas yaitu perubahan kilat dan mendadak. Perubahan itulah yang kini kita rasakan dan bahkan menyentuh ke setiap sendi kehidupan. Tidak hanya soal ekonomi segala apapun berubah dengan drastis. Ki...

Resonansi Media Sosial

Woko Utoro Sejak kemunculannya media sosial memudahkan manusia dalam berkomunikasi. Dengan adanya media sosial komunikasi manusia tidak terbatas. Siapa dan kapan saja bisa saling terhubung. Bahkan di ujung dunia pun komunikasi bisa dilakukan hanya dengan sekali klik. Kecepatan dan kemudahan lewat media sosial itulah dalam hemat saya selalu bermata dua. Di satu sisi membantu memangkas jarak serta memudahkan komunikasi manusia. Tapi di sisi yang lain ada dampak besar dan selalu tidak disadari. Dampak tersebut berkaitan dengan mental health dan emosi manusia. Salah satu dampaknya yaitu di saat kita mengkonsumsi medsos lewat beberapa konten receh. Konsumsi konten receh memungkinkan kita terkena brain rot alias pembusukan otak. Awalnya kita merasa terhibur dengan konten ringan seperti berjoget hingga humor. Tapi lambat laun tanpa di sadari fungsi otak dan intelektual justru menurun. Salah satunya otak dipaksa dijejali konten receh dan tidak pernah kita ajak untuk membaca. Padahal semakin ba...

Berkeluh-kesah Kepada Allah SWT

Woko Utoro  Keluh-kesah salah satu diksi menarik tentang keadaan hati dan pikiran seseorang. Keluh-kesah adalah kondisi di mana orang merasa kesusahan, perlu dibantu, perlu solusi atau bingung apa yang harus dilakukan. Keluh-kesah juga merupakan cara semacam curhat yang tidak disadari sebagai keluhan hidup. Setiap orang pernah mengeluh atau dalam bahasa Jawa, sambat. Mengeluh adalah ciri bahwa kita manusia yang tidak memiliki segudang solusi. Orang mengeluh itu wajar. Karena keluhan pada dasarnya hinggap di alam bawah sadar. Tapi jika hidup terus-menerus mengeluh itu yang tak wajar. Ingin kaya tapi tidak bekerja atau ingin pintar tapi malas belajar nah ini yang perlu dihajar. Di jaman yang tidak menentu ini populasi orang sambat nampaknya bertambah. Kendati belum ada survei khusus yang jelas saya menemukan sendiri kasus ini. Bayangkan setiap nongkrong di warung kopi, bertemu di jalan, hingga di tempat kerja orang sambat bisa dijumpai. Entah bagaimana ceritanya yang jelas sambat sangat...

Adakah Yang Lebih Berharga Dari Shalat

Woko Utoro  Bicara shalat bicara semesta. Shalat adalah ibadah utama yang esok akan dihisabNya. Shalat adalah wadah dari segala amal. Jika wadahnya bocor maka tumpahlah ibadah lainnya. Shalat adalah tiang agama. Jika orang mengaku Muslim tapi tidak mau shalat maka ibarat merobohkan tiang agama. Hidup disebut hidup adalah ketika seseorang mendirikan shalat. Dalam Kitab Ta'lim Muta'alim manusia tanpa ilmu ibarat mayat hidup. Sedangkan Baginda Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa pentingnya shalat seperti pentingnya kepala bagi tubuh. Jadi jika mengaku Islam tapi tidak shalat maka ibarat tubuh tanpa kepala. Orang mengaku Islam maka harus mendirikan shalat. Karena shalat adalah kunci dibukanya amal sedangkan ruh nya adalah ikhlas. Shalat adalah pembeda atas ibadah dari agama lain. Shalat juga merupakan bentuk syukur yang kita persembahkan pada Allah. Walaupun Allah SWT tidak terkena imbas atas segala amal manusia. Orang boleh saja tidak puasa mungkin karena tak kuat. Orang juga ...

Wasathiyah: Pengawet Alami Peradaban

Woko Utoro  Salah satu pekerjaan tersulit adalah menjadi manusia tengah-tengah. Saking sulitnya wasathiyah ini bukan sekadar posisi di tengah melainkan seimbang dengan kanan dan kiri. Keseimbangan itulah yang melahirkan keadilan untuk tidak membedakan posisi manapun. Maka pantas dalam Al Qur'an jika tidak mampu berbuat adil jangan berani-berani beristri dua apalagi empat. Sikap wasathiyah ini sangat perlu terus dihidupkan. Lebih lagi harus jadi pedoman hidup di masyarakat. Menurut Gus Ulil Abshar Abdalla, mengutip dawuh Imam Syatibi bahwa sikap tengah-tengah adalah titah ulama. Bahkan Allah SWT berfirman jika umat Nabi Muhammad SAW harus berada di tengah-tengah. Jika ada ulama yang mengajak keluar jalur moderat maka tugas ulama lain harus mengajaknya kembali. Sikap wasathiyah atau moderat ini sangat penting yaitu agar orang tidak terkena fanatisme. Juga agar tidak menjadi ekstrim kanan maupun kiri. Kata Nabi Muhammad SAW wasathiyah ibarat gunung yang berada di antara dua sungai. Ja...

Kuncinya Bicara

Woko Utoro  Dalam acara Halaqoh Nawaning II di Surabaya, Ning Alissa Qotrunnada Munawwarah atau biasa disapa Ning Alissa Wahid. Menceritakan banyak hal seputar mengapa kasus kekerasan seksual, bullying dan ketimpangan gender masih sering terjadi di pesantren. Padahal seperti kita ketahui pesantren merupakan wadah di mana tradisi dan budaya Islam disemai. Kata Ning Alissa, jika kasus tersebut masih terjadi maka yang perlu kita lakukan adalah mengubah cara pandang. Terutama cara berpikir pengasuh dan santri harus berpusat pada nilai keadilan dan inklusivitas. Terutama bagi perempuan mereka juga perlu untuk diberikan peran. Sehingga santri putri tidak melalu di bagian belakang tapi juga saatnya tampil. Sedangkan KH. Husein Muhammad atau Buya Husein menegaskan bahwa kekerasan seksual terjadi di pesantren akibat ketimpangan kekuasaan. Karena ada kekuasaan yang lebih besar maka prinsip ortodoksi masih sering melegitimasi kebenaran. Sehingga bagi person yang lemah akan kalah dan terpinggirkan...

Beberapa Ilustrasi Peristiwa Isra Mi'raj

Woko Utoro "Bagi yang percaya penjelasan itu tidak perlu. Bagi yang tidak percaya penjelasan itu tidak berguna". -Abah Abad Badruzaman Quote pembuka dari Prof. Dr. Abad Badruzaman Lc., M. Ag. tersebut meluncur ketika kajian rutin di Masjid Al Ittihad Sumbergempol. Kebetulan beliau sebagai pengampu dan tema yang dibahas adalah Isra Mi'raj. Ada hal menarik dari pembahasan tersebut yaitu berkaitan teori logis bagaimana peristiwa Isra Mi'raj dapat diterima akal. Kita harus tahu bahwa Isra Mi'raj ini merupakan mukjizat maknawiyah yang dialami Kanjeng Nabi Muhammad SAW. Sebuah pengalaman luar biasa yang sebenarnya bukan ranah akal. Tapi tidak berarti akal tak mampu menerima. Justru pengalaman Isra Mi'raj adalah bukti peristiwa supra rasional di mana akal manusia tidak mampu menjangkaunya. Satu-satunya orang di era awal yang langsung membenarkan Isra Mi'raj Kanjeng Nabi Muhammad SAW adalah Sayyidina Abu Bakar. Maka pantas jika beliau digelari ash Shidiq atau yang...

Hikayat Tukang Sinau

Woko Utoro  Beberapa kali Gus Kautsar berkata bahwa keramat itu tidak berguna jika kita tidak belajar. Nampaknya perkataan itu juga dikuatkan oleh Gus Baha jika keramat dalam arti sakti, bisa terbang, mampu berdiri di atas air sungguh hal itu tidak keren. Karena hal-hal tersebut hanya membuat takjub dan bermanfaat bagi individu. Berbeda dengan orang pembelajar dan mengajar maka dampaknya untuk banyak orang. Belajar atau sinau memang merupakan hal istimewa. Sampai-sampai wahyu pertama turun pada Kanjeng Nabi Muhammad SAW berisi perintah belajar. Apa saja boleh dipelajari asalkan tidak bertentangan dengan syariat. Allah SWT juga menjanjikan akan meninggikan derajat orang-orang yang senang belajar. Bahkan pembelajar akan dimudahkan jalannya menuju surga. Belajar itu bisa dengan siapa saja dan kapan saja. Akan tetapi belajar soal agama harus berpedoman pada guru. Tanpa bimbingan guru keilmuan seseorang boleh diragukan. Karena agama itu tidak bisa dipelajari hanya berdasarkan pendapat priba...

Menjelajah Lewat Majalah

Woko Utoro  Di setiap tempat yang saya kunjungi jika itu ada karya tulis maka langsung tergelitik ingin membeli. Termasuk perjalanan kemarin ke Jombang saya langsung membeli Majalah Pondok Pesantren Tebuireng. Bagi saya majalah itu luar biasa dan banyak hal yang kita dapat. Dari majalah itulah kita diingatkan pada fakta sejarah era lampau. Pada tahun 1884 Syeikh Muhammad Abduh mengenalkan pemikirannya lewat Majalah al-Urwa al-Wuthqa. Majalah tersebut mengajak umat Islam untuk kembali keajaran sejati, menolak taklid dan lebih mengutamakan ijtihad. Syeikh Muhammad Abduh dan Syeikh Jamaluddin al Afghani dikenal sebagai tokoh modernis dalam Islam. Pada 1889 Syeikh Rasyid Ridha melanjutkan proyek menulis tafsir Al Qur'an dan mengembangkan Majalah Al Manar pasca wafatnya Syeikh Muhammad Abduh. Majalah Al Manar berarti mercusuar. Syeikh Rasyid Ridha dan Al Manar-nya sama yaitu bercita-cita agar umat Islam bangkit dari keterpurukan. Umat Islam harus berlomba-lomba dalam ijtihad dan mening...

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Wasilah Perjalanan : Apa Yang Hendak Dicari

Woko Utoro Perjalanan itu unik selalu ada saja hal menarik saat kita berhenti, beristirahat, menepi dan sampai. Setiap perjalanan selalu mengandung pelajaran sekaligus pertanyaan. Pelajaran berkaitan dengan pemaknaan dan pertanyaan apa yang hendak dicari atau di mana kita akan berhenti. Yang jelas perjalanan hari itu adalah ziarah ke maqbarah Mbah Hasyim Asy'ari. Sebuah undangan yang sangat batiniah dan jika tak berbalas seolah saya memiliki hutang. Hingga akhirnya perjalanan itu menunaikan semua hal yang mengganjal di jiwa. Saya pun bisa curhat dengan sepuasnya lewat lantunan shalawat dan bacaan fatihah. Ketika di sana saya pun memanjatkan doa. Saya berwasilah atas nama kekasih semoga saja hidup semakin terarah. Saya pun tak lupa menyebut namanya sebanyak mungkin berharap ada secercah harapan. Bukankah harapan itu serupa cahaya yang menerangi kita di kala gelap gulita. Saya juga berdoa mengetuk pintu langit lewat makam orang mulia. Berharap keberanian dan warisan ilmunya dapat say...

Wasilah Perjalanan : Aku Tetap Bertahan

Woko Utoro Jika anda membaca tulisan saya sebelumnya berjudul, "Mencari Tempat Menangis" maka akan tahu bahwa ada sesuatu yang bersifat batin. Sedangkan kata-kata yang dirangkai tidak bisa mewakili semua perasaan. Tapi melalui puisi kecil itu saya berkisah tentang perjalanan sederhana dari Tulungagung menuju Jombang. Awalnya ketika Haul Gus Dur ke-15 sebenarnya saya ingin ke sana. Akan tetapi karena beberapa hal akhirnya saya mengurungkan niat. Hingga tibalah momen itu pada tanggal 5 Januari 2025 atau tepat di hari Minggu. Saya berangkat sendiri dengan armada Commuter Line Dhoho jurusan Blitar Surabaya. Beberapa teman sebenarnya ingin ikut. Akan tetapi saya larang karena ini hajat pribadi. Dan saya hanya ingin sendiri. Saya hanya ingin belajar berani. Mungkin bagi orang lain hal itu perkara sepele. Tapi bagi saya setiap perjalanan adalah berharga. Perjalanan selalu memandu saya hingga ke masa depan. Dalam perjalanan itu saya bertemu rombongan ibu-ibu meramaikan suasana gerbo...

Mencari Tempat Menangis

Woko Utoro Saya buka tulisan ini dengan sebuah puisi atau sebenarnya merupakan lirik lagu judulnya sama seperti di atas. Mencari Tempat Menangis Aku datang di Minggu pagi Menuju rumah keabadian Semburat senyum hadir mencerah Mengobati luka menganga Di pusara mu aku bersimpuh menumpahkan air mata Rasa sakit di dalam dada Hilang sudah muaranya Cahaya di atas cahaya Datang memeluk dengan lembut Aku terdiam seribu bahasa Tapi lega rasanya Kini hidup telah berganti Menajamkan pikir dan hati Esok aku akan berjanji Hilanglah sudah benci Jombang, 5/1/25 Puisi tersebut saya buat saat di kereta perjalanan Sumbergempol sampai Kertosono. Puisi tersebut saya buat spontan saja tanpa perenungan khusus. Yang jelas puisi itu dibuat bukan berdasarkan pikiran melainkan suasana hati. Jika anda membaca puisi tersebut nampaknya akan paham apa makna yang terkandung dari sanubari penulis. Lewat puisi itu saya hanya ingin bilang bahwa laki-laki itu boleh menangis. Laki-laki menangis itu memiliki memiliki cara ...

Ketenangan atau Kesejahteraan

Woko Utoro  Saat ditanya memilih tenang atau sejahtera tentu kita dilema. Di satu sisi kita mengharap hidup bahagia di sisi yang lain kita juga menginginkan ketenangan. Lantas adakah prinsip mengenai tenang dan sejahtera. Selama ini saya memahami sejahtera bagi mayoritas orang selalu berkonotasi pada harta. Bagi masyarakat secara umum memiliki harta lebih menyenangkan. Padahal kesejahteraan batin adalah kunci mengawal hidup. Ada banyak orang yang berlimpah harta tapi faktanya selalu sumpek dan bergejolak hidupnya. Maka dari itu berdoalah agar diberikan sejahtera lahir batin. Sedangkan ketenangan yang saya pahami banyak term dalam al Qur'an. Salah satu yang familiar kita jumpai yaitu sakinah, tuma'ninah hingga mutmainnah. Semua term tersebut bermakna tenang, tentram, aman, dan damai. Sekarang terserah kita apa sesungguhnya yang dicari. Bagi saya hidup itu mencari ketenangan dan keselamatan. Kata Mbah Nun, hidup sudah pra sejahtera, mlarat, tak berpunya lantas apalagi yang ingin...

Mahalul Qiyam: Tetap Berdiri Walaupun Rapuh

Woko Utoro Ada banyak kitab maulid yang kita ketahui bahkan diamalkan di tengah masyarakat. Akan tetapi yang populer tentu Maulid Diba' dan Al Barzanji. Dua kitab tersebut sangat populer bahkan selalu disenandungkan dalam beberapa acara seperti muludan, manaqiban, selapanan, tingkeban dan pastinya shalawatan. Akan tetapi tahukah anda mengapa saat mahalul qiyam tiba kita dianjurkan berdiri. Sebenarnya tak ada anjuran khusus berkaitan dengan berdiri saat mahalul qiyam. Hanya saja logika sederhana terbangun yaitu saat ada pejabat datang secara spontan kita berdiri. Lantas apa salahnya ketika Kanjeng Nabi Muhammad SAW hadir kita bersegera berdiri. Titik poinnya adalah berdiri dalam rangka penghormatan dan itu berlaku untuk siapapun. Dulu Kanjeng Nabi Muhammad SAW memerintahkan para sahabat berdiri ketika ada jenazah yang lewat. Padahal jenazah tersebut merupakan orang Yahudi. Selanjutnya ketika peristiwa hijrah dari Mekah ke Madinah para sahabat Anshar berdiri untuk menyambut rombongan...

Menziarahi Kata-kata

Woko Utoro  Aku pernah bertanya pada seorang teman kemana puisi mu pergi. Mengapa hingga malam bahkan tahun berganti ia tak kunjung kembali. Aku hanya ingin memastikan saja puisi itu baik-baik saja. Ataukah pertanyaan ku tidak tepat bahwa puisinya telah menjelma perahu kertas yang menjelajah ke luar pulau. Atau puisinya menjelma burung dan terbang ke setiap reranting hati nan luka. Jika demikian tentu aku sangat senang bahwa kecintaan nya pada puisi tak pernah padam. Kesukaan nya di dunia menulis tak tergantikan oleh apapun. Yang menurut hemat ku dia akan berubah mungkin karena masalah hidup masih menghinggapinya. Aku yakin dia dan diriku sendiri bisa melewati jika pun badai kehidupan selalu menghadang silih berganti. Salah satu badai itu adalah ketakutan, kecemasan dan kekecewaan yang timbul akibat percikan gejolak batin. Maklum saja manusia tuna asmara seperti kita selalu kesulitan memahami wanita. Singkat kisah teman ku pergi jauh untuk waktu yang lama. Aku tanya lagi bagaimana tuli...

Hidup Adalah Petualangan

Woko Utoro  Tahun telah berganti sedangkan ketika ditanya apa yang sudah didapatkan dalam pencarian. Sebenarnya tidak ada. Yang ada hanyalah aliran dan kita hanya mencoba mengalir. Entah kapan aliran itu bermuara yang jelas sebenarnya kita tak pernah kehilangan apapun. Seperti kata T. S Elliot bahwa waktu itu bukan seperti medan datar. Waktu itu serupa lingkaran yang terus berputar. Maka dari itu hidup berputar terus sambil memastikan semua baik-baik saja. Hidup itu sepaket di mana problem selalu bergandengan dengan solusi. Di mana derita selalu terselip bahagia. Di mana kesulitan bersamaan dengan kemudahan. Bahkan di antara putus asa dan harapan ada doa dan kesempatan. Di sinilah pentingnya kita membaca. Karena hanya dengan membaca kita akan terus belajar akan kesalahan. Sambil berharap kesalahan tak terulang lagi. Membaca memungkinkan seseorang mengurai gagasan, menyajikan ide dan berkelit dengan pikiran. Setelah itu barulah menulis sebagai jalan mengenali diri. Kata Kuntowidjoyo men...

Resolusi Literasi 2025

Woko Utoro Sejak dulu saya tidak punya tradisi menulis resolusi. Walaupun hari, bulan dan tahun berganti semua saya maknai biasa saja. Semua mengalir saja apa adanya. Dalam urusan apapun termasuk baca tulis saya cenderung biasa saja. Entah apa yang saya rasakan pada saat itu dan kini. Yang jelas ada semacam pengalaman traumatik dan membuat saya merenung lama. Sejak kecil apa yang saya inginkan, harapkan hingga cita-cita semua seolah ilusi. Sesuatu yang sulit untuk digapai bahkan jauh dari target. Bukan soal pesimistis tapi ada sesuatu yang bersifat batiniah dan membuat saya maju mundur. Akhirnya yang bisa dilakukan hanyalah berjalan apa adanya. Sejak dulu harapan dan target saya tulis tapi tak ada satupun terwujud. Mungkin ada beberapa yang terwujud akan tetapi lebih bersifat spontanitas. Semua target dan harapan yang tertulis selalu meleset jauh. Saya sendiri merasa pengalaman era lalu harus diperbaiki. Hal itu tidak berkaitan dengan ditulis atau tidak. Tapi lebih pada mindset, strate...