Langsung ke konten utama

Antara Kesepian, Kesunyian dan Kesendirian




Woko Utoro 

Sebenarnya problem manusia modern bukan tidak punya uang atau tak punya pacar melainkan soal kedalaman batin. Dalam tradisi sufi maupun filsafat problem batin adalah hal utama. Sedangkan bagi orang modern aspek batin tak pernah diperhatikan. Padahal sekuat apapun menumpuk materi sungguh tak akan mampu membeli nuansa batin.

Sekarang kita bertanya apakah materi bisa membeli kebahagiaan? Bukankah materi hanya bisa membeli kepuasan. Lantas berapa banyak orang yang tidak puas padahal harta melimpah ruah. Bukankah kebahagiaan itu letaknya di hati. Bukankah bahagia itu sederhana yaitu ketika kita mampu berbagi.

Apakah uang bisa membeli kesepian. Apakah kendaraan dan hunian mewah bisa mengobati kesendirian. Atau apakah kesunyian tidak lagi menarik di dunia yang serba materi. Nampaknya kita memang perlu tahu bahwa antara kesepian, kesunyian dan kesendirian sangat berbeda. Saking terpukau-nya kita dengan alam materi dan kecanggihan justru melupakan hal yang juga tak kalah pentingnya yaitu rohani.

Sepi dalam pemahaman kita adalah kondisi di mana tak ada sesuatu apapun. Dari itu kita merasa sendiri karena ditelan kesepian. Sedangkan kesunyian adalah sebuah kondisi di mana kita lebih mengenal diri dengan begitu dekat. Di sinilah ada letak kesalahan kita yang menganggap kesunyian adalah kondisi terburuk untuk mengutuk sepi sendiri. Padahal selama ini orang nampak lebih takut sendiri daripada di alam sunyi. Lebih lagi orang begitu mudah diterpa kesepian padahal mereka berada di antara keramaian.

Perlu diingat bahwa lawan dari kesepian bukan keramaian melainkan ketergantungan pada materi. Semakin seseorang cenderung menginginkan sesuatu di luar logika dan rohaninya maka ia tengah kesepian. Sepi itu bukan saat seseorang berdiam sendiri. Tetapi saat ia merasa dunia tidak dimengerti padahal genderang keramaian bertalu-talu. Akibat dari itu kita akan merasa sendiri padahal dunia materi sudah digenggaman. Lantas jika sudah demikian mengapa kita tidak segera putar balik bahwa ada dimensi yang tak kalah pentingnya dari sepi, sendiri yaitu sunyi.

Sedikit kontradiktif memang ketika kita tidak boleh takut dengan kesendirian. Karena sejak di alam rahim, mengembara di dunia hingga terbaring di barzakh kita akan sendiri. Kita memang perlu menikmati kesunyian yang sering dilupakan. Kita terlalu fokus dengan kesepian yang justru dibuat oleh media. Anda mungkin tahu mengapa ada orang hidup berlama-lama di depan gawai. Bukankah itu pengertian dari kesepian. Sungguh jika mereka tidak kesepian maka hal-hal bendawi tak akan jadi pelampiasan.

Lantas bagaimana kita memahami sunyi. Sederhana saja, ketika seseorang mengerti dirinya sendiri. Serta sering berdialog dengan dirinya, mencoba mengetahui kekurangan dan kelebihan dan menahan untuk tidak menyakiti liyan maka itulah kesunyian. Jadi jelas bahwa kesunyian lebih kita butuhkan di alam penuh materi ini. Karena hanya dalam kesunyian itulah kita mengetahui suara bisikan hati yang tiap hari kita acuhkan.[]

the woks institute l rumah peradaban 23/1/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...