Langsung ke konten utama

Warisan Hikmah Dari Iblis Untuk Manusia





Woko Utoro

Sudah familiar iblis sering kita sebut sebagai raja setan. Iblis selalu kita dengar terutama ketika para pendakwah bercerita tentang Nabi Adam dan Sayyidah Hawa. Iblis menjadi tokoh yang selalu kita bahas terlebih tugas dan fungsinya.

Dalam bahasa gunonan para kiai sering menjelaskan jika setan itu terdapat tingkatan statusnya sedangkan iblis ini tingkat tertinggi. Maka dari itu bangsa setan akan menggoda manusia sesuai dengan level keimanannya. Semakin taat dan taqwa kepada Allah SWT maka setan penggoda manusia levelnya akan semakin tinggi. Untuk kalangan para wali tentu akan berhadapan dengan iblis.

Tapi walaupun iblis cs bertugas menggelincirkan umat manusia kita tetap bisa belajar dari mengapa diciptakannya mereka. Pertama, bahwa awalnya mereka adalah mahluk yang paling taat kepada Allah SWT selain malaikat. Bahkan ketaatannya pada Allah SWT sangat luar biasa dan melegenda.

Usut punya usut saking taatnya iblis dkk sampai-sampai mereka tidak mau disuruh bersujud kepada Adam AS. Menurut Prof Mujamil seraya mengutip salah satu pandangan ulama menyebutkan bahwa ketidakpatuhan iblis untuk sujud pada Adam AS adalah bukti ketauhidannya pada Allah SWT. Bagi Iblis, sujud dan menyembah hanya kepada Allah SWT bukan pada yang lain. Di sinilah terjadi salah paham karena iblis tidak mengaji. Padahal sujud tersebut hanya bermaksud sebagai penghormatan. Ibarat seorang abdi dalem pada raja di sebuah keraton.

Kedua, iblis itu pintarnya luar biasa. Orang Jawa menyebut kepinteren (baca: kognitif) sebagai sundul langit. Semua mengakui kepintaran iblis sampai-sampai ia sombong dan sesumbar pada Adam AS. Bahwa api adalah elemen yang lebih tinggi dari tanah. Maka iblis tak sudi bersujud pada Adam AS. Sayangnya lagi-lagi kepintaran iblis tidak didasari dengan pengetahuan teologis sehingga ia lupa bahwa api hanya berfungsi membakar. Sedangkan tanah atau bumi justru menumbuhkan kehidupan.

Ketiga, yang menjadi cambuk yaitu iblis menguasai Al Qur'an. Iblis memahami isi Al Qur'an bukan untuk pedoman hidup melainkan untuk menggelincirkan umat manusia. Maka tidak aneh jika ada bangsa setan dan jin lebih fasih membaca Al Qur'an. Jika kita lihat orang kesurupan atau saat di ruqyah bangsa lelembut sering merendahkan kemampuan bacaan Qur'an kita orang awam. 

Di sinilah pentingnya kita untuk introspeksi diri. Karena bagaimana pun juga soal kemampuan tersebut jangan-jangan kita bisa mudah dikalahkan. Walaupun iblis dan setan diciptakan untuk menggoda anak cucu Adam AS yang jelas mereka tetap bodoh. Karena mereka hanya bertugas sebagai adu domba. Padahal jika orang baik pecah belah pun maka kebaikan justru semakin tercecer di mana-mana.

Satu hal lagi setan iblis atau apapun itu selalu lupa bahwa manusia yang memiliki keimanan sudah dilengkapi senjata dari Allah SWT dan mereka tak akan tergelincir. Itu sudah janji Allah SWT sehingga iblis dan setan hanya akan kelelahan seumur hidupnya jika berhadapan dengan manusia pilihan.[]

the woks institute l rumah peradaban 31/1/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...