Woko Utoro
Distrupsi seperti yang kita ketahui adalah perubahan yang begitu cepat akibat adanya inovasi besar-besaran terutama soal penggunaan teknologi. Perubahan itu meliputi cara komunikasi, jual beli hingga bersosialisasi. Mungkin di jaman nabi teknologi seperti saat ini canggihnya belum ditemukan. Tapi kemampuan untuk berinovasi sudah berkembang sejak lama.
Perubahan itulah yang tidak bisa dihindarkan. Mau tak mau kita harus adaptif dan secepat mungkin merespon perubahan tersebut. Namun sayangnya perubahan selalu membawa kemudahan plus tantangan. Khususnya problem bagi kita yang kurang peka terhadap perubahan. Akibatnya kita terseok-seok dan bahkan tenggelam. Maka tidak salah jika distrupsi juga disebut era ketidakpastian. Hal-hal tidak menentu sangat mudah ditemukan di era ini. Faktornya jelas yaitu perubahan kilat dan mendadak.
Perubahan itulah yang kini kita rasakan dan bahkan menyentuh ke setiap sendi kehidupan. Tidak hanya soal ekonomi segala apapun berubah dengan drastis. Kita yang masih merangkak ini seolah dipaksa berlari tapi tidak bisa memastikan diri ke mana arah tujuannya. Hidup seperti diambang problem yang tak berkesudahan.
Pencarian jati diri dikoyak sepi, cari kerja sulit, dan biaya hidup terus melangit. Belum lagi kebijakan penguasa selalu berpihak pada yang berduit. Sehingga rakyat kecil hanya bisa menjerit sambil gigit jari. Kepastian hukum juga mudah dibeli dan bahkan narasi berita selalu disembunyikan. Masyarakat lagi-lagi menjadi korban dan tak tahu apa-apa.
Para pemimpin juga tidak memberi teladan. Alam dan isinya dikuasai koorporasi. Hingga bencana alam dan sosial silih berganti terjadi. Jika sudah demikian lantas apa yang bisa kita lakukan. Orang Jawa menyebut jaman tak menentu dengan istilah goro-goro atau kalabendu. Terutama dalam hal ekonomi disebut jaman edan. Di mana orang yang tidak edan ra keduman (tidak kebagian).
Optimisme orang Jawa dibangun dari adanya kepercayaan bahwa esok akan datang satria piningit yang bertugas memperbaiki keadaan atau notonegoro. Sedangkan dalam Islam jika jaman huru-hara atau perpecahan telah tiba maka berpegangan teguhlah pada sunnah nabi.
Hanya dengan sunnah nabi lah kita bisa selamat dari ketidakpastian. Sunnah nabi itulah ibarat perahu Nuh yang akan menyelamatkan dari musibah air bah. Seberapa pun cepatnya dunia berubah dengan sunnah nabi kita akan tetap tegak. Kata Nabi Muhammad SAW sesulit apapun kehidupan tetaplah bersama. Terutama bersama untuk mengeratkan genggaman pada tali Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Jika dua tali itu terputus lantas pada siapa kita akan berharap?
the woks institute l rumah peradaban 22/1/25
Komentar
Posting Komentar