Langsung ke konten utama

Pesan Nabi Muhammad SAW di Era Distrupsi




Woko Utoro

Distrupsi seperti yang kita ketahui adalah perubahan yang begitu cepat akibat adanya inovasi besar-besaran terutama soal penggunaan teknologi. Perubahan itu meliputi cara komunikasi, jual beli hingga bersosialisasi. Mungkin di jaman nabi teknologi seperti saat ini canggihnya belum ditemukan. Tapi kemampuan untuk berinovasi sudah berkembang sejak lama.

Perubahan itulah yang tidak bisa dihindarkan. Mau tak mau kita harus adaptif dan secepat mungkin merespon perubahan tersebut. Namun sayangnya perubahan selalu membawa kemudahan plus tantangan. Khususnya problem bagi kita yang kurang peka terhadap perubahan. Akibatnya kita terseok-seok dan bahkan tenggelam. Maka tidak salah jika distrupsi juga disebut era ketidakpastian. Hal-hal tidak menentu sangat mudah ditemukan di era ini. Faktornya jelas yaitu perubahan kilat dan mendadak.

Perubahan itulah yang kini kita rasakan dan bahkan menyentuh ke setiap sendi kehidupan. Tidak hanya soal ekonomi segala apapun berubah dengan drastis. Kita yang masih merangkak ini seolah dipaksa berlari tapi tidak bisa memastikan diri ke mana arah tujuannya. Hidup seperti diambang problem yang tak berkesudahan.

Pencarian jati diri dikoyak sepi, cari kerja sulit, dan biaya hidup terus melangit. Belum lagi kebijakan penguasa selalu berpihak pada yang berduit. Sehingga rakyat kecil hanya bisa menjerit sambil gigit jari. Kepastian hukum juga mudah dibeli dan bahkan narasi berita selalu disembunyikan. Masyarakat lagi-lagi menjadi korban dan tak tahu apa-apa.

Para pemimpin juga tidak memberi teladan. Alam dan isinya dikuasai koorporasi. Hingga bencana alam dan sosial silih berganti terjadi. Jika sudah demikian lantas apa yang bisa kita lakukan. Orang Jawa menyebut jaman tak menentu dengan istilah goro-goro atau kalabendu. Terutama dalam hal ekonomi disebut jaman edan. Di mana orang yang tidak edan ra keduman (tidak kebagian).

Optimisme orang Jawa dibangun dari adanya kepercayaan bahwa esok akan datang satria piningit yang bertugas memperbaiki keadaan atau notonegoro. Sedangkan dalam Islam jika jaman huru-hara atau perpecahan telah tiba maka berpegangan teguhlah pada sunnah nabi.

Hanya dengan sunnah nabi lah kita bisa selamat dari ketidakpastian. Sunnah nabi itulah ibarat perahu Nuh yang akan menyelamatkan dari musibah air bah. Seberapa pun cepatnya dunia berubah dengan sunnah nabi kita akan tetap tegak. Kata Nabi Muhammad SAW sesulit apapun kehidupan tetaplah bersama. Terutama bersama untuk mengeratkan genggaman pada tali Allah SWT dan sunnah Rasulullah SAW. Jika dua tali itu terputus lantas pada siapa kita akan berharap?

the woks institute l rumah peradaban 22/1/25


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...