Woko Utoro
Seperti kita tahu fungsi pakaian adalah untuk menutupi tubuh agar tidak terbuka. Pakaian juga menjadi alat agar seseorang terhindar dari rasa malu. Tapi lebih jauh pakaian tidak sekadar penutup atau pelengkap tubuh. Pakaian justru identitas kebudayaan yang bernilai etik dan estetik. Bahkan pakaian memiliki nilai filosofis tersendiri untuk kita catat sebagai pelajaran.
Kata Mbah Nun pakaian adalah lambang hubungan hamba dan Tuhannya. Pakaian memiliki orientasi pada kehormatan dan kederajatan. Kehormatan berarti mewakili dimensi horizontal atau hubungan antara sesama manusia. Sedangkan kederajatan berelasi antara hamba dan Tuhan. Sehingga tidak salah jika di desa berkembang tradisi beli baju baru saat lebaran.
Mbah Nun menjelaskan jika beli baju baru jangan segera dinilai buruk atau negatif. Akan tetapi ada maksud di mana kita harus selalu mengganti pakaian yang telah lama berlumur noda. Kita harus menggantinya dengan pakaian baru. Yaitu pakaian yang semula hanya terhormat di mata mahluk menuju kenaikan derajat pada Allah SWT. Seperti halnya istri di Al Qur'an disebut sebagai pakaian suami dan sebaliknya. Itu bermakna bukan sekadar penutup aib keluarga melainkan simbol kehormatan dan kederajatan. Peran suami istri tak lain sebagai tim yang bekerjasama untuk meraih ridho Allah SWT.
Di Jawa hidup sebuah falsafah ajine diri gumantung soko ing lathi, ajine rogo gumantung soko ing busono. Bahwa harga diri seseorang terletak pada perkataannya. Sedangkan kehormatannya terletak pada busananya. Dalam falsafah ini mengingatkan kita untuk menjaga lisan dan memakai pakaian rapi bersih. Pakaian tidak harus baru tapi tentu enak dipandang.
Di sinilah kita belajar tentang arti serta peran dan fungsi pakaian. Intinya bahwa kehormatan bukan terletak pada jenis pakaian, harga atau labelnya melainkan pada tingkat ketakwaannya. Bukan semakin bagus pakaian yang dikenakan justru makin meningkatlah segala macam amal. Karena amal kebaikan, ilmu dan akhlak adalah sebaik-baik pakaian. Jika kita tak berilmu maka sama seperti membuka aib sendiri walaupun sebenarnya kita memakai pakaian berbahan tebal dan mewah. Pakailah pakaian mu, seringlah dilaundry atau beli kembali jika sudah usang. Karena pakaian bukan tentang hari ini tapi esok dan nanti.[]
the woks institute l rumah peradaban 13/6/25
Komentar
Posting Komentar