Woko Utoro
Kadang saat kita berpikir cahaya dan sinar itu sama ternyata hanya percis tapi tidak sama. Dalam arti bahwa sinar tidak lebih dari sekadar cahaya. Sedangkan cahaya itu lebih luas pemaknaanya. Lebih lagi soal lentera dan api yang sebenarnya bukan soal sinar apalagi cahaya.
Nampaknya kita mulai bingung menerka sinar dan cahaya atau api dan cahaya. Yang jelas cahaya itu lebih istimewa dari hal lain di alam ini. Bayangkan saja dari cahaya Tuhan memilih menciptakan malaikat karena unsurnya yang unik. Berbeda dengan manusia yang tercipta dari tanah liat dan dibentuk sedemikian rupa. Saking istimewanya cahaya sampai-sampai Al Qur'an mengabadikan lewat Surah An Nur dan lebih spesifik lagi di ayat ke-35.
Kata Imam Ghazali dalam Misykat Al Anwar, cahaya yang ada di Surah An Nur ayat 35 bermakna : Pertama, cahaya yang indah. Cahaya di mana bermakna Allah SWT itu tidak bisa disamakan oleh mahluk manapun. Kedua, al ruh al hissi atau daya-daya indrawi. Di mana banyak cahaya yang keluar dari lubang anggota tubuh. Ketiga, al ruh al aqli atau daya rasional. Di mana kata beliau cahaya keimanan bisa didapat dengan memfungsikan pikiran. Cahaya juga dapat menembus batin seseorang. Keempat, al ruh al khayali atau daya imajinasi. Kelima, nur ala nur atau cahaya di atas cahaya.
Jadi jelas jika ada orang yang hatinya lembut, perangainya meneduhkan dan kata-kata menyejukkan bisa jadi ada banyak cahaya yang masuk. Berbeda dengan orang yang dalam hatinya hanya dipenuhi api maka bisa jadi bersinar tapi sekaligus membakar. Paling unik adalah ketika ada orang ringan tangan, murah senyum, tabah dalam cobaan, ikhlas dalam ujian jangan-jangan mereka terbuat dari separuh cahaya. Atau bisa jadi itu adalah tanah yang bercahaya.
Sering kali ada orang yang tegar ketika disakiti. Ada juga yang berkorban walaupun mereka kekurangan dan mudah memaafkan sekalipun pahit. Jangan-jangan mereka adalah manusia berhati malaikat. Karena malaikat terbuat dari cahaya maka dorongan cahaya itu selalu pada kebaikan. Berbeda dengan sekadar sinar lebih lagi api yang membakar. Maka dari itu kita akan terus memohon agar Allah SWT memercikkan cahayanya. Karena hati kita ini gelap dan selalu butuh cahaya.[]
the woks institute l rumah peradaban 4/6/25
Komentar
Posting Komentar