Woko Utoro
Nampaknya potongan video Mbah Nun melantunkan Tarhim gubahan Syeikh Mahmud Khalil Hussary begitu syahdu terdengar. Walaupun beberapa kali saya putar rasanya justru makin merindu. Pasalnya shalawat yang diputar sebagai penghantar adzan itu begitu mendayu. Terkhusus saat kita mencoba memahami makna di dalamnya.
Saya tentu tidak akan mencuplik teks Tarhim di sini. Saya hanya ingin menghayati apa yang disampaikan Mbah Nun. Kata Mbah Nun tak ada yang bisa menandingi kerinduan kita kepada Rasulullah SAW. Bahkan uang milyaran pun tak akan mampu membeli nikmatnya bisa bermakmum bersama Rasulullah SAW. Sosok yang tinggi akhlaknya lagi penyayang. Sosok yang penuh wibawa lagi dapat diandalkan di akhirat kelak.
Kata Mbah Nun, jangan silau dengan dunia. Dunia itu tidak ada artinya. Jika dibandingkan dengan shalat bersama Rasulullah sungguh dunia itu hina. Bagaimana pun juga sumber penyakit itu berasal dari makanan. Sedangkan makanan disimpan di dalam perut. Makanan tersebut adalah urusan dunia. Sedangkan kata Rasulullah SAW sumber penyakit manusia adalah wahn yaitu takut mati dan cinta dunia.
Padahal kata Imam Abul Hasan As Syadzily, kaya dunia itu boleh tapi asalkan jangan cinta dunia. Dunia ibarat jalan dan kita memang hanya sedang lewat. Jadikan dunia sebagai kendaraan menuju Allah. Bukan sebaliknya kita yang disetir bahkan diperbudak dunia.
Maka dari itu kita perlu terus mengingat Rasulullah SAW, sosok panutan nan sederhana. Sosok yang kita elu-elukan dan berharap syafaatnya. Hanya melalui beliaulah kita bisa bersua Allah dengan penuh percaya diri. Mari perbanyak shalawat kepadanya, junjungan alam, imam para syuhada dan pemimpin para masakin.[]
the woks institute l rumah peradaban 23/7/25

Komentar
Posting Komentar