Sudah banyak para bijak bestari mengingatkan betapa pentingnya ilmu pengetahuan. Baik dari kalangan cendekiawan, ulama maupun filsuf dengan rendah hati mengajak kita untuk belajar. Karena tantangan masa depan semakin deras menyeret kita untuk tenggelam. Maka dari itu belajar adalah solusi utama agar kita kuat bertahan.
Tidak ada orang lahir langsung jadi mahir. Sehingga belajar adalah kondisi di mana seseorang netral dalam menggapai sesuatu. Tapi kalangan ahli hikmah berpesan jika menimba ilmu untuk memperluas cakrawala dan menghaluskan hati bukan cari materi. Karena ilmu itu cahaya dan akan menyukai cahaya pula. Di sinilah niatnya harus benar jika tidak maka ilmu tidak manfaat.
Dalam Ta'lim Muta'alim bahkan ada redaksi ekstrim di mana orang yang disebut manusia atau bukan adalah kecenderungannya pada ilmu. Jika orang sudah tidak peduli dengan ilmu dan belajar maka ia hakikatnya bukan manusia. Ilmu itulah hiasan utama yang membedakan manusia dengan hewan. Sehingga kita bisa melihat orang bodoh mudah emosi sedangkan orang berilmu berpikir sebelum bertindak.
Di sinilah pentingnya menimba ilmu bahkan sampai mati. Dengan ilmu manusia begitu berharga bahkan dibandingkan malaikat. Itulah sebabnya Adam sebagai simbol ilmu diberikan penghormatan sujud oleh malaikat atas perintah Allah SWT. Hal ini juga sesuai dengan firman Allah bahwa orang berilmu akan ditinggikan derajatnya. Bahwa dengan ilmu itu kita bisa selamat dunia dan akhirat. Bahkan mencintai pun harus dengan ilmu. Tanpa ilmu hidup adalah kegelapan dan kita selalu tersesat di sana.[]
the woks institute l rumah peradaban 17/8/25
Komentar
Posting Komentar