Woko Utoro
Emosi dalam diri manusia itu banyak ragamnya. Kita memang perlu belajar mengenali satu persatu, secara bertahap dan perlahan. Dalam kaidah psikologi emosi sering disebut dorongan dari dalam diri. Sedangkan disiplin agama emosi dikenal dengan amarah, hawa nafsu. Salah satu hal penting dalam diri manusia adalah keberadaan emosi marah dan kecewa.
Saat marah dan kecewa tiba kita tidak perlu mengutuknya. Kita hanya perlu memvalidasi mengapa, apa dan bagaimana bisa terjadi dll. Serta bagaimana cara meredamnya. Dari sanalah akhirnya kita bijak memutuskan atas segala emosi yang muncul. Benar kata Nabi Muhammad SAW pada pemuda yang meminta nasihat. Bahwa kita harus pandai menahan amarah, la taghdob walakal jannah.
Orang yang pandai mengelola amarah maka hadiahnya surga bukan kipas angin apalagi voucher belanja. Sehingga soal amarah ini bukan perkara mudah. Kita perlu perjuangan menaklukkannya. Maka tidak salah jika urusan amarah harus dikelola dengan baik. Lebih lagi soal sikap marah dan kecewa.
Kata Gus Baha resep agar kita awet dalam hal apapun seperti pertemanan, karier hingga rumah tangga yaitu jangan mudah tersinggung. Kembalikan saja pada kaidah و الكا ظمين الغيض dan jika ingin terhindar dari rasa kecewa renungkan kaidah و العافين عن الناس. Insyaallah semua hal pasti ada jalanya. Asalkan kita mau belajar dan merenungi diri sendiri serta open dengan nasihat.
Salinglah memberi maaf. Karena setiap orang tidak lahir dalam keadaan tanpa noda. Selalu saja ada hal yang kurang di mata orang lain. Maka dari itu sebelum bicara orang lain lihatlah diri kita dulu. Sebab terkadang kebaikan dalam diri orang lain tertutup oleh prasangka kita. Sedangkan kita selalu mendapat ujian mengetahui aib orang lain. Dari sanalah akhirnya pesan Nabi Muhammad SAW relevan sepanjang jaman yaitu orang kuat adalah mereka yang mampu mengendalikan hawa nafsu.[]
the woks institute l rumah peradaban 19/8/25
Komentar
Posting Komentar