Woko Utoro
Hal menarik dari kondisi terkini perihal demokrasi terkhusus bagi para pejabat adalah empan papan. Empan papan adalah pesan khusus dari Ngarso Dalem X untuk menjaga kondusifitas. Karena bagaimanapun juga stabilitas di tiap wilayah adalah hal utama. Terutama pasca terjadi kerusuhan di berbagai tempat akibat protes dengan kebijakan DPR yang nir-empati.
Empan papan berarti menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Sesuatu tersebut harus disesuaikan dengan tempat, waktu dan kondisi. Orang boleh bicara, tidak dilarang berjoget atau euforia. Tapi ingat lihat kondisi, di saat suasana rakyat terhimpit perkataan kasar berubah jadi nyala api. Ketika kondisi ekonomi sulit jogetan berubah jadi ancaman. Hingga rakyat menjerit segala macam euforia menjelma duka.
Dari itulah terkhusus untuk pejabat sadar diri adalah kunci. Bahwa relasi mereka dan rakyat harusnya harmoni bukan menguasai. Mengapa menunggu rakyat marah bahkan anarki untuk introspeksi. Harusnya semua elemen penguasa sadar diri sejak awal bahwa mereka terpilih untuk mewakili rakyat. Sehingga dari sanalah rakyat tidak merasa tersakiti.
Jika sudah begini narasinya sederhana yaitu harus sadar dan menahan diri. Kesadaran diperlukan terlebih di era media sosial kemampuan itu adalah kunci. Termasuk menahan diri adalah cara menjaga sikap kritis agar tidak mudah dibenturkan. Empan papan mengajarkan pada kita bahwa segala sesuatu ada sumbu, aliran hingga muaranya. Bahwa sesuatu kadang ada cara, metode serta penyelesaian.
Jika hidup dicengkeram emosi tak terkendali maka yang terjadi anarki. Jika gerakan tidak didasari narasi serta visi yang jelas maka kerusuhan tak terkendali. Sebab era kini hanya membuat orang FOMO atau ikut-ikutan. Tanpa kesadaran kritis dan tindakan jernih perjuangan, perlawanan hanya menimbulkan korban. Segala sesuatu itu ada empan papannya dan mulailah dari diri sendiri.[]
the woks institute l rumah peradaban 1/9/25
Komentar
Posting Komentar