Langsung ke konten utama

Jangan Mau Didikte Materi




Woks

Manusia memang sangat mudah untuk keluar dari kediriannya karena faktor mengikuti hawa nafsu. Mengikuti nafsu memang sangat berpotensi terperosok lebih lagi mudah untuk hanyut apa kata orang lain. Lingkungan memang besar peranannya dalam merubah tabiat manusia. Sehingga di sini kita perlu mensiasati dengan jernih untuk dapat melawan dunia yang semu itu.

Menarik kita menyimak dawuh Gus Baha dalam acara ngaji bersama UMM yang menyadarkan kita tentang tipu daya kapitalistik dan dunia yang nyata. Kata beliau kita itu sering terdikte oleh orang bodoh. Betapa tidak orang bodoh memang bertebaran di mana-mana. Orang yang katanya pintar pun nampak bodoh ketika ia merasa dirinya pintar. Karena seharusnya orang pintar itu semakin merunduk seperti padi.

Salah satu bukti kita sering didikte oleh keadaan adalah ketika seseorang berbuat buruk maka kita balas dengan keburukan pula. Balasan tersebutlah merupakan provokasi pertama yang membuat kita jatuh dan terdikte oleh orang bodoh. Maka dari itu kunci teladan dari Nabi Muhammad saw yaitu berbuat baik kepada sesama itu biasa yang luar biasa itu ketika masih berbuat baik kepada mereka yang berbuat buruk. Kita tentu tahu Nabi saw selalu berbuat baik sekalipun kepada musuhnya misalnya kepada orang yang sering meludahi, melempari kotoran unta dll.

Ada dua kunci agar kita tidak menjadi buntut dunia yaitu pertama, jangan terpengaruh adalah kunci utama kita dalam melihat masalah yang dihadapi. Jika baik maka saya akan baik itu berarti kita telah didikte oleh perilaku. Berarti kebaikan dan keburukan diukur berdasar kapitalistis yang berlaku. Kebaikan dan keburukan seolah-olah seperti jual beli ada untung rugi. Padahal berbuat baik tanpa perlu melihat bagaimana permasalahan sebelum, seperti yang telah dicontohkan Nabi Muhammad saw.

Kedua, anggaplah sesuatu berdasarkan tuntunan agama. Rasionalisasinya mengapa kita enjoy dengan Islam karena agama ini tidak didikte oleh materi. Islam justru menjadi agama yang rasional walau di sisi yang lain irrasional menjadi rujukan kebenaran. Tapi kita perlu lebih jauh men-setting mindset agar dapat memilih hal-hal yang lebih jernih dan dewasa. Misalnya apakah benar tidur nyenyak karena faktor springbed, AC atau kamar yang mewah? fakta di lapangan menyatakan tidak. Bahwa tidur nyenyak karena didasari rasa kantuk yang hebat. Dengan kantuk itulah seseorang bisa tidur nyenyak tanpa pernah tau di mana mereka tidur, buktinya para santri sangat menikmati tidur walaupun di atas tumpukan pakaian yang kotor. Makan juga sama apakah harus yang lezat dan mewah? nyatanya tidak juga. Makan enak itu di saat kita lapar. Dengan lapar itulah makanan paling sederhana pun terasa teristimewa. Jika makanan itu mewah sedang kita merasa tidak selera atau sudah kenyang apalah artinya. Maka dari itu makan itu ادامه الجوع lauknya adalah lapar.

Sekarang kita sudah paham bahwa dunia adalah tentang kesenangan. Sehingga perlulah mengelola kesenangan tersebut di atas pikiran waras. Jangan sampai kita diburu oleh nafsu yang mana ia akan menunjukkan pada hal-hal yang selalu melupakan pikiran sadar. Selamat merenung.

the woks institute l rumah peradaban 6/4/21

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kebudayaan Agraris Padi Digantung di Rumah

Woks Kebudayaan kita memang kaya baik budaya yang lahir dari peradaban pesisir, sungai ataupun petani. Kebudayaan agraris utamanya di Jawa dan Bali pasti tidak akan melupakan sosok Dwi Sri sebagai jelmaan atau simbol kesuburan. Nama ini selalu menjadi tokoh utama apalagi ketika musim tanam dan panen tiba. Dalam berbagai sumber termasuk cerita yang berkembang, orang-orang Jawa khususnya sangat menghormati tokoh Dwi Sri sebagai aktor lahirnya padi yang menjadi makanan pokok sehari-hari. Ia juga dipercaya sebagai penunggu daerah gunung dan bumi begitu juga dengan Nyai Roro Kidul penguasa lautan. Salah satunya tradisi yang sering kita jumpai yaitu budaya menggantungkan padi di atas dapur, depan pintu rumah dan lumbung padi. Tradisi ini tentu sudah berkembang sejak lama. Entah apa motifnya yang jelas orang-orang tua dulu begitu menghormati dan tidak melupakan nilai-nilai kearifan yang ada di dalamnya. Dalam bahasa Sunda, padi dikenal dengan nama “paparelean’ karena kakek nenek sangat bingun

Bukber PKBM Pilar Papat Panggungrejo

Woko Utoro Dua hari sebelum hari raya saya diundang oleh Pak Toni yang tak lain merupakan founder PKBM Pilar Papat Panggungrejo. Kami kenal begitu singkat yaitu saat beliau narik ojek online Maxim. Ya, Pak Toni adalah driver Maxim sekaligus teman baru saya yang bertemu ketika mengantar teman sepulang dari rumah sakit. Singkat kisah Pak Toni bercerita seputar kegiatan pengelolaan pendidikan khusus anak berkebutuhan. Hingga akhirnya pertemuan kami berlanjut di warung kopi depan Bravo. Kami ngobrol ngalor ngidul hingga akhirnya sampai di tanggal 8 April saya diajak untuk hadir dalam acara metri atau launching PKBM Pilar Papat. PKBM Pilar Papat merupakan pusat kegiatan belajar menyenangkan yang didirikan Pak Toni bersama beberapa kawannya. PKBM Pilar Papat terletak di Desa Panggungrejo arah Karangduren menuju SMA 1 Tulungagung. Atau selatannya PP Al Istighotsah Panggungrejo. Menurut Pak Toni PKBM Pilar Papat tersebut didirikan atas kesadaran bahwa ada anak-anak yang butuh perhatian khusus.

Catatan Srawung Buku Anak Merdeka di Warkop Ngaji Ngopi

Woko Utoro Saya sangat senang ketika bergabung dalam acara Srawung Buku. Kebetulan saya bertindak sebagai penanggap buku. Sebuah tugas yang tentunya kali pertama ini saya kerjakan. Sebelumnya saya hanya sebagai moderator ataupun narasumber. Tapi ini menjadi pembelajaran buat saya kedepannya. Agar selalu siap dalam berbagai posisi.  Mba Fafa sebagai founder Komunitas Belajar Melati Sinebar sekaligus moderator acara Srawung Buku mengajak saya bersama narasumber lainnya dalam diskusi. Di antaranya penanggap buku pertama yaitu Mba Deni (Founder Komunitas Aku Bisa Menulis (ABM) dan tentunya penulis buku Anak Merdeka Mas Narno dan Mba Ulya.  Malam itu di warung Ngaji Ngopi kami pun berdiskusi begitu gayeng. Sampai-sampai waktu berlalu begitu cepat. Hingga akhirnya kami bicara seputar buku Anak Merdeka. Buku yang ditulis terutama ketika masa pandemi. Buku yang dalam hemat saya menarik dan perlu terus dikembangkan.  Buku Anak Merdeka berisi catatan pengasuhan anak yang memerdekakan. Pengasuhan