Woko Utoro
Suatu hari Rocky Gerung berkisah dalam sebuah forum diskusi bahwa dunia tengah mengalami dua krisis besar yaitu teologi dan ekologi. Krisis teologi tentu berkaitan dengan keyakinan pada ajaran Tuhan yang kian hari terkikis oleh teknologi. Sedangkan krisis ekologi seperti yang kita tahu kerusakan alam akibat keserakahan oligarki makin merajalela.
Manusia modern meyakini bahwa yang mampu menyelamatkan dunia adalah teknologi. Padahal produk teknologi seperti halnya komputer, misil, rudal, roket, tank dll justru menjadi musuh karena berubah jadi mesin pembunuh. Manusia modern juga lupa bahwa menguasai sumber daya bumi sama dengan merusak kehidupan dimulai dari dalam. Soal inilah Bung Rocky menawarkan solusi untuk pelajari Al Qur'an dengan akal sehat, hidupkan kembali akal budi dan belajar pada rahim ibu.
Kata Bung Rocky, ketika bumi misalnya merusak dirinya maka alam akan meregenerasi secara alami. Tapi jika alam dalam hal ini bumi rusak oleh tangan-tangan kotor manusia maka tak ada jaminan bisa pulih kembali. Di sinilah kita belajar pada rahim ibu. Di mana tak ada tempat paling adil melebihi rahim ibu. Bukankah kita semua lahir dari rahim ibu yang teduh. Karena di sanalah awal mula kehidupan. Dan hanya melalui perempuan lah semua berawal. Maka dari itu penuhi dulu hak-hak mereka. Memenuhi hak perempuan sama halnya dengan merawat bumi. Karena sikap merawat hanya dimiliki oleh perempuan sedangkan laki-laki hanya ingin menguasai.
Bung Rocky juga menegaskan bahwa tentang alam atau bahkan tentang apapun pelajarilah Al Qur'an. Karena dalam kitab suci itu dijelaskan bahwa kerusakan alam bisa dilihat dari tanda-tanda. Sedangkan tanda-tanda itu hanya mampu dibaca oleh mereka yang mau berpikir. Di sinilah kita perlu untuk berpikir ulang atas apa yang terjadi di dunia ini. Terkhusus keinginan manusia untuk menguasai sumber ekonomi, politik dan informasi yang tak kunjung berkesudahan. Sampai-sampai akal sehat digadaikan demi kepentingan perut atau lima tahunan.
Manusia sampai kapanpun tak akan pernah cukup. Sehingga mereka selalu berpikir tentang materi. Padahal materi tak akan bisa memuaskan dahaga nafsu sesaat. Yang bisa memuaskan kehidupan adalah spiritualitas serta visi untuk menuju pada theos.[]
the woks institute l rumah peradaban 13/5/25
Komentar
Posting Komentar