Langsung ke konten utama

Menulis itu Jalan Ninja




Woko Utoro

Ada yang bilang menulis itu mudah. Tidak sedikit pula yang berkata menulis itu susah-susah gampang. Tapi bagi saya menulis itu mengkondisikan. Jadi kita berfokus bukan pada aktivitas menulisnya melainkan usaha menulis itu sendiri. Dalam kata lain tulisan adalah hasil sedangkan menulis itu proses.

Jika sekadar menulis tentu akan sangat mudah. Ambil contoh, mahasiswa tidak suka baca tulis sekalipun akan menyelesaikan tulisan makalahnya jika waktu telah ditentukan. Tapi menulis itu susah karena selain menaklukkan kondisi diri, waktu juga meracik tulisan itu sendiri. Terutama tulisan yang bersifat riset untuk tujuan publikasi ilmiah.

Ada banyak orang pandai di sekitar kita tapi macet ketika menulis. Padahal baru di level tulisan ringan semisal daily activity. Banyak juga orang yang pandai bicara tapi sekalinya menulis beribu alasan. Jadi pada prinsipnya siapa pun bisa menulis tapi tidak siapa pun bisa mengkondisikan waktunya. Sama halnya dengan membaca. Siapa pun orang bisa membeli buku tapi tidak semua orang bisa mudah membacanya.

Dalam hal apapun kita hanya butuh strategi untuk menaklukkan waktu. Karena bohong besar jika kita kekurangan waktu. Waktu terlampau luas untuk kita beraktivitas salah satunya menulis. Saya yakin waktu luang pun tidak menjamin kita dapat menulis. Banyak orang yang diberikan kelonggaran waktu faktanya nihil karya. Karena yang dapat menulis adalah dorongan batin bagaimana berdamai dengan waktu dan segera menuliskannya.

Justru banyak orang yang menulis di antara waktu sempit. Bahkan di antara kegentingan ada orang yang masih menyempatkan diri menulis. Inilah yang sebenarnya harus kita telusuri mengapa ada orang tetap menulis padahal waktunya nampak habis. Apakah karena pintar, cerdas, pandai? bukan. Semua hanya soal kemauan gigih untuk menaklukkan waktu.

Saran saya kita harus menjadi ninja dalam hal apapun termasuk menulis. Ninja itu selalu tertutup tapi cekatan. Menulis demikian tak perlu banyak pertimbangan tapi awali terus kata perkata. Bahasa kekinian dikenal dengan ngemil, sedikit demi sedikit lama jadi tulisan.

Walaupun cekatan dan gesit tapi ninja itu hidup dalam kesunyian. Sama dengan menulis pun karena bagian dari jalan sunyi. Hanya orang-orang yang peduli dengan aksara yang akan menghasilkan tulisan. Mereka akan berupaya sekuat mungkin menangkap setiap ide lalu dikembangkan jadi tulisan. Jadi jelas setiap kita adalah ninja atas segala alasan hidup. Termasuk menulis selalu ada solusi untuk memecahkan kemalasan diri. Seorang ninja penulis akan selalu punya cara bagaimana mengasah senjata. Jika tak digunakan senjata itu akan hilang bahkan tak lagi dikenal.[]

the woks institute l rumah peradaban 15/5/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...