Woko Utoro
Saya bukan sarjana pendidikan tapi kesukaan pada dunia mengajar sudah terbangun lama. Mengajar adalah salah satu cara mentransfer ilmu dalam pendidikan. Sedangkan pendidikan itu sendiri luas dan memiliki makna mendalam. Tapi sayang kini justru banyak jurusan pendidikan tapi enggan mengajar. Alasannya jelas menjadi seorang pendidik tidak menjanjikan apapun termasuk kebahagiaan materi.
Berkaitan dengan kebahagiaan saya ingat pesan ibu tempo hari. Kata ibu teruslah menjadi pendidik walaupun mungkin gajinya kecil. Saya angan-angan pesan ibu tersebut dalam setiap perjalanan. Ternyata hari ini saya jumpai apa makna di dalam pesan tersebut.
Sederhananya ibu ingin agar saya tetep menjadi seorang pendidik sampai kapanpun. Tidak peduli berapa bisyaroh yang kita terima. Ibu tentu paham menjadi pendidik di Indonesia khususnya di sekolah formal tidak bisa memperkaya diri. Tapi setidaknya kita mendidik untuk diri sendiri dan keluarga.
Saya juga sadar dari pesan ibu berbunyi nyaring dan lembut. Walaupun secara status dulu bolak-balik pindah-pindah tempat mengajar saya tetaplah mendidik. Artinya bahwa mendidik itu tidak dibatasi tempat mengajar dalam hal ini sekolah. Dalam makna lain saya adalah seorang pembelajar kendati tidak di bangku sekolah. Saya tetap seorang pendidik walaupun sudah keluar dari dunia pendidikan.
Sekolah atau lembaga, instansi pendidikan hanyalah sarana. Sedangkan mindset, niat dan jiwa kita masih sebagai seorang pendidik. Maka dari itu pantaslah jika ibu berpesan demikian. Bahwa sampai kapanpun kita akan jadi seorang pendidik. Kata ibu jangan terkecoh dengan gebyar dunia. Dunia memang demikian selalu menggoda terhadap hal-hal materi. Sedangkan sedikit sekali orang yang selamat karena godaan tersebut.
Intinya dari pesan ibu tersebut saya belajar bahwa mendidik itu usaha untuk membebaskan pikiran dan batin agar berani bertanggungjawab, sadar akan potensi diri, suci dalam berpikir, berucap dan bertindak. Tanpa upaya mendidik diri sendiri kita akan kesulitan untuk mengajarkan pengetahuan kepada orang lain. Didiklah diri mu dulu baru ajaklah orang lain dalam kebaikan. Hal itulah yang ditekankan ibu agar menjadi manusia yang bermanfaat, yang nasyrul ilmi.[]
the woks institute l rumah peradaban 16/5/25
Tetap semangat
BalasHapus