Langsung ke konten utama

Al Khidmah
..
Oleh Woko Utoro

Sejak pagi buta gamang jamaah ibu-ibu sudah membanjiri lokasi pengajian dengan di sambut senyum panitia yg khas dan menyalami satu persatu jamaah yg datang semakin menambah pemandangan yg menyejukan mata. Begitulah salah satu pelajaran yg dapat saya petik dari majelis yg mulia ini, sehingga dengan spontanitas dari hati, saya ingin selalu menuliskanya walau dengan kata yg amat terbatas. Hal itu tidak meluputkan saya dari rasa hormat ta'dhim untuk majelis yg satu ini.
..
Majelis itu bernama majelis dzikir dan maulidurrasul (sholawat) "al Khidmah". Al Khidmah sendiri berarti mengabdi. Majelis ini yaitu sebuah majelis yg berintegrasi dengan thariqoh qodiriyah wan naqsabandiyah al utsmaniyah. Tentunya semua hal itu merupakan upaya agar majelis ini benar2 berkonten ilmu dan adab. Sosok di balik besarnya dan jamaahnya yg selalu melimpah tiada lain karena sosok yg santun lagi kharismatik yaitu Al Maghfurllah Hadratus Syeikh KH Ahmad Asrori bin Utsman al Ishaqi. Beliau memiliki cita2 yg mulia untuk majelis ini agar menjadi "oase dunia" yg menyejukan lagi beradab. Karena yg saya ketahui pula semakin canggihnya zaman semakin rendahnya budi pekerti yg luhur. Disisi lain agar terjadinya sinergi antara amalan manaqib syeikh Abdul Qodir al Jailani, dzikir, cinta rasul dan dunia akademik (intelektual) maka berdirilah al Khidmah kampus sebagai wadahnya, karena dalam sebuah situs menuliskan bahwa salah satu tujuan majelis ini ialah "mengintelekan kaum salaf dan mensalafkan kaum intelek". Agar mereka memiliki akhlak mulia dan berwawasan nusantara.
..
Selama saya mengikuti majelis ini banyak hal yg saya dapati mulai dari hal yg menyejukan hati sampai yg unik, yg menggelitik dan mengundang tawa. Kebanyakan jamaahnya adalah ibu2. Coba kita bandingkan dengan majelis yg lain. Jika majelis sholawat pasti banyaknya jamaah remaja apalagi majelis jingkrak2 sudah sangat jelas pastinya pemuda yg mendominasi.
Yang menarik dari majelis ini ialah semua hal yg berkaitan dengan konsumsi di serahkan kepada semua jamaah artinya, jamaah membawa konsumsi masing2 dan di serahkan kepada panitia untuk meraciknya. Ditambah lagi uang shodaqoh berupa kotak berjalan selalu bernilai sangat besar karena ke ikhlasan jamaah untuk pengembangkan majelis ini. Intinya majelis ini mengajarkan kesederhanaan dalam kebersamaan.
..
Simbolisasi jamaah yg memakai pakaian putih2 menggambarkan keinginan pendiri majelis ini untuk selalu suci ketika bertemu manusia (akhlak) dan bersua Allah (adabiyah). Serta menghilangkan semua penyakit hati. Menurut kesehatan sendiri sumber dari segala penyakit ialah berpangkal di hati. Maka prosesi penyucian melalui dzikir disini sangat penting. Tak jarang banyak jamaah yg menitikan air mata ketika dzikir ibadallah, tahlil zahr sampai mahalul qiyam. Walaupun kadang panitia sedikit lucu ketika menyaksikan jamaah ibu2 yg (rempong) bawa ini dan itu dan selalu ramai pembicaraanya namun walau demikian itu mereka hanya ingin sambung dengan guru, silaturrahim, mengawal barokahnya, dan nderek poro kiai. Hingga akhirnya usai pengajian, sebagai penutup pasti di isi dengan talaman (hidangan pd nampan besar), disinilah tumpah ruah jamaah manapun dapat makan bersama tanpa adanya pembatas. Dari hal itulah kita di ajarkan kesadaran kolektif dari pada individualis. Semoga Allah memberkahi terus majelis ini bersama seluruh jamaahnya.. amiin
#Salam Budaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...