Langsung ke konten utama

Melawan Perang Asymetris
..
Oleh Woko Utoro
Mulai di tinggalkan:
Main kelereng, main karet, main bengkat, main tujuh bata tujuh dewa, main glatik, main dam-daman, main jebrag gunung, main layangan, main panggalan, main Bp-Bpan, main air dan daratan, main congklak, main di kali, main pletokan, main gewar, main batu lima, main ucing sarungan, main masak2an, main tarik tambang, main kitiran, main bola bekel dan lain sebagainya. Itulah dunia anak-anak yg mengasyikan, penuh dengan permainan. Tapi dunia anak-anak ini tak pernah mempermainkan hati seseorang.
..
Mulai di gemari:
Main CoC, main game, playstation mulai dari PS 1-6, main warnet, main gadget, main anime, main motor, main obat, sampai main hati. Itulah dunia anak yg sekaligus dunia orang dewasa. Dunia ini siapa saja gandrung merasakanya. Sampai mereka lupa siapa mereka dan siapa keluarganya bahkan lupa siapa Tuhanya.
..
Begitulah dunia sekarang, semua serba terbalik, semua hampir tersentuh dengan teknologi dan disinilah kepongahan zaman sudah terlihat. Semuanya berawal dari era ranaisains, yg memang memunculkan peradaban namun disisi lain menenggelamkan sisi-sisi kehidupan.
Hal2 yg akan mengubah dunia seperti contoh di atas itu hanya segelintir saja, jika di runtut lebih dalam akan sangat banyak sekali contohnya dan hal yg demikian itu bersifat revolusioner (sangat cepat).
..
Disinilah kita dapat melihat barat dan timur dari segi perbedaanya. Barat seperti sangat maju sekali sampai2 teknologi paling mutakhir sudah mulai tercipta, namun sayang barat lupa akan kebahagiaan batinya. Karena mereka tidak memiliki rasa puas, yg ada hanya rakus dan hubungan predasi. Kata pak Bambang Wiwoho, pragmantisme telah mengubah tatanan nilai idealis menuju ke materialis, semua hal di ukur hanya dengan uang, serta segala macam topik pembicaraan pasti larinya ke masalah pesona dunia. (Tasawuf di Zaman Edan:2016). Jika timur masih bisa terkontrol, mereka masih memiliki nilai2 spiritual yg dapat mengakomodir diri mereka sendiri namun, kini tak ada bedanya antara keduanya.
..
Globalisasi dan modernitas memang tak bisa di tolak tapi perlu di ingat bahwa masa itu harus kita waspadai keberadaanya. Internet/medsos adalah seperti sebilah mata pisau yg jika pisau itu di gunakan oleh orang baik maka akan baik seperti di gunakan memotong sayuran buah-buahan dan lainya. Tapi jika pisau itu berada di tangan penjahat maka yg akan jadi adalah pencurian, penodongan, begal, bahkan pembunuhan (nyawa seharga tali plastik, sangat murah sekali).
Inilah zaman yg di khawatirkan kanjeng Nabi sejak 1000 tahun silam dan sekarang realisasinya. Perang melawan hawa nafsu yg amat berat di banding perang dengan senjata dan dengan musuh yg nyata. Jika skarang musuh tdak nyata dn siapa sja bisa jdi musuh.
..
Sekarang anda sudah tidak masuk fase selamat datang lgi di dunia global ini tapi, sekarang anda sudah masuk di era perangnya. Jadi pemenangkah anda atau malah sebaliknya jadi pecundang dan di pecundangi zaman. Sudah berapa korbanya yg berjatuhan atau gugur karena perang ini. Memang secara kuantitas tak sebanyak perang dengan senjata konvensional namun, tetap saja efek atau dampaknya sangat luas dan besar.
Rasa hormat pada orang tua dan guru sudah mulai rendah, saling ejek semakin kuat, merasa paling argumentatif, memasang foto syur, mengupload video panas, menjadi hackerMania, menjadi cyber crime dan lainya, semua itu di lakukan dengan sangat mudah tanpa memikirkan salah, hanya dengan di ujung jari (internet/medsos). Naudzubillah..
Seperti halnya seorang gamers mereka rela duduk di depan monitor berjam-jam lamanya hanya ingin menang main game dan mendapat hadiah. Mereka lupa makan, lupa ibadah bahkan lupa teman. Yg mereka fikirkan hanya pristise2 dan prestise. Sangat miris memang apalagi pelakunya sekarang kebanyakan anak2 dan ironinya lagi orang tua banyak yg gaptek.
Sebuah anonim berbunyi "lebih baik mendapat 10.000 tapi berkah dari pada dapat 10 juta tapi membawa musibah". Lalu anda pilih yang mana?. Wahai para prajurit inilah perang asymetris.
..
Selamat Merenung....
#Salam budaya
#Writing tresno jalaran soko kulino

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...