Langsung ke konten utama

Tradisi Hantaran Yang Tak Lekang Oleh Waktu




Woko Utoro

Saat di rumah salah satu hal yang dirindukan adalah hantaran. Tradisi ini sudah lahir sejak jaman dulu. Percisnya saya tidak tahu, hanya kata orang tua pasca kemerdekaan tradisi hantaran sudah dikenal. Hantaran dibagi jadi 2 yaitu untuk acara pernikahan dan jelang lebaran.

Secara teknis hantaran memiliki kesamaan makna yaitu pemberian yang tujuannya mempererat silaturrahmi, saling berbagi dan pastinya, menyemai kebahagiaan. Jika hantaran pernikahan terdiri dari jajanan, makanan dan parsel. Sedangkan hantaran jelang Ramadhan terdiri atas makanan khas yaitu berupa nasi dan olahan daging sapi.

Hantaran lebaran uniknya di masak sendiri. Setelah masak lalu dihantarkan ke tetangga. Dengan piring kecil berisi nasi dan semur daging sapi plus kentang hantaran disajikan. Ketika hantaran sudah disampaikan itu tanda bahwa kita berlebaran. Setelah tetangga yang diberi hantaran akan membalasnya.

Waktu hantaran sendiri biasanya H-5 jelang lebaran. Biasanya menjadi pengantar zakat fitrah. Tradisi ini menjadi tanda para tetangga berbagi rasa. Mereka memastikan agar sesama tetangga terutama kelas ekonomi ke bawah merasakan nikmatnya makan daging. Seperti kita tahu daging di desa begitu mahal harganya.

Tradisi hantaran tentu menarik untuk kita lestarikan. Karena di sana terdapat ikatan emosional antara kampung halaman dan suasana batin. Di mana kita yang selalu jauh dan merindukan ketenangan barangkali sajian hantaran adalah obatnya. []

the woks institute l rumah peradaban 30/3/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...