Langsung ke konten utama

Jika Sudah Di Atas Mau Apa?




Woko Utoro 

Berita hangat mengguncang nasional dengan meninggalnya dua pendaki senior berjuluk "Mamak Pendaki" di Puncak Carstensz Pyramid Mimika Papua. Meninggalnya dua pendaki tersebut diduga karena hipotermia alias penurunan suhu tubuh secara drastis. Dari kisah tersebut saya langsung mendapatkan pelajaran dari Gus Iqdam semalam ketika mengikuti rutinan malam selasa di Markas Sabilu Taubah.

Gus Iqdam bilang begini: "Lha iyo yen wes nek duwur trus arep nyapo?. Opo arep main kertu gaple, arep bilyard an dll". Jika sudah di atas lantas mau ngapain, apa main kartu gaple atau main bilyard. Kata Gus Iqdam hidup yang demikian kadang kita memperjuangkan mati-matian sesuatu yang tidak bisa dibawa mati. Seperti halnya filosofi naik gunung tersebut pertanyaan kita hanya satu jika sudah di atas lantas mau ngapain.

Kadang kita sibuk mempertuhankan sesuatu sampai lupa yang hakiki. Kita juga sering munafik atas diri sendiri yang menganggap suci dari orang lain. Kita sering balapan dalam hal meraih dunia dengan tanpa berhati-hati terhadapnya. Kita juga sering meninggikan derajat karena harta bahkan sampai merendahkan orang lain.

Lantas jika dunia sudah digenggaman hendak apa sebenarnya. Jika semua keinginan sudah dicapai lantas mau apa kita selanjutnya. Kata Gus Iqdam kita dan lainnya sama. Hanya saja berbeda karena aib ini masih ditutup rapat oleh Allah SWT.

Kita sebenarnya enak menjadi diri sendiri. Alias menjadi manusia umumnya manusia. Jika waktu nya ibadah ya ibadah. Jika waktunya bekerja ya bekerja. Bahkan Gus Iqdam sendiri takut jika hidupnya lurus saja atau banyak pujian dari orang. Justru dengan pernah dicaci orang kita memang bukanlah malaikat. Sehingga dari itu hidup santai saja biarkan cacian orang menjadi obat sekaligus pelajaran.

Gus Iqdam berpesan hidup itu jangan terlalu ambisius, jangan menghalalkan segala cara, jangan berlebihan dalam segala sesuatu, dan tidak memperturutkan hawa nafsu. Pesan inilah yang menjadi bekal buat kita bahwa sejauh apapun atau setinggi apapun sungguh Allah lah sebaik-baik tempat kembali.

Kata Gus Iqdam resep untuk hidup tau arah adalah dengan berpuasa. Karena menurut Imam Ghazali puasa adalah ibadah yang dinilai langsung oleh Allah. Pengarang Kitab Raudlatul Ulama juga mengatakan bahwa puasa adalah ibadah yang hanya diketahui oleh Allah bukan panca indera. Ibadah lain bisa berpotensi bohong tapi puasa hanya kita dan Tuhan yang tahu.[]

the woks institute l rumah peradaban 4/3/25

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 II

Woko Utoro Dalam setiap perlombaan apapun itu pasti ada komentar atau catatan khusus dari dewan juri. Tak terkecuali dalam perlombaan menulis dan catatan tersebut dalam rangka merawat kembali motivasi, memberi support dan mendorong untuk belajar serta jangan berpuas diri.  Adapun catatan dalam perlombaan esai Milad Formasik 14 ini yaitu : Secara global tulisan mayoritas peserta itu sudah bagus. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Terutama soal ketentuan yang ditetapkan oleh panitia. Rerata peserta mungkin lupa atau saking exited nya sampai ada beberapa yang typo atau kurang memperhatikan tanda baca, paragraf yang gemuk, penggunaan rujukan yang kurang tepat dll. Ada yang menggunakan doble rujukan sama seperti ibid dan op. cit dll.  Ada juga yang setiap paragrafnya langsung berisi "dapat diambil kesimpulan". Kata-kata kesimpulan lebih baik dihindari kecuali menjadi bagian akhir tulisan. Selanjutnya ada juga yang antar paragraf nya kurang sinkron. Se...

Catatan Lomba Esai Milad Formasik ke-14 I

Woko Utoro Senang dan bahagia saya kembali diminta menjadi juri dalam perlombaan esai. Kebetulan lomba esai tersebut dalam rangka menyambut Milad Formasik ke-14 tahun. Waktu memang bergulir begitu cepat tapi inovasi, kreasi dan produktivitas harus juga dilestarikan. Maka lomba esai ini merupakan tradisi akademik yang perlu terus dijaga nyala apinya.  Perasaan senang saya tentu ada banyak hal yang melatarbelakangi. Setidaknya selain jumlah peserta yang makin meningkat juga tak kalah kerennya tulisan mereka begitu progresif. Saya tentu antusias untuk menilainya walaupun disergap kebingungan karena terlalu banyak tulisan yang bagus. Setidaknya hal tersebut membuat dahaga ekspektasi saya terobati. Karena dulu saat saya masih kuliah mencari esais itu tidak mudah. Dulu para esais mengikuti lomba masih terhitung jari bahkan membuat acara lomba esai saja belum bisa terlaksana. Baru di era ini kegiatan lomba esai terselenggara dengan baik.  Mungkin ke depannya lomba kepenul...