Langsung ke konten utama

Ulama dan Umara




Woko Utoro 

Dalam sebuah pengajian Gus Baha menjelaskan mengapa ada ulama yang mendatangi umara (pemimpin). Gus Baha menerangkan bahwa kata Imam Nawawi seorang ulama mendatangi umara itu boleh apalagi jika menyangkut uang.

Di beberapa kesempatan jika ada ulama mendatangi umara soal uang mayoritas orang langsung aneh dan desas-desus. Padahal dari hal itu ada maksud dan tujuannya. Kata Gus Baha jika ulama datang ke umara soal uang itu jelas bahwa ulama memang orang alim. Ulama tahu bagaimana cara menggunakan uang untuk kebaikan. Bayangkan jika uang itu digunakan oleh orang yang tidak baik maka tidak baik pula outputnya.

Lalu sebaliknya mengapa umara tidak mendatangi ulama. Itu juga jelas bahwa umara memang bodoh. Karena umara tidak tahu bagaimana cara menggunakan uang dengan baik. Nah, di sini kita belajar jangan segera ambil kesimpulan jika ulama datang ke umara itu tidak baik. Pasti walaupun misalnya ulama itu keliru toh keliru-nya orang alim pasti memiliki hikmah tersendiri. Dan hikmah itu tak akan pernah diketahui oleh orang-orang bodoh.

Maka dari itu dalam hal ini kita tidak boleh suudzon dengan ulama. Ulama itu bahaya, malati dan darahnya beracun. Harusnya kita memuliakan mereka dan timba ilmu sebanyak mungkin mumpung mereka masih ada. Lantas siapa ulama yang dimaksud? tentu ulama yang zahid, wara dan takut kepada Allah SWT.[]

the woks institute l rumah peradaban 11/12/24

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Pecinta Amatiran

Woko Utoro  Kiai M. Faizi pernah ditanya apa yang ingin beliau lakukan setelah memahami sastra. Kata beliau, "Saya ingin menjadi amatir". Bagi Kiai M. Faizi menjadi amatir berarti tidak akan disebut mahir. Orang amatir akan selalu dianggap masih belajar. Orang belajar bisa saja salah. Walaupun begitu salah dalam belajar akan disebut wajar. Berbeda lagi ketika orang disebut mampu alias mumpuni. Masyarakat menganggap jika orang ahli bahkan profesional haruslah perfect. Mereka selalu dianggap tak pernah salah. Dan memang sesuai dengan pikiran kebanyakan orang jika sempurna itu harus tanpa noda. Akibat stigma ahli dan profesional masyarakat berespektasi harus sempurna. Masyarakat lupa bahwa setiap orang tidak bisa menghindar dari celah. Dalam arti bahwa setiap orang bisa saja pernah salah. Soal ini tentu yang terbaru adalah kasus Gus Miftah. Kasus Gus Miftah dianggap menghina pedagang es teh karena umpatan gobloknya menjadi viral. Pertanyaan kita mengapa netizen selalu brutal dal...

Zakat Sebagai Sarana Ritual dan Kesehatan

Woks Secara bahasa zakat berarti suci, berkembang, dan berkah. Dalam istilah fikih zakat berarti harta yang wajib dikeluarkan dari kepemilikan orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya dengan aturan syariat. Dalam agama apapun zakat telah disyariatkan walaupun cara dan subjek wajib zakatnya sedikit berbeda. (Syahruddin, 2014:73) Sebagaimana yang tercatat dalam sejarah, zakat baru disyariatkan pada tahun kedua Hijriyah walau dalam al Qur'an telah dijelaskan sebelum Islam datang, umat-umat terdahulu juga telah mengenal zakat. Setiap Nabi memiliki cara zakatnya tersendiri seperti zaman Nabi Musa yang memerintahkan menzakati hewan ternak seperti unta, kambing dan lembu. Bahkan Nabi Musa juga pernah meminta agar Qorun mengeluarkan zakatnya. Zaman Nabi Isa pun tak jauh berbeda yaitu meminta orang-orang yang kaya untuk mengeluarkan zakatnya kepada yang miskin. Saat ini kita masih mengikuti syariat zakat yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw dengan penje...