Langsung ke konten utama
Energi Satukan Tekad Meraih Mimpi
..
Bang Woks
Organisasi adalah salah satu metode agar seseorang terwadahi aspirasinya. Di dalamnya seseorang dapat belajar banyak hal dari para anggota yg lainya. Pembelajaran berharga yg di dapat dalam organisasi adalah leadership (kepemimpinan). Selain itu organisasi adalah deorama pembelajaran yg akan memberi pengajar untuk pembelajaran di kemudian hari maka, jika seseorang takut berorganisasi berarti ia takut belajar. Padahal hidup adalah untuk belajar sepanjang zaman, layaknya satu tubuh saling berorganisasi dengan organ tubuh yg lain sesuai dengan perananya masing-masing.
..
Walaupun demikian organisasi bisa menjadi wadah konflik dan kesenjangan antara anggota satu dan anggota yg lainya. Maka dari itu perjalanan organisasi tak selamanya mulus. Sehingga tujuan utama dalam sebuah organisasi bukan hanya menjalankan program kerja yg di canangkan melainkan membuat semua anggotanya satu visi misi, walau di tengah perbedaan. Salah satu agar seluruh anggotanya semangat dan dapat menggapai tujuan bersama yaitu dengan menyuarakan jargon atau tag line atau dalam bahasa sederhananya adalah yel-yel semangat. Tujuan dari adanya jargon tersebut agar terciptanya sebuah ciri khas untuk melangkah kedepanya. Karena dalam jargon tersebut mengandung makna tujuan yg tersirat.
..
Salah satu organisasi yg sata ikuti juga memiliki jargon khasnya yaitu "satukan tekad meraih mimpi". Jargon ini di lafalkan ketika penyampaian salamya di lafalkan pula. Dan dapat di pastikan anggota yg lain akan menjawab salam tersebut dengan jargonnya dan dengan posisi tangan terkepal sambil di angkat ke arah langit. Namun biasanya jika saya bukan mengepalkan tangan, melainkan menerbangkanya ke udara bagai burung tinggi. Tujuanya mau berbeda dari yg lain.hehe
..
Satukan tekad di tengah kemajemukan anggota begitulah para pendirinya berpesan bahwa jumlah anggota yg bhinneka itu rawatlah dengan baik jika ada gesekan yg terjadi antar anggota sikapi saja dengan dingin dan luwes, jangan pakai emosi, wajar saja seperti itu terjadi karena, lain kepala lain pula isi pikiranya.
Meraih Mimpi adalah sebuah tujuan dari setiap tujuan orang hidup. Sebodoh apapun seseorang dapat di pastikan orang itu masih memiliki mimpi yg ingin di capainya. Orang besar akan tumbuh dari mimpi-mimpi yg luar biasa maka dari itu bermimpilah selagi mimpi itu gratis dan belum di larang, capailah mimpi itu dengan gigih dan sabar. Dapat di pastikan entah kapan tiba saatnya mimpi itu akan tercapai. Yang penting semangat dan jangan banyak berdalih.
Tentu pemaknaan jargon itu bersifat subjektif sekali namun tak apalah yg penting happy. Makna akan di cari seiring dengan keingingin tahuan yg besar dari para pencarinya. Dan sekarang saya sangat sadar bahwa menjadi pahlawan itu tidak mengasyikan di banding dengan menjadi team work dalam sebuah organisasi. Selamat berproses. Nikmati prosesnya tunggu nanti hasilnya.
..
Sebentar lagi saya akan berakhir berproses di dalam organisasi ini karena periodesasinya sudah habis, namun harapan terbesar adalah semoga para penerus dapat memperhatikan baik-baik jargon itu. Karena organisasi dan jargon itu adalah warisan para pendahulu sehingga amat bijaklah jika kita sebagai penerusnya untuk meneruskan segala perjuangan. "Ku titipkan jargon itu kepadamu agar kelak kau tahu bahwa dulu aku dan kamu pernah masuk dalam rangkaian sejarah dalam organisasi ini. Merasakan pahit manisnya perjuangan. Perjuanganmu masih teramat panjang, sampai hayat maaih di kandung badan.
ForMaSi.
Anggap saja jargon itu adalah sebuah ENERGI.
Menebar manfaat ke muka bumi.
..
#Salam budaya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bocil FF Belajar Ziarah

Woko Utoro Beberapa hari lalu saya berkesempatan kembali untuk mengunjungi Maqbarah Tebuireng. Dari banyak pertemuan saya ziarah ke sana ada pemandangan berbeda kali ini. Saya melihat rombongan peziarah yang tak biasa yaitu anak-anak TK atau RA. Pemandangan indah itu membuat saya bergumam dalam hati, "Kalau ini mah bukan bocil kematian tapi bocil luar biasa, sholeh sholehah". Sebagai seorang sarjana kuburan (sarkub) dan pengamat ziarah tentu saya merasa senang dengan pemandangan tersebut. Entah bagaimana yang jelas para bocil berziarah adalah sesuatu yang unik. Jika selama ini dominasi peziarah adalah orang dewasa maka zairin bocil FF adalah angin segar khususnya bagi keberagamaan. Lebih lagi bagi jamiyyah NU yang selama ini setia dengan tradisi ziarah kubur. Saya melihat seperti ada trend baru terkhusus bagi peziarah di kalangan siswa sekolah. Jika santri di pesantren ziarah itu hal biasa. Tapi kini siswa sekolah pun turut andil dalam tradisi kirim doa dan ingat mati itu. Wa...

Pecinta Amatiran

Woko Utoro  Kiai M. Faizi pernah ditanya apa yang ingin beliau lakukan setelah memahami sastra. Kata beliau, "Saya ingin menjadi amatir". Bagi Kiai M. Faizi menjadi amatir berarti tidak akan disebut mahir. Orang amatir akan selalu dianggap masih belajar. Orang belajar bisa saja salah. Walaupun begitu salah dalam belajar akan disebut wajar. Berbeda lagi ketika orang disebut mampu alias mumpuni. Masyarakat menganggap jika orang ahli bahkan profesional haruslah perfect. Mereka selalu dianggap tak pernah salah. Dan memang sesuai dengan pikiran kebanyakan orang jika sempurna itu harus tanpa noda. Akibat stigma ahli dan profesional masyarakat berespektasi harus sempurna. Masyarakat lupa bahwa setiap orang tidak bisa menghindar dari celah. Dalam arti bahwa setiap orang bisa saja pernah salah. Soal ini tentu yang terbaru adalah kasus Gus Miftah. Kasus Gus Miftah dianggap menghina pedagang es teh karena umpatan gobloknya menjadi viral. Pertanyaan kita mengapa netizen selalu brutal dal...

Kebudayaan Agraris Padi Digantung di Rumah

Woks Kebudayaan kita memang kaya baik budaya yang lahir dari peradaban pesisir, sungai ataupun petani. Kebudayaan agraris utamanya di Jawa dan Bali pasti tidak akan melupakan sosok Dwi Sri sebagai jelmaan atau simbol kesuburan. Nama ini selalu menjadi tokoh utama apalagi ketika musim tanam dan panen tiba. Dalam berbagai sumber termasuk cerita yang berkembang, orang-orang Jawa khususnya sangat menghormati tokoh Dwi Sri sebagai aktor lahirnya padi yang menjadi makanan pokok sehari-hari. Ia juga dipercaya sebagai penunggu daerah gunung dan bumi begitu juga dengan Nyai Roro Kidul penguasa lautan. Salah satunya tradisi yang sering kita jumpai yaitu budaya menggantungkan padi di atas dapur, depan pintu rumah dan lumbung padi. Tradisi ini tentu sudah berkembang sejak lama. Entah apa motifnya yang jelas orang-orang tua dulu begitu menghormati dan tidak melupakan nilai-nilai kearifan yang ada di dalamnya. Dalam bahasa Sunda, padi dikenal dengan nama “paparelean’ karena kakek nenek sangat bingun...