Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Charge dan Cari Wifi di Makam Wali

Makam Mbah Agung Taruna Plosokandang Woks Ada seorang petapa atau silo di bawah sebuah pohon rindang di tepian sawah dekat jalan Kauman menuju arah Ploso Kediri. Cerita itu disampaikan oleh salah satu guru saya dan beliau dari kawannya. Saat ditanya orang tersebut mengapa berdiam di sana dan apa yang dicari. Orang itu lalu menjawab di sini sinyal wifinya banter (cepat). Sejenak teman guru kami itu pun terdiam lantas bertanya apa maksudnya. Beliau pun menjawab ya di sini sangat cocok untuk berdzikir tafakur karena sinyal wifi dari para auliya begitu deras mengalir. Coba bayangkan di sini adalah posisi strategis, tengah-tengah di antara sebelah barat ada makam Mbah Basyaruddin, di selatan ada Mbah Sunan Kuning, di utara ada Gus Miek dan di Timur ada Hasan Mimbar Majan bahkan masih ada yang lain seperti Mbah Abdul Jalil Mustaqim, Mbah Nuryahman, Mbah Pacet, Mbah Bedalem, Mbah Kumbang dll (pen). Seketika melalui pernyataan itu guru kami pun mulai paham ohh ternyata demikian. Dari kisah

Harlah NU 96 Menuju Kemandirian Umat

Woks Dalam kalender masehi kini usia NU adalah 96 tahun tertanggal sejak 31 Januari 1926-31 Januari 2022. Sedangkan dalam hitungan hijriah menginjak 99 dan hanya satu tahun lagi genap satu abad. Usia yang tidak muda lagi bagi sebuah organisasi sosial kemasyarakatan. Dalam bahasa kita jika tidak didirikan oleh orang-orang ampuh tidak akan mungkin organisasi bisa bertahan selama ini. Kini organisasi NU dinahkodai oleh KH. Yahya Cholil Staquf bersama Rais Aam KH. Miftahul Akhyar menyongsong usia satu abad yang tentu akan menghadapi banyak tantangan. Kita tentu tahu NU sejak lama sudah mengemban amanat yang tidak mudah dari para pendahulu. Setidaknya amanat itu ada 3 yaitu amanatu diniyyah, amanatu wathaniyyah dan amanah kesejahteraan umat. Kesejarahan NU tentu sangatlah panjang hingga menjadi organisasi besar seperti saat ini. Oleh karenanya kekuatan strategi NU sudah selaiknya disusun sejak dini. Menghadapi perkembangan zaman misalnya NU terbukti mampu mencapainya walaupun belum men

Jejak Para Donatur

Woks Anda tahu siapa negara yang paling dermawan di dunia? ternyata jawabannya bukan Amerika, Islandia atau Arab melainkan Indonesia. Hal itu tercatat pada tahun 2021 menurut The World Giving Index (WGI) tingkat kedermawanan mencapai 69% dari lebih 140 negara, maka Indonesia lah yang di posisi pertama sebagai negara paling dermawan. Walaupun ini hanya data akan tetapi beberapa di antara kita pasti merasakan dampaknya. Sehingga jangan melihat Indonesia hanya dari kekurangannya saja melainkan ada potensi besar nan berharga dari negara yang kita cintai ini. Misalnya potensi besar itu ada pada dana zakat yang dikumpulkan setiap tahunnya bahkan hampir menyamai APBN. Belum lagi donasi dari para filantropi kita juga tergolong besar. Hal itu terbukti menjadi salah satu faktor negara Indonesia mampu keluar dari tekanan sejak krisis moneter 98 hingga yang terbaru dampak pandemi. Mengapa hal itu bisa terjadi karena salah satunya ada faktor agama yang menjadi dorongan para filantropi kita begitu

Hidup Yang Sastrawi

Woks Tidak semua orang bisa hidup dengan baik. Karena tidak semua orang berpengalaman dalam menjalankan hidup. Bahkan dalam kacamata hakikat kehidupan adalah kematian sedang hidup yang kita anggap ini sebenarnya bukan hidup tapi mati. Syeikh Ibnu Arabi' bahkan bertanya jika yang kita anggap ini hidup mengapa menjumpai kematian. Seharusnya hidup itu tak kenal mati dan hidup bersama yang maha hidup. Justru lebih mudah mengakhiri hidup dari pada mempertahankan kehidupan. Orang sufi pandai dalam memilih kehidupan. Mereka tidak akan membuat hidup ini hanya sekadar bertahan hidup dengan makan minum. Tapi mereka akan berpikir bagaimana mengisinya dengan ibadah dan mempersiapkan akhir hidupnya. Selama ini kita tahu orang-orang sangat mudah melupakan apa ujung dari hidup ini. Sehingga mereka juga alpa apa yang akan disiapkan ketika waktu itu tiba. Hidup memang perlu dinikmati. Karena kenikmatan hidup itu jangan sampai lupa bahwa nikmat adalah hak guna pakai yang ada akhirnya. Akan tetapi ma

Hidup adalah Ujian

Woks Kalimat hidup adalah ujian memang selalu menjadi topik menarik dikala momen motivasi. Kalimat itu hadir karena tidak setiap orang kuat dalam menghadapi kenyataan. Hidup memang ujian itu sendiri bahkan mati pun adalah ujian. Semua yang ada dalam dunia ini sebenarnya ujian. Entah ia disebut kenikmatan yang dibayangkan pun ia disebut ujian. Orang-orang hanya menganggap bahwa ujian selalu dimaknai sebagai sesuatu yang pahit, penuh derita padahal semua hal yang melekat pada diri adalah ujian. Tuhan memberi hidup pun dalam rangka menguji manusia dari luasnya rahmatNya. Apakah manusia tahan uji atau justru gagal. Ujian barangkali sengaja dihadirkan Tuhan hanya untuk mengajari manusia untuk berpikir dewasa. Ujian hadir agar manusia mampu berharap kepadaNya. Tidak ada lain bahwa Dia yang menguji dan Dia pula yang memberi solusi atas segala ujian hidup. Percis seperti ujian di sekolah, ujian hidup pun dalam rangka naik level seseorang. Jika tidak diuji bagaimana bisa menuju maqam selanjutny

Kenikmatan Berdzikir

Woks Jika ditanya apa pekerjaan yang melelahkan rerata akan menjawab menunggu. Ya hingga hari ini menunggu menjadi aktivitas yang selalu dihindari setiap orang. Bahkan saking tidak inginnya menunggu banyak orang yang melakukan jalan pintas. Menunggu memang hal yang tidak semua orang mampu melakukannya. Hanya mereka yang terpilih dan bersabarlah yang dapat melewatinya. Saya pernah menemui ada seorang mahasiswa hanya demi bertemu dosen pembimbingnya ia rela menunggu lama. Ketika saya tanya sudah berapa lama menunggu katanya sejak siang hingga sore waktu asyar. Tentu antara penat dan melelahkan tapi bagaimanapun ia rela demi pekerjaan usai. Mendengar cerita itu saya jadi berpikir ternyata kerelaan atau mungkin setengah terpaksa itu membuat orang mengorbankan dirinya hanya untuk menunggu. Menunggu tentu akan menyita waktu. Sehingga menunggu itu menghasilkan varianya tersendiri misalnya menunggu yang biasa, sia-sia dan bermakna. Menunggu yang biasa tentu seperti kita antri di kasir atau men

Membongkar Jejaring Kesuksesan Para Guru Besar UIN SATU Tulungagung

Woks Dulu sebelum teknologi berkembang kita kesulitan dalam hal informasi termasuk bagaimana cara mengetahui resep kesuksesan seseorang. Tapi saat ini teknologi masif dan jamak dimiliki siapa saja. Informasi apapun sangat mudah diakses seolah dunia dalam genggaman termasuk bagaimana track record seseorang dalam menggapai kesuksesannya. Secara jujur dan terkesan saya banyak mendapat pengalaman menarik soal kesuksesan seseorang salah satunya melalui video dokumenter pengukuhan guru besar di UIN SATU Tulungagung. Semua itu sangat mudah kita peroleh melalui kanal Youtobe kampus, sekali klik kita sudah bisa mendapat tips dan pengalaman para guru besar itu. Peranti teknologi memang memudahkan segala hal termasuk mencatat bagaimana kiprah para guru besar sampai mencapai puncak kesuksesannya. Beberapa hal yang perlu dicatat dalam video dokumenter tersebut di antaranya rerata para guru besar itu berlatar hidup yang pas-pasan. Keterbatasan ekonomi menjadi faktor utama mereka gigih dalam memperju

Obituari : Pak Tukul dan Kecintaannya pada NU

Woks Saat mendengar Pak Mulyono kapundut melalui pengeras suara mushola saya langsung terdiam tak berkutik seolah tak percaya. Sejak dulu berita duka memang membuat kita tertegun sekaligus bertanya demikianlah usia tak pernah tau ujungnya. Pak Mulyono yang biasa kami panggil Pak Tukul atau Pak Yon menghembuskan nafas terakhirnya setelah beberapa hari berjuang melawan sakitnya di ruang ICU. Beberapa hari itu pula di antara kami teman-teman mengiriminya doa berharap keadaan membaik. Bahkan kami berencana akan menjenguk beliau ke rumah sakit. Tapi apalah daya berita duka itu lebih cepat dari pergerakan kami. Pak Tukul harus segera pulang menghadap sang pencipta tepat pukul 12 malam 19 Januari 2022. Beliau juga sudah ditunggu oleh ibu yang dicintainya yaitu Almarhumah Mbah Widji. Saya mengenal beliau lumayan cukup lama sekitar 6 tahun ini. Sejak pertama di PP. Himmatus Salamah Srigading Plosokandang Kedungwaru Tulungagung, Pak Tukul adalah salah satu tetangga pondok kami yang saya kenal ba

Khutbah Jum'at Masjid At Taqwa Kepatihan Tulungagung

Woks Jumatan kali ini begitu menarik. Seperti biasanya selain banyak warga yang memberikan jajanan jumatan kali ini pun terasa begitu sejuk. Udara memang selalu mendung tanda hari selalu diguyur hujan. Akan tetapi salah satu yang menarik lagi yaitu isi khutbah yang tak boleh dilewatkan untuk dicatat. Khutbah yang disampaikan oleh Ustadz Syaifuddin Zuhri atau biasa disapa Ustadz Udin tersebut sangat menarik. Pasalnya beliau menjelaskan tentang pasal bagaimana agar selamat di dunia hingga akhirat. Tentu selamat dunia dan akhirat itu tidak gampang ada serangkaian uji coba yang harus dilalui. Hal inilah yang seharusnya menjadi ukuran manusia berkaitan dengan akhir hidup. Akan tetapi karena gemerlap dunia membuat mereka terlena dan hanya ingin selamat di dunia saja. Padahal hari akhirat adalah kampung halaman terakhir yang belum pasti pula ada jaminan keselamatan atasnya. Dalam khutbah kali ini Ustadz Udin mencuplik keterangan dalam Kitab Nashoihul Ibad karangan Syeikh Nawawi al Bantany bah

Rasdog dan Hal-hal Yang Tak Pernah Diketahui

Woks Tiga dari kartu sakti Jokowi memang selalu asyik diperbincangkan di antaranya Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Sejahtera (KIS). Di Antara ketiga kartu tersebut, kartu ketiga lah yang selalu jadi topik hangat di desa, kita mengenalnya dengan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). KKS adalah salah satu kartu yang diluncurkan melalui kementerian sosial. Kartu tersebut masuk sebagai salah satu bantuan kemensos termasuk di dalamnya Prakerja, BNPT, UMKM dan lansia. Di antara riuh bantuan yang digelontorkan pemerintah tersebut karena ketidakmerataan masyarakat yang mendapat bantuan tersebut. Tentu banyak faktor mengapa hal itu bisa terjadi. Bansos BNPT yang masyarakat familiar menyebutnya dengan Rasdog alias beras endog selalu menjadi polemik di kalangan akar rumput. Alasannya sederhana karena ketidakadilan atau penyalahgunaan oleh aparat terkait. Sedangkan masyarakat sejak dulu selalu saja tidak pernah tau bahwa mereka berada di posisi yang sama. Se

Pesan Indah Untuk Para Pengkaji Qur'an

Woks Bagi para pengkaji qur'an yang termasuk di dalamnya para qori, huffadz, pengkaji tafsir, intelektual dan lainya perlu direnungi pesan berikut ini. Pesan ini disampaikan oleh Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA yaitu imam besar Masjid Istiqlal sekaligus mustasyar PBNU. Kata beliau bagi para pengkaji qur'an yang telah disebutkan perlu agar kita memiliki niat yang murni dan ikhlas. Jangan sampai para pengkaji qur'an menjadi selebriti tahfidz. Jangan sampai kita justru sibuk oleh dunia dengan hingar-bingarnya. Seharusnya motto kita adalah majhulun fii al ardy, ma'lumun fii sama' atau tidak perlu terkenal di bumi melainkan langitlah yang akan memahami. Betapapun kita tahu Khidir bin Balya adalah seorang nelayan lusuh yang berpuluh-puluh tahun tetangganya pun tak mengetahuinya. Hingga akhirnya hijab langit terbuka bahwa ia adalah Nabi Khidir Alaihissalam guru hakikat Nabi Musa Alaihissalam. Termasuk juga Uwais al-Qarni seorang yang tidak diperhitungkan di bumi tapi nam

Menjogjakan Tulungagung?

Gambar : Arca Dwarapala si penjaga gerbang kerajaan. Woks Tulungagung tempo dulu adalah kota suci tempat pendidikan para putra raja. Di sinilah seperti halnya Mahapatih Gajahmada pernah didik oleh Sri Gayatri Rajapatni serta banyak lagi patih dan resi yang pernah bertapa di sini. Bahkan Presiden Soekarno pernah mendapat pendidikan juga di Tulungagung. Begitulah sekelumit kisah tentang Tulungagung di masa lalu. Saya sempat berpikir mengapa setiap Pak Rektor Maftukhin berpidato pasti menyinggung Tulungagung sebagai kota suci tempat pertapaan para resi dan pendidikan bagi anak raja. Isi dari pidato tersebut terasa monoton sehingga saya harus bertanya mengapa hal itu terjadi. Mengapa Tulungagung yang dijadikan kota tempat mendidik resi dan calon raja tersebut tidak memiliki dampak bagi masyarakat sekitar. Di Tulungagung justru lebih banyak warkop dan pabrik rokok daripada tempat pendidikan itu sendiri. Atau mengapa masyarakatnya justru kurang terilhami dari tempat pendidikan para raja ini.

Diskusi Malam Minggu Madzhab Pucung Kidul

Woks Selepas isya motorku meluncur ke Pucung Kidul tempat Pak Ridha tinggal. Seperti biasanya malam minggu suasana syahdu nan kelabu begitu terasa. Akan tetapi malam minggu kali ini terasa berbeda karena ku lihat akan ada perbincangan hangat seputar apa saja. Ternyata benar, lagi-lagi aku terlibat dalam diskusi yang tak terduga itu. Pak Ridha selaku tuan rumah langsung memperkenalkan aku kepada koleganya ketika di Jogja. Kebetulan diskusi kali ini melibatkan media zoom sebagai sarananya. Aku kaget karena diskusi tersebut ternyata membahas tema besar "Genealogi Sains", sedangkan turut hadir dalam pemantik diskusi yaitu Pak Muzayin Nazaruddin, Pak Ridha, dan Pak Ahmad Alwajih. Tapi sayang nama terakhir tidak bisa dihubungi akan tetapi tidak mengurangi nikmatnya perdiskusian. Dalam acara santai tersebut hadir pula beberapa kolega di antaranya Mas Kamil Alfi Arifin, Mas Barlian Anung, Mas Rizky Wahyudi, Mas Anggie Septa, Mas Pampam Sulis, dan Mas Tommy. Beberapa di antaranya terl

Spirit dari Hati: Bergerak Dari Hati Untuk Melayani

Woks Orang masih belum paham akan keberadaan anak berkebutuhan khusus. Dengan ketidakpahaman itu akhirnya tugas kita harus memahamkannya. Masyarakat selama ini masih memiliki kecenderungan mistik, klenik dan aneh jika mendengar anak berkebutuhan khusus. Mereka cenderung mencemooh dan meminggirkannya. Hal inilah sebagaimana kaum feminis yang terus berupaya melahirkan kesetaraan. Semua orang berhak atas peran dan fungsinya masing-masing. Keberadaan anak berkebutuhan khusus seharusnya diterima dengan tangan terbuka. Karena walaupun bagaimanapun mereka adalah kehendak Tuhan yang tidak bisa ditolak. Keberadaan mereka memerlukan perlakuan khusus. Dalam hal ini masyarakat dan pemerintah harus juga perhatian terhadap mereka. Tidak hanya soal fasilitas akan tetapi regulasi pun perlu menyentuh mereka misalnya di dunia pendidikan hingga dunia kerja. Tidak hanya penyandang disabilitas semua orang yang masuk kategori tersebut termasuk ODGJ, anak terlantar, korban diskriminasi, orang jompo, juga mem

Spirit dari Hati: Berjuang Menciptakan Sekolah Inklusif

Woks Sesuai dengan peraturan pemerintah sejak digulirkan tahun 2006 program sekolah inklusi merupakan respon atas kebutuhan orang tua yang memiliki anak berkebutuhan. Untuk membedakan dengan SLB maka sekolah inklusi disiapkan sebagai program baru untuk menciptakan pendidikan egaliter bagi semua. Kita memang tidak meminta lahir dari rahim siapa dan bagaimana keadaannya. Semua sudah kehendak dari Tuhan termasuk adanya anak berkebutuhan khusus. Akan tetapi jika kita tahu anak bagaimanapun keadaannya membawa potensinya tersendiri sejak lahir. Kadang yang salah bukan anak justru kita sebagai guru atau orang tua yang belum memahaminya. Keberadaan sekolah inklusif tentu sangatlah dibutuhkan dewasa ini baik di lingkup kota dan khususnya hingga ke desa. Sekolah inklusif tentu sebuah keharusan bukan hanya soal keberadaan anak berkebutuhan khusus akan tetapi soal pendidikan secara fungsional tidak membeda-bedakan kelas sosial. Peraturan mengenai penyelenggaraan sekolah inklusi di Indonesia diatur

Spirit dari Hati: Aku Ingin Jadi Guru Pendamping Khusus (GPK)

Woks Suatu saat saya ditanya oleh anak psikologi, katanya mereka resah bagaimana nanti ketika lulus mau jadi apa. Jadi psikolog harus ikut program keahlian alias profesi sedangkan untuk kuliah lagi biaya tidak terjangkau, lantas mereka bertanya kira-kira kerja apa yang pas untuk kita terutama yang di jurusan serumpun dengan psikologi. Soal dunia kerja sebenarnya kita bisa menjadi apapun yang jelas kuncinya dua, pertama kita menaruh minat di sana, kedua kita berniat untuk bermanfaat bagi orang lain. Jika minat saja tidak punya sekalipun gaji besar untuk apa. Padahal salah satu tujuan hidup adalah mewadahi sebuah keinginan yang terpendam dan diminati. Selanjutnya jika tidak berniat bermanfaat lantas untuk apa punya ilmu, jika keilmuan hanya untuk memperkaya diri berarti sejak sekolah dasar kita telah keliru apa fungsi pendidikan. Atau memang benar pendidikan hanya mencipta pekerja alias buruh? Bagi anak psikologi yang bingung akan pekerjaan saya mencoba menawarkan untuk menjadi GPK. Apa

Membangun Jalan Pikiran

Woks Jalanan di desa tak kunjung membaik sudah berpuluh-puluh tahun bahkan suksesi kepemimpinan telah berganti jalanan tetap saja rusak. Begitulah kondisi desaku setiap tahun ku lihat desa tak pernah beres soal jalan. Entah bagaimana akhir ceritanya yang jelas jalanan selalu saja punya cerita. Yang paling dekat dengan jalanan adalah debu keluh kesah warga desa berharap cemas kapan jalan ini bisa diperbaiki. Sedangkan setiap hujan tiba kubangan air dan tanah yang licin menjadi medan tak berperi. Sudah berapa banyak warga yang jatuh, sudah berapa kali benda jatuh dan hilang. Apakah jalanan hanya diam, tentu tidak ia selalu memangsa korban dan harapan. Jika jalanan demikian masyarakat hanya diam. Atau sesekali memperbaiki dengan pamrih. Di persimpangan sekelompok anak muda menguruk jalan yang bolong itu lantas di ujungnya mereka menodongkan ember berharap iba sang pengendara. Apakah semua itu baik, tentu dari sudut mana kita memandang. Bahkan anak-anak kecil sangat ceria ketika dilempari

2022 Tahun Kembar : Spirit Kembali ke Muasal

Woks Seperti biasa setiap pergantian tahun kita selalu merapal doa. Baik ganti tahun hijriah maupun masehi berdoa tak akan pernah terlewatkan. Sebagai umat beragama tahun yang telah dilalui adalah pelajaran di masa mendatang. Maka dari itu masa lalu adalah kisah hidup dan masa depan adalah harapan hidup. Semuanya dititipkan bersama doa-doa dan harapan. Orang modern biasanya membuat resolusi sebagai pijakan hidup. Segala macam angan, cita dan harapan disusun sedemikian rupa berharap Tuhan mengabulkan. Sebelum itu tanpa lupa kita berkaca di tahun sebelumnya apa yang sudah dilakukan. Sembari belajar bahwa di tahun 2021 banyak peristiwa kelam yang sudah dilalui paling mengharu biru tentu pandemi yang menyebabkan banyak korban jiwa. Tidak hanya itu bencana alam dan kemanusiaan juga terjadi di tahun tersebut. Saat ini harapan baru di 2022 disusun kembali. Tentu segala harapan sudah terdaftar dalam gerak langkah kita. 2021 lalu disebut tahun landep karena angka satu tajam ke bawah dan tegak k