Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

Muslim Kreatif Muslim Produktif

Oleh : Woko Utoro Menjadi seorang muslim di era modern memang penuh tantangan. Nashida Ria grup qasidah asal Semarang mengistilahkan tantangan dengan kecemasan. Memang benar adanya karena Nabi Muhammad SAW telah memberikan pesan sejak seribu tahun lalu bahwa akan datang suatu masa di mana Islam datang terasing dan kembali terasing. Oleh karena itu bagaimana cara menjadi muslim yang dapat menaklukkan era distrupsi tersebut. Mari kita belajar pada Kiai Mujib. Ngainun Naim dalam Buku Menipu Setan (2015) menuliskan betapa istiqomahnya sosok Kiai Mujib. Memang benar bahwa konsistensi merupakan salah satu cara yang dapat menaklukkan zaman lebih lagi bagi kita yang menempuh jalur kebaikan. Keistiqomahan tersebut bisa ditempuh lewat 3 cara yaitu keshalehan secara total, shalat berjamaah dan muthalaah (belajar). Keshalehan secara total bukan karena meminta diakui oleh orang lain melainkan menifestasi dari perilaku yang diakui oleh orang lain. Selanjutnya shalat berjamaah dapat mengikat seseoran

Resep Anak Berprestasi ala Ibu Nono

Oleh : Woko Utoro Beberapa hari lalu kita mendengar berita seorang bocah dari Kupang NTT bernama Nono menggemparkan jagat. Ia menjadi pemberitaan utama di berbagai media karena prestasinya. Ya, Nono atau Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay adalah juara 1 kompetisi Sempoa Abacus Internasional. Usianya baru 7 tahun dan mampu mengalahkan 7000 peserta. Tentu ketika pertama mendengar berita tersebut kita langsung tercengang, luar biasa. Lantas bagaimana orang tua Nono mendidik sehingga ia menjadi anak berprestasi. Berikut tips atau pesan inspiratif dari Nuryati Seran selaku ibu Nono. Pertama , anak harus dikenalkan terlebih dahulu tentang isi kitab suci. Setelah mampu membaca kitab suci merupakan hal yang utama. Karena kitab suci adalah pondasi umat beragama. Jika dalam konteks Nono ia mempelajari Bibel dan konteks kita adalah Al Qur'an. Setelah kitab suci jangan lupa dekatkan mereka dengan Tuhan lewat bermacam doa. Dengan segala aktivitas ketuhanan tersebut harapan kita mereka akan se

Metode An Nahdliyah

Oleh : Woko Utoro Jika mendengar anak-anak mengaji kadang saya suka merinding sendiri. Bagi saya anak-anak bisa mengaji adalah hal yang luar biasa terlebih buat orang tuanya. Dalam hal ini guru yang mengajarkannya tentu sungguh luar biasa. Membuat anak bisa mengaji tentu bukan hal yang mudah. Ada banyak strategi yang harus disiapkan salah satunya metode pembelajaran dan buku pedoman. Salah satu buku metode cepat belajar Al Qur'an adalah metode An Nahdliyah. Tentu sebelum mengenal An Nahdliyah kita sangat familiar dengan Iqra. Atau mungkin saat ini sangat banyak berkembang buku metode cepat membaca Al Qur'an seperti Yanbu'a, Tilawati, Qiraati, Tahsil, Ummi, Abana, Utsmani, Tartil, Barqy, Baghdadi dll. Banyaknya buku metode cepat membaca Al Qur'an semua tujuannya sama yaitu memudahkan santri untuk mempelajari kitab suci umat Islam tersebut. Metode An Nahdliyah mungkin baru saya ketahui ketika pertama kali di Tulungagung. Di sini hampir setiap langgar mushola atau di beber

Baca Qur'an dengan Istiqomah

Woks Ba'da ngaji tafsir Jalalain Abah Sholeh dawuh kepada para santri untuk nderes Al Qur'an. Nderes Qur'an dimaknai sebagai tadarus atau membaca Al Qur'an. Jarang-jarang beliau dawuh seperti pengajian kali ini. Dari itulah setiap beliau dawuh saya selalu tidak ingin ketinggalan untuk segera menuliskannya. Kata beliau nderes Qur'an najan telung ayat ben dinten supoyo urip e tentrem. Bacalah Al Qur'an walaupun tiga ayat agar hidup terasa tentram. Kata beliau jika tidak percaya coba rasakan saja. Karena Al Qur'an adalah sumber hidup umat Islam. Jika umat Islam sudah jauh dari kitab sucinya maka bersiaplah lahirlah petaka. Inti dari amalan apapun sebenarnya terletak pada istiqomah. Maka dari itu beliau menekankan nderes Al Qur'an. Kata beliau nderes Qur'an itu tidak usah banyak-banyak sampai se-juz tapi setelah itu tidak baca lagi. Yang terpenting itu se ayat dua ayat akan tetapi terjadi konsistensi. Di sanalah nanti akan ada rahasianya tersendiri. Dari

Sang Penyendiri

Woks Tak ada hal yang menyedihkan selain kesendirian. Sendiri memang selalu berbalut sepi sedangkan suwung sebuah kondisi yang berbeda dari sekadar sepi. Sepi dan suwung memang dua entitas yang berbeda. Jika sepi merupakan kondisi di mana seseorang merasa sendiri sedangkan suwung sebuah keadaan di mana seseorang tengah melakukan pengosongan. Akan tetapi keduanya bisa bermakna material maupun dimensi batin. Tidak semua orang tentu suka dengan kesendirian atau kesepian. Tapi tidak sedikit pula ada orang yang mampu merayakan kesepiannya. Mungkin saja sepi dan sendiri tercipta atas dasar sikap dan pikiran. Keduanya tentu sangatlah psikologis sekali dan bisa dengan mudah diciptakan oleh siapapun. Berikut ada beberapa tipe orang yang menyukai kondisi menyendiri dalam psikologi disebut juga introvert . Pertama , ada orang yang menyediri secara absolut. Tipe orang ini sangat sulit untuk diajak komunikasi lebih lagi interaksi. Barangkali kamar dan kesunyian merupakan tempat ternyaman yang ti

Mengenang Sang Intelektual Organik

Oleh : Woko Utoro Siapa yang tidak kenal dengan Prof Azumardy Azra. Sang begawan Islam Indonesia dan guru bangsa yang banyak dikagumi baik di dalam maupun luar negeri. Namanya sulit untuk dilupakan terlebih jika menyebut sejarah perkembangan Islam di Nusantara. Karya disertasinya Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII mengabadi. Semua orang yang ingin mempelajari sejarah Islam di Nusantara pastinya harus wajib membaca karya disertasinya. Prof Azumardy Azra adalah seorang guru besar sejarah Islam di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Ia wafat pada Minggu 18 September 2022 di RS Serdang Selangor Malaysia. Kemangkatanya di usia 67 tahun tak lain sesuai laku hidupnya yaitu untuk ilmu. Ia berpulang setelah mendapat perawatan dan sebenarnya ia akan menjadi pembicara dalam sebuah seminar internasional Persidangan Antarbangsa Kosmopolitan Islam, yang diselenggarakan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM). Azumardy Azra atau orang memanggilnya Buya Edi merupakan put

Mi'raj Sebagaimana Rasulullah

Woks Malam Jum'at kemarin saya bisa berziarah ke warkop ngaji ngopi. Kali ini saya ditemani member anyaran yaitu Ocit dari Jombang. Niat saya ke sana tentunya berganda selain ngaji sambil ngopi, nostalgia dan tentu silaturahmi. Alhamdulillah kendati hujan turun hampir tiap sore tapi tidak menyurutkan langkah kami untuk ke sana. Menurut kami kehadiran kali ini sebuah keberuntungan karena pasti akan mendapat banyak ilmu. Di sana narasumber sekaligus guru kami sudah hadir. Mereka adalah Gus Abdillah Subikhin (Tawangsari) dan Ustadz Dr Rizqa Ahmadi (Dosen Tasawuf dan Hadits UIN SATU Tulungagung). Kebetulan kedua beliau sudah saya kenal sejak menjadi mahasiswa S-1. Maka dari itu pertalian tersebut perlu saya sambung lagi mungkin sekedar menyebutnya sebagai isi ulang. Termasuk juga dengan moderator kondang yaitu Mas Anwar Isbanison yang sejak di kelas merupakan rival abadi. Kali ini entah ngaji ngopi menginjak edisi keberapa. Yang jelas konsep dengan rangkaian jajan di atas tergantung me

Ngaji Literasi Edisi Buku Kaca Benggala

Woks Minggu kemarin (12/2/23) tepatnya di pagi hari cuaca begitu cerah. Hari pun nampak teristimewa karena acara ngaji literasi kembali digelar setelah sekian kama vakum diterpa badai kesibukan. Kali ini ngaji literasi yang diinisiasi oleh Sahabat Pena Kita (SPK) Tulungagung dimulai kembali dan menghadirkan Mas Roni Ramlan selaku penulis buku Kaca Benggala. Acara ini diberi pengantar oleh Prof Ngainun Naim tak lain merupakan pembina di SPK TA. Singkat kisah acara yang berlangsung sekitar satu jam via live IG tersebut sangatlah menarik untuk diabadikan dalam sebuah catatan. Berikut beberapa hal menarik yang dapat saya catat dalam proses ngaji literasi tersebut. Kebetulan saya didaulat sebagai moderator dalam acara tersebut. Pertama, dalam sambutannya Prof Ngainun Naim menyampaikan tiga hal yang sangat penting yaitu berkaitan dengan urgensi diskusi, media menulis dan tradisi rutinan. Menurut Prof Naim menghidupkan kembali tradisi ngaji literasi sangatlah bagus untuk merangsang lagi ghira

Mursyid Milenial

Woks Sudah lama saya ingin bertemu beliau. Akhirnya pertemuan itu terjadi juga. Ya sejak satu hari lalu saya sengaja menghubungi beliau dengan kebutuhan mengantar teman izin penelitian. Kebetulan beliau mengiyakan dan akhirnya saya, Mba Fatim, Zul dan Fitria berkunjung ke ndalem beliau di Perum Permata Kota 2 Jepun. Beliau adalah Gus Syauqi. Ahmad Sauqi bin KH. Arif Mustaqim lebih tepatnya nama dosen kami ketika mengajar di jurusan Tasawuf Psikoterapi. Ketika sampai di ndalem beliau kami disambut hangat dan langsung mengutarakan maksud dan tujuan datang ke sana. Akhirnya Mba Fatim sebagai yang memiliki hajat langsung bicara banyak hal dengan beliau. Tentu topik pembicaraan adalah seputar dunia thariqoh lebih khusus lagi Syadziliyah. Gus Syauqi adalah dosen saya ketika di S-1. Maka tidak salah kami langsung akrab dan berbincang banyak hal. Beliau mewarisi kemursyidan dari ayahnya yaitu Kiai Arif Mustaqim. Sedangkan Kiai Arif sendiri merupakan putra Kiai Mustaqim bin Husein Pondok PETA.

Pondok Yang Membisu

Woks Hampir 5 tahun lebih saya mondok di PPHS selalu mendapati suasana yang sejuk dan menentramkan. Dulu ketika santri masih berjumlah belasan orang pondok begitu asri dan nyaman. Akan tetapi seiring berjalannya waktu perubahan di tubuh pondok begitu cepat dirasakan. Hal itu setidaknya karena faktor bertambahnya jumlah santri. Di mana-mana rumusnya sudah jelas bertambahnya kuantitas belum menjamin kualitas. Bertambahnya jumlah sudah pasti akan banyak yang berubah. Saya tentu satu dari sekian santri yang mengikuti perkembangan pondok serta perubahannya. Baru kali ini perubahan itu nampak begitu mencolok. Penurunan kenyamanan di pondok sudah dirasakan sejak suksesi kepemimpinan dilakukan di bulan lalu. Dan hal itu masih bertahan hingga saat ini yang tentunya banyak faktor. Perubahan tersebut tentunya membuat kita miris. Bagi saya pegiat esensi perubahan tersebut sangat memilukan hati. Betapa tidak saat ini santri seperti bukan umumnya santri padahal jika dihitung-hitung santri di sini ju

Pondok Yang Membisu

Woks Hampir 5 tahun lebih saya mondok di PPHS selalu mendapati suasana yang sejuk dan menentramkan. Dulu ketika santri masih berjumlah belasan orang pondok begitu asri dan nyaman. Akan tetapi seiring berjalannya waktu perubahan di tubuh pondok begitu cepat dirasakan. Hal itu setidaknya karena faktor bertambahnya jumlah santri. Di mana-mana rumusnya sudah jelas bertambahnya kuantitas belum menjamin kualitas. Bertambahnya jumlah sudah pasti akan banyak yang berubah. Saya tentu satu dari sekian santri yang mengikuti perkembangan pondok serta perubahannya. Baru kali ini perubahan itu nampak begitu mencolok. Penurunan kenyamanan di pondok sudah dirasakan sejak suksesi kepemimpinan dilakukan di bulan lalu. Dan hal itu masih bertahan hingga saat ini yang tentunya banyak faktor. Perubahan tersebut tentunya membuat kita miris. Bagi saya pegiat esensi perubahan tersebut sangat memilukan hati. Betapa tidak saat ini santri seperti bukan umumnya santri padahal jika dihitung-hitung santri di sini ju

Proses Pencarian Kota Tua dalam Wujud Kedirian

Woks Dalam disiplin ilmu psikologi mencintai diri sendiri merupakan kewajiban. Betapa berharganya diri sendiri sampai-sampai kecenderungan biofil harus dipupuk dengan baik. Mencintai diri sendiri berarti mencintai hidup. Karena di era kekinian masih banyak orang kecewa dengan dirinya sendiri. Sudah berapa banyak kita disuguhkan kasus bunuh diri. Padahal Tuhan telah memberikan anugerah terbesar yaitu akal pikiran. Lewat akal itulah manusia lebih bernilai dari mahluk lainnya. Perihal diri memang suatu hal yang tak pernah usai. Dalam keilmuan tasawuf diri sejati tak akan bisa ditemukan jika tanpa adanya bimbingan guru. Karena jika seseorang telah menemukan dirinya maka ia menemukan siapa Tuhannya. Lain lagi dengan disiplin ilmu filsafat manusia diibaratkan kota tua yang hilang dan sebelumnya pernah ada. Kota tua itulah yang disebut sebagai kedirian. Sebuah makna mendalam yang mengajak kita berpikir apakah diri ini nama misalnya Paijo, jasad, ruh atau siapa. Di sanalah proses pencarian ter

Theme Song dan Qasidah Persembahan Satu Abad NU

Merawat Jagat Membangun Peradaban Cipt. Dr. (HC) KH. Ahmad Mustofa Bisri SubhãnaLlãh, Allãhu Akbar Maha Suci Allah, Maha Besar Khidmah Jam'iyah Nahdlatul Ulama Telah mencapai seabad lamanya Sudah seabad sejak kebangkitannya Ulama bersama pengikut-pengikutnya Istiqamah dan setia Jaga Akidah dan sunnah RasulNya Alhamdulillah, segala puji baginya Ulama bersama pengikut-pengikutnya Istiqamah dan setia Menjaga Agama, Nusa dan bangsa Mari kuatkan niat kita Kita bulatkan tekad kita Terus lanjutkan amal kita Mengembangkan khidmah kita Menebar kasih-sayang semesta Membangun peradaban baru yang mulia Tuk kedamaian dan bahagia Bersama Dalam ridha Allah Tuhan yang Maha Esa ................. Qasidah Nahdliyah Satu Abad Nahdlatul Ulama Cipt. Dr. (HC) KH. Afifuddin Muhajir بنهضة العلما انهض عزاىٔمنا نرعى بها المجد والإسلام والوطنا جمعيّة أسّستها خير كوكبة كأنّها البرق فى الظّلماء حين سنا لقد بن حضرة الشيخ الأساس لها أي هاشم أشعرى أعظم به مننا من شيخنا أى خليل في إشارته قطب الولا يه من ربّ

Keorganisasian dan Kemajuan

Woks Alhamdulillah jum'at kemarin saya diberi kesempatan oleh teman-teman di DEMA FUAD UIN SATU Tulungagung untuk mengisi diklat keorganisasian. Acara tersebut diinisiasi oleh kepengurusan DEMA FUAD yang baru. Bertempat di rumah Mbak Rana Ringinpitu acara tersebut berjalan dengan lancar. Kebetulan saya adalah pemateri penutup dalam acara tersebut. Dengan membawa tema "Memperkuat sinergisitas dan solidaritas dalam DEMA FUAD untuk FUAD maju" harapannya tentu membutuhkan semangat kebersamaan untuk mewujudkannya. Kata kuncinya adalah kemajuan dan bagaimana indikatornya hal itu yang saya bahas mendalam pada sebuah materi keorganisasian. Karena keterbatasan waktu sebenarnya materi keorganisasian dibuat lebih awal sebelum sarasehan. Akan tetapi fakta di lapangan berkata lain materi keorganisasian justru sebagai penutup dan sebelumnya ada antropologi kampus, kajian literasi dan sarasehan. Singkat kata dalam materi saya menyampaikan banyak seputar pengalaman berorganisasi dan baga

Pidato Isra Mi'raj di SDN Ringinpitu 1 Tulungagung

Woks اسلام عليكم ورحمه الله وبركاته الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُوْرِ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِ الْمُرْسَلِيْنَ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ بسم الله الرحمن الرحيم  سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ (الإسراء: ١) Hadirin-hadirat yang berbahagia, bapak ibu dewan guru dan anak-anak ku yang kami banggakan. Pada kesempatan kali ini izinkanlah bapak menyampaikan pidato tentang spirit shalat untuk kehidupan, spesial di momen peringatan isra mi'raj Nabi Muhammad SAW 1444 Hijriah.  Alhamdulillahirabbil alamiin, puja puji syukur senantiasa kita persembahkan untuk Allah swt Tuhan semesta alam yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada kita semua tanpa kurang suatu apapun. Shalawat teriring salam semo

Guru Agama dan Guru Olahraga

Woks Sudah jamak jika di sebuah lembaga pendidikan utamanya sekolah memiliki guru agama dan guru olahraga. Guru olahraga tentu membimbing siswa menjadi sehat jasmani serta mampu menentukan bakat dalam bidang olah jasmani tersebut. Sedangkan guru agama memastikan kemampuan peserta didik dalam bidang amaliyah ubudiyah termasuk kesehatan rohani. Di sebuah sekolah biasanya hanya terdapat masing-masing satu guru agama dan olahraga. Atau sebaliknya jumlah guru agama lebih banyak karena sekolah agama misalnya. Sedangkan di sekolah umum (baca: nasional) keduanya memiliki porsi yang sama. Ketika jumlah guru agama lebih banyak apakah benar sekolah tengah mengalami hal yang gawat. Nyatanya tidak demikian. Baik guru agama maupun guru olahraga nyatanya memiliki perannya tersendiri. Dua guru tersebut sejatinya sedang membangun sisi-sisi pada manusia dalam hal ini jasmani dan ruhani. Keduanya saling berkolaborasi untuk dapat mewujudkan manusia yang seutuhnya. Sebab dewasa ini banyak manusia yang tida

Daun Gugur

Woks Ku lihat tiap pagi daun-daun begitu hijau, tersenyum dan menyegarkan. Di antara dahan-dahannya menjadi tempat bertengger para burung yang bernyanyi. Kadang mereka ikut berdendang bersama siul-siul angin yang berhembus. Daun selalu menjadi simbol kehidupan dibandingkan akar. Daun adalah yang paling setia menahan sengatan sinar matahari. Daun-daun memang sangat bahagia di antara rimbun-rimbunnya. Kadang mereka suka cita saat bunga-bunga bermunculan. Bunga yang menjadikannya buah dan tentunya cocok buat cuci mata. Daun memang sudah berkomitmen sejak lama saat perjanjian mereka dengan beberapa ulat. Lalu ulat itu melilit daun dan menjadikannya rumah. Rumah tempat menyimpan telur yang dijadikannya kepompong lalu berubah kupu-kupu. Tak hanya itu daun-daun kering menjadi santapan para burung menyusun sarangnya. Saat siang daun-daun terasa gagah. Mereka menjelma payung dengan rimbunnya. Mereka sayup-sayup merayu para pejalan untuk berteduh di bawahnya. Mereka juga menjadi atap tempat bert